Sukses

Rights Issue, Bank Raya Indonesia Terbitkan 3,5 Miliar Saham

PT Bank Raya Indonesia akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 melalui rights issue.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) akan menambah modal dengan mekanisme hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (17/8/2022), PT Bank Raya Indonesia Tbk akan menawarkan sebanyak-banyaknya 3,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100 melalui rights issue. Jumlah saham itu setara 15,39 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan pada 31 Juli 2022.

Perseroan akan memakai dana rights issue untuk memperkuat permodalan perseroan yang dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dan penyaluran kredit. Perseroan berharap aksi korporasi ini dapat berkontribusi positif terhadap kinerja keuangan perseroan.

"Penguatan struktur permodalan ini diharapkan mendukung kegiatan usaha perseroan ke depan. Yang pada akhirnya akan menciptakan value bagi pemegang saham dan pemangku kepentingan serta untuk pemenuhan kewajiban perseroan berdasarkan POJK Nomor 12/2020,” tulis perseroan.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 22 September 2022.

Perseroan menggelar aksi korporasi ini seiring perseroan telah mencanangkan aspirasi baru yaitu The Best Digital Bank by Becoming House of Fintech and Home for Gig Economy.

Dengan aspirasi ini, perseroan memiliki arah kebijakan untuk mengembangkan produk bank digital melalui pendekatan B2C dengan menggunakan direct sales dari community branc, serta melalui pendekatan B2B2C dengan menjalin business partnership dengan fintech untuk memperkuat customer base.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Implementasi Teknologi

Perseroan juga berencana untuk melakukan implementasi teknologi untuk memperkuat infrastruktur digital, melakukan pengembangan digital talent, serta melakukan pengelolaan legacy business secara prudent.

Untuk mengakselerasi transformasi tersebut, Perseroan berencana membangun pondasi keuangan yang kuat untuk business model yang baru melalui penguatan permodalan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai ekspansi modal kerja dalam menyalurkan pinjaman maupun memperkuat pendanaan kepada segmen market yang baru, terutama segmen Gig Economy.

Selain itu, Perseroan juga diwajibkan untuk memiliki modal inti minimum berdasarkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum (POJK No. 12/2020). Adapun jumlah dana yang diterima hasil PMHMETD X nantinya akan tetap memperhatikan kondisi pasar.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kinerja Kuartal I 2022

Sebelumnya, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) atau disebut Bank Raya mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp47,71 miliar pada kuartal I 2022. Laba tersebut naik 167,03 persen  apabila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Beberapa indikator lainnya yang mengalami peningkatan secara pesat adalah perbaikan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) menjadi sebesar 4,81 persen dari periode sebelumnya 3,39 persen dan pendapatan operasional lainnya yang meningkat sebesar 558,02 persen (year on year/yoy).

Pembukuan laba tersebut, didorong oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya yang diperoleh dari penerimaan kembali aset keuangan yang telah dihapus buku/recovery write off sebesar Rp22,51 miliar atau meningkat 633,33 persen yoy.

Kinerja ini dapat dicapai dengan terus memperhatikan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan usaha serta dengan mengingat proses transformasi bisnis Bank Raya yang masih berjalan.

Pada kuartal I 2022, dari sisi aset, Bank Raya menyalurkan kredit yang diberikan sebesar Rp9,53 triliun, sementara dari sisi liabilitas Bank Raya menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp10,15 triliun.

Meskipun terdapat penurunan dibandingkan periode sebelumnya, Perseroan menilai hal itu dampak langkah strategis Perseroan untuk melakukan penataan kembali portofolio bisnis untuk fokus kepada pengembangan bisnis digital, khususnya di tengah proses transisi dari bisnis legacy Bank Raya.

Kinerja positif Bank Raya juga ditunjukkan melalui perbaikan sejumlah rasio keuangan, seperti rasio gross non-performing loan/gross NPL sebesar 1,40 persen, lebih baik dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 4,76 persen.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Secara khusus pinjaman digital Bank Raya, membukukan tingkat NPL yang lebih rendah, yaitu sebesar 0,21 persen. Jumlah pinjaman digital Bank Raya yang meliputi Pinang Connect, Pinang Maksima, Pinang Performa, dan Pinang Flexi tercatat sebesar Rp505 miliar.

"Strategi untuk mencapai profitabilitas pada tahun ini kami fokuskan menjadi dua strategi, yakni strategi ekspansi dengan pemanfaatan ekosistem BRI Group untuk pertumbuhan bisnis digital dan strategi perbaikan kinerja bisnis legacy Perseroan yang terus-menerus, yaitu fokus pada kualitas aset dan recovery, tutur ujar Direktur Utama Bank Raya Kaspar Situmorang, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (27/4/2022).

Ia menambahkan, perbaikan kinerja Perseroan juga secara khusus ditujukan untuk pencapaian kegiatan operasional yang lebih efisien dan customer experience yang terus ditingkatkan dari waktu ke waktu.

Bank Raya, sebagai bagian dari BRI Group, juga telah mengoptimalkan ekosistem BRI yaitu melalui peranan Agen BRILink dengan produk Pinang Paylater yang telah diluncurkan pada 8 Oktober 2021.

Hingga posisi terakhir, total disbursement digital loan Pinang Paylater adalah sebesar Rp176 miliar dengan jumlah number of accounts/NoA sebanyak kurang lebih 5.700 Agen BRILink.

"Kami melihat peluang pada Agen BRILink dalam kegiatan operasional sehari-hari, di mana dalam rangka memfasilitasi para Agen BRIlink yang mengalami short cash liquidity untuk penyediaan dana, BRI dan Bank Raya bekerja sama menyediakan fasilitas instant financing atau pinjaman berupa dana talangan yang dapat digunakan agen untuk memenuhi permintaan transaksi pelanggan,” tutur dia.