Sukses

Aksi Beli Saham oleh Investor Asing Sentuh Rp 3,18 Triliun

Aksi beli bersih saham oleh investor asing mencapai Rp 3,18 triliun pada 15-19 Agustus 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Investor asing masih melanjutkan aksi beli saham pada perdagangan 15-19 Agustus 2022. Analis menilai hal tersebut didorong laporan keuangan emiten yang positif dan harga komoditas.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (21/8/2022), investor asing melakukan aksi beli saham Rp 17,11 triliun dan aksi jual Rp 13,93 triliun pada 15-19 Agustus 2022. Dengan demikian, aksi beli bersih saham oleh investor asing mencapai Rp 3,18 triliun.

Analis  Kana Hita Solvera Andhika Cipta Labora menilai aksi beli investor asing pada pekan ini didorong dari perekonomian Indonesia yang baik dan memiliki fundamental kuat. 

"Baik karena membuktikan perekonomian Indonesia bagus dan memiliki fundamental yang kuat dan juga emiten-emiten yang ada di BEI membukukan kinerja bagus,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu (21/8/2022).

Andhika mengatakan, sentimen yang mempengaruhi aksi beli investor asing karena saham bluechip membukukan laporan keuangan semester I 2022 yang positif.

"Baiknya laporan keuangan semester I, saham bluechip menjadi daya tarik masuknya investor asing," ujar dia.

Andhika menyebutkan, hingga akhir 2022, terdapat sentimen yang bayangi aksi investor, salah satunya inflasi tinggi di Amerika dan Eropa.

"Inflasi tinggi di Amerika dan Eropa menjadi ancaman untuk perekonomian global. Adanya potensi BI menaikan suku bunga pada semester II 2022," ungkapnya.

Sementara itu, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengungkapkan, pekan ini investor asing kembali melakukan aksi beli yang cukup signifikan. Hal ini seiring Indonesia diuntungkan dari kenaikan harga komoditas.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Saham yang Dibeli Investor Asing pada 15-19 Agustus 2022

"Sebagai produsen komoditas sehingga Indonesia diuntungkan dari kenaikan harga komoditas dan juga hasil earning yang baik membuat investor asing kembali memborong saham-saham perbankan dan komoditas," kata Cheryl.

Ia menambahkan, salah satu sentimen yang bayangi aksi investor hingga akhir tahun, yakni terkait konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.

"Hingga akhir tahun pelaku pasar masih akan fokus pada perkembangan konflik geopolitik Rusia-Ukraina karena terkait harga komoditas, kebijakan moneter bank sentral AS, pertumbuhan ekonomi global," ujar dia.

Mengutip data RTI, sejumlah saham yang dibeli investor asing di seluruh pasar pada pekan ini antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1,3 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 622,4 miliar.

Kemudian saham PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 404,6 miliar, saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 282,4 miliar, dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 271,9 miliar.

Selain itu, saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) senilai Rp 130,1 miliar, saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) senilai Rp 101,3 miliar, saham PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) senilai Rp 83,2 miliar. Kemudian saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) senilai Rp 82,6 miliar, dan saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) senilai Rp 73,9 miliar.

 

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG pada 15-19 Agustus 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada 15-19 Agustus 2022. Pada pekan ini, laju IHSG dipengaruhi sentimen global dan domestik.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (20/8/2022), IHSG menguat 0,61 persen ke posisi 7.172,43 pada pekan ini. Pada pekan lalu, IHSG ditutup ke posisi 7.129,27. Kapitalisasi pasar bursa juga menguat 0,07 persen menjadi Rp 9.340,88 triliun. Kapitalisasi pasar bursa naik tipis Rp 7 triliun dari posisi pekan lalu di Rp 9.333,89 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh beberapa rilis data baik dalam negeri dan luar negeri.

Di antaranya ada pernyataan dari bank sentral Amerika Serikat (AS) ata the Federal Reserve (the Fed) yang akan lebih slowing down terhadap fed fund rate (FFR) yang diapresiasi oleh pasar. Hal ini terjadi meski rilis data penjualan rumah dan penjualan ritel turun tipis.

“Dari Indonesia ada rilis data neraca perdagangan yang masih positif meskipun agak turun dan indeks properti yang juga masih berada di level 1,72 persen,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, pidator dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai energi hijau dan ibu kota nusantara (IKN) turut sumbang kenaikan IHSG. "Hal-hal tersebut juga kami perkirakan sebagai sentimen atas aksi beli investor,” tutur dia.

Untuk pekan depan, Herditya prediksi, IHSG rawan koreksi dengan menguji area koreksi terdekat di 7.100-7.160 dengan level support di 7.080 dan resistance di 7.230. Adapun sentimen yang pengarugi yaitu ada riils suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau 7 day reverse repo rate.

 

4 dari 4 halaman

Emisi Obligasi

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi harian bursa turun 9,48 persen menjadi Rp 12,58 triliun dari Rp 13,90 triliun pada penutupan pekan lalu.

Rata-rata volume transaksi harian bursa susut 4,2 persen menjadi 24,65 miliar saham dari 25,73 miliar saham pada penutupan pekan lalu. Rata-rata frekuensi harian bursa menjadi 1.251.397 transaksi dari 1.305.619 transaksi pada penutupan pekan sebelumnya.

Adapun pada Jumat, 19 Agustus 2022, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 949,58 miliar. Sepanjang 2022, investor asing membukukan beli bersih Rp 63,51 triliun.

Pada Kamis, 18 Agustus 2022, Obligasi Berkelanjutan V Pegadaian Tahap II Tahun 2022 (obligasi) dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Pegadaian Tahap II Tahun 2022 (Sukuk) yang diterbitkan oleh PT Pegadaian resmi dicatatkan di BEI.

Nilai obligasi yang dicatatkan Rp 1,87 triliun dan Rp 1,12 triliun  untuk Sukuk Mudharabah. Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) untuk Obligasi ini adalah idAAA (Triple A) dan untuk Sukuk Mudharabah adalah idAAA(sy) (Triple A Syariah).

Bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini adalah PT Bank Mega Tbk. Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 90 emisi dari 66 emiten senilai Rp109,98 triliun.

Dengan seluruh pencatatan tersebut, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 510 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp456,97 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 125 Emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 156 seri dengan nilai Rp4.910,77 triliun dan USD211,84 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 Emisi senilai Rp3,98 triliun.