Sukses

RUPST Ancol Tunjuk Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso Jadi Komisaris

RUPST PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) merombak susunan pengurus termasuk direksi dan komisaris.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) merombak direksi dan komisaris. Gubernur DKI Jakarta periode 1997-2007 Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso resmi diangkat sebagai komisaris Pembangunan Jaya Ancol bersama dengan Geisz Chalifah.

Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Pembangunan Jaya Ancol pada Kamis, 18 Agustus 2022.

"Sutiyoso, yang pernah menjabat 10 tahun sebagai Gubernur DKI dan pernah menjadi Kepala Badan Intelijen Nasional, tentunya akan membawa pengalaman yang luas dan perspektif yang luar biasa bagi Ancol,” kata Komisaris baru Perseroan, Geisz Chalifah, dalam keterangan resminya, ditulis Jumat (19/8/2022).

Kemudian, RUPST Perseroan mengangkat dan menetapkan manajemen yang baru, dengan susunan komisaris dan direksi sebagai berikut:

Komisaris Utama dan Independen : Thomas Trikasih Lembong

Komisaris : Geisz Chalifah dan Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso

Direktur Utama : Winarto

Direktur : Daniel Nainggolan, Eddy Prastiyo, dan Cahyo Prakoso

RUPST juga memberhentikan dengan hormat direksi sebelumnya, yaitu Teuku Sahir Syahali, Febrina Intan, Wing Antariksa, Budi Santoso, dan Suparno.

Komisaris Utama Perseroan, Thomas Trikasih Lembong mengatakan, penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi demi meningkatkan kinerja perusahaan.

"Penyegaran manajemen merupakan hal yang umum terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan. Ancol akan terus berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air,” kata Thomas.

Teuku Sahir Syahali sendiri setelah menyelesaikan masa baktinya akan diberikan penugasan baru di PT Pembangunan Jaya (salah satu pemegang saham utama Perseroan).

Sementara itu, Wing, Suparno, Budi, dan Febby, yang masing-masing telah memberikan kontribusi yang amat signifikan kepada transformasi Ancol, akan menempuh tahapan karier berikutnya di berbagai sektor seperti BUMD, BUMN, dan swasta.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Susunan Pengurus Perseroan

Selain itu, Direktur Utama baru PJAA Winarto pernah menjabat sebagai Direktur Utama Pusat Pengelolaan GBK (Gelora Bung Karno) pada 2016-2021, termasuk saat Asian Games 2018. Dia juga memiliki sejarah panjang dengan Ancol, menghabiskan sekitar 12 tahun pada posisi direksi di Ancol.

Sedangkan, Daniel pernah menjabat Direktur Keuangan Ancol sebelumnya pada 2016-2019. Daniel ini membawa latar belakang yang dalam di pasar modal dan pasar uang dari karier di Standard Chartered Bank dan BNI Sekuritas.

Tak hanya itu, Eddy juga mempunyai sejarah panjang dengan Ancol dengan telah berkarir selama 20 tahun dimana jabatan akhir beliau merupakan Senior Vice President di PT Pembangunan Jaya Ancol dan Direktur Bisnis dan Operasi PT Taman Impian Jaya Ancol.

Lalu, Cahyo pun membawa pengalaman yang luas dan dalam di sektor Properti dan Real Estate.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, Jumat, 19 Agustus 2022, saham PJAA stagnan di posisi Rp 615 per saham. Saham PJAA dibuka di Rp 615 per saham. Saham PJAA berada di level tertinggi Rp 625 dan terendah Rp 615 per saham. Total frekuensi perdagangan 42 kali dengan volume perdagangan 1.186 lota saham. Nilai transaksi Rp 73,4 juta.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Ancol Kantongi Pinjaman Rp 905 Miliar dari Bank DKI, untuk Apa Saja?

Sebelumnya, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) telah menerima pinjaman Rp 905 miliar dari Bank DKI. Perseroan mempertimbangkan untuk menarik pinjaman dari Bank DKI, salah satunya bagian dari sinergi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (2/1/2021), PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk meraih kredit Rop 905 miliar. Rincian kredit itu antara lain kredit modal kerja (KMK) senilai Rp 389 miliar dengan jangka waktu kredit satu tahun. Kredit modal kerja dengan roll over setiap tahun dan diteken pada 16 September 2021.

Kemudian kredit investasi senilai Rp 516 miliar. Pemakaian kredit untuk refinancing obligasi penawaran umum berkelanjutan II tahap 2 seri A sebesar Rp 516 miliar yang bakal jatuh tempo pada Februari 2022. Kredit investasi itu sudah diteken pada 20 Desember 2021.

Direktur PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Suparno menyebutkan, pinjaman tersebut didesain secara club deal antara Bank DKI dan lender lain.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

"Namun, dalam diskusi dengan para lenders, Bank DKI yang akan menyerap dahulu porsi pembiayaan kredit investasi Rp 516 miliar yang kemudian bisa di sell down ke lenders lainnya,” tulis dia dalam keterbukaan informasi BEI.

Adapun alasan Bank DKI ikut dalam club deal ini antara lain sudah terjalin kerja sama yang cukup lama dengan Bank DKI. Bank DKI menawarkan struktur pinjaman jangka panjang dengan suku bunga kompetitif. “Kolaborasi dalam bidang pemasaran digital dan bagian dari sinergi BUMD,” ujar dia.

Ia menuturkan, seperti yang disampaikan dalam keterbukaan informasi perseroan pada 22 Desember 2021 telah dilakukan penandatanganan kredit Rp 516 miliar untuk refinancing obligasi berkelanjutan II Jaya Ancol tahap II seri A yang akan jatuh tempo pada Februari 2022.

"Refinancing ini dilakukan perusahaan dalam rangka reprofiling utang jangka pendek menjadi jangka panjang sehingga akan memperkuat cashflow jangka panjang yang lebih stabil,” tutur dia.