Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, 18 Agustus 2022 diprediksi menguat terbatas. Investor dapat mencermati saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).
Head of Technical Analyst Research BNI Sekuritas, Andri Zakarias Siregar menuturkan, secara teknikal, IHSG terlihat berpeluang mengalami kenaikan terbatas, dari candle tweezer bottom dan closed di atas 7.081.
Baca Juga
"Trend bullish, selama di atas 6.910. IHSG closing di atas 5 day MA (7.120). Indikator MACD bullish, stochastic overbought, masih dalam pola pennant, candle tweezer bottom. Selama di di atas support 6.910, IHSG masih berpeluang bullish, target 7.070 (DONE), 7.130 (DONE)- 7.175 (DONE) - 7.218/7.258. Dominan power buy. Range breakout berada di 7.021 - 7.258,” tutur Andri dalam risetnya, Kamis (18/8/2022).
Advertisement
Level resistance IHSG pada perdagangan hari ini berada di 7.154/7.181/7.218/7.258, sementara level support berada di 7.120/7.070/7.032/7.000/6.969, dengan perkiraan range 7.080 - 7.181.
Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Liesyaputra menuturkan, kemarin indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,50 persen, begitu juga dengan indeks S&P 500 yang terkoreksi 0,72 persen, bahkan indeks Nasdaq turun lebih dalam sebesar 1,25 persen.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saham Pilihan
“Penurunan indeks terjadi setelah adanya risalah The Fed yang menyatakan bahwa lembaga tersebut masih akan melanjutkan kenaikan suku bunga yang agresif sampai dapat mengatasi inflasi. Adapun yield treasury 10 tahun naik sekitar 7 basis poin menjadi 2,9 persen,” tutur Maxi.
Kemudian bursa eropa bergerak melemah pada perdagangan kemarin, sementara indeks bursa regional Asia Pasifik mencatat penguatan, dimana Nikkei mencatatkan penguatan yang signifikan di atas 1 persen, penguatan ini pun disusul oleh Shenzen Index.
Investor dapat mencermati saham BBCA dengan rekomendasi buy if break di atas 7.975 target 8.050/8.200 stop loss di bawah 7.750. Kemudian saham ASII dengan rekomendasi speculative buy target 7.050/7.175 stop loss di bawah 6.700.
Investor juga dapat mencermati saham ADRO dengan strategi speculative buy target 3.240/3.350 stop loss di bawah 3.030/2.890 dan saham AMRT direkomendasikan speculative buy target 1.965/1.975 stop loss di bawah 1.850.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penutupan IHSG pada Selasa 16 Agustus 2022
Sebelumnya, bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan Selasa, 16 Agustus 2022 didorong reli perusahaan real estate China dan tambang di Australia.
Pada penutupan perdaganan Selasa pekan ini, indeks Jepang Nikkei mendatar di posisi 28.871,78. Indeks Topix melemah 0,15 persen ke posisi 1.984,96. Indeks Kospi menguat 0,22 persen ke posisi 2.527,94.
Indeks Australia ASX 200 mendaki 0,58 persen ke posisi 7.064. Hal tersebut didorong saham BHP naik 4,09 persen. Sementara itu, saham di Jepang melemah. Saham Nissan, Honda, dan Mitsubishi susut 1 persen.
Bursa saham China menguat. Indeks Shanghai bertambah 0,02 persen dan indeks Shenzhen naik 0,08 persen. Sedangkan indeks Hong Kong Hang Seng truun 1,43 persen.
Saham real estate China melonjak setelah Beijing mengatakan China Bond Insurance Co Ltd milik negara memberikan jaminan untuk menerbitkan obligasi lokal termasuk Longfor Group yang tercatat di Hong Kong.
Indeks Hang Seng turun 1,73 persen seiring saham Tencent, Ping And dan Petrochina melemah. Saham Longfor naik 11 persen. Saham Country Garden naik 9 persen.
Penutupan Wall Street 17 Agustus 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 17 Agustus 2022. Reli yang telah mendorong harga lebih tinggi sejak Juni tampak kehilangan tenaga.
Di sisi lain, pelaku pasar juga menilai data ritel terbaru dan risalah dari the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 171,69 poin atau 0,5 persen ke posisi 33.980,32. Indeks S&P 500 susut 0,72 persen menjadi 4.274,04. Indeks Nasdaq tergelincir 1,25 persen menjadi 12.938,12.
Indeks Dow Jones menghentikan kenaikan beruntun dalam lima hari tetapi menyelesaikan sesi mingguan yang sedikit positif hingga kini. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing tergelincir 0,14 dan 0,84 persen sejak awal pekan.
Saham bergejolak karena pelaku pasar menilai risalah pertemuan the Fed terbaru menunjukkan bank sentral akan melanjutkan kenaikan agresif hingga dapat meredam inflasi.
Pada saat yang sama, the Fed juga mengindikasikan dapat segera memperlambat kecepatan pengetatannya, sementara juga mengakui keadaan ekonomi dan risiko penurunan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).
Advertisement
Pelaku Pasar Cermati Laba Ritel
“Peserta menilai ketika sikap kebijakan moneter semakin diperketat, kemungkinan akan menjadi tepat di beberapa titik untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga sambil menilai efek penyesuaian kebijakan kumulatif pada kegiatan ekonomi dan inflasi,” kata risalah tersebut dilansir dari CNBC, Kamis (18/8/2022).
Sementara itu, pelaku pasar juga terus menyisir laba korporasi dari sektor ritel. Saham Target tergelincir 2,6 persen setelah membukukan laba jauh dari harapan karena bergulat dengan kelebihan persediaan. Lowe mengakhiri sedikit lebih tinggi meskipun kuartal beragam.
Data penjualan ritel yang dirilis Rabu mendatar pada Juli, meskipun konsumen memang meningkatkan belanja online.
“Tidak mengherankan melihat pasar mengambil nafas dari reli musim panas yang sedang berlangsung,” ujar Direktur Pelaksana E-Trade Financial, Chris Larkin.
Ia menambahkan, pasar mencari tanda-tanda perlambatan kenaikan suku bunga yang tampaknya telah memicu kenaikan baru-baru ini akan datang. “Investor harus tetap gesit dan terus mengharapkan volatilitas karena kita mungkin belum keluar dari masalah,” kata dia.