Liputan6.com, Jakarta - PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengembangkan integrasi layanan fixed dan mobile broadbrand melalui layanan fixed broadband IndiHome dan mobile dari Telkomsel.
Direktur Utama Telkom Indonesia, Ririek Adriansyah mengatakan, Indihome dan Telkomsel bukan merger, melainkan lebih ke arah Fixed Mobile Convergence (FMC).
Baca Juga
Adapun fixed mobile convergence (FMC) ini merupakan konsep perusahaan digital telekomunikasi yang tidak hanya menawarkan jaringan mobile. Namun, fixedbroadband dengan memakai teknologi yang sama. Konsep ini sebagai konvergensi dari sistem komunikasi fixed dan mobile yang ditunjukkan dari sisi terminal, jaringan dan service, demikian mengutip dari berbagai sumber.
Advertisement
"Sebenarnya bukan merger, tapi lebih ke arah Fixed Mobile Convergence (FMC),” kata Ririek kepada Liputan6.com, Minggu (21/8/2022).
Selain itu, Ririek menegaskan, dengan ada proses bisnis yang mulus, ke depannya bisnis dari grup Telkom ini akan jauh lebih baik lagi.
"Sehingga dengan adanya seamless proses bisnis, aturannya ke depan bisnis TelkomGroup akan jauh lebih baik lagi,” katanya.
Kemudian, aksi yang dilakukan Telkom tersebut akan memberikan sejumlah dampak positif, salah satunya mengurangi persaingan di antara produk dari Telkom.
"Kita mengurangi persaingan diantara produk Telkom, akan lebih fokus produknya/ Kedua dari sisi bisnisnya sendiri akan lebih lincah,” ungkapnya.
Sementara itu, Vice President Corporate Communications Telkomsel, Saki Hamsat Bramono mengatakan, saat ini Telkomsel secara intensif masih terus melakukan koordinasi bersama Indihome dan TelkomGroup sebagai induk usaha.
"Pada prinsipnya Telkomsel memastikan seluruh proses operasional dan pengambilan kebijakan perusahaan telah mengedepankan prinsip Good Corporate Governance (CGC) serta Business Judgement Rules sesuai aturan yang berlaku,” kata Saki.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tunggu Kesepakatan Pemegang Saham
Dengan sektor industri telekomunikasi yang semakin berkembang dan dinamis saat ini, Telkomsel terus berupaya untuk tetap relevan di setiap peta jalan transformasi perusahaan.
"Kami tentunya telah mempertimbangkan berbagai potensi yang menjanjikan untuk pengembangan portofolio perusahaan melalui setiap rencana strategi bisnis yang akan dijalankan, termasuk salah satunya untuk implementasi Fixed Mobile Convergence (FMC),” ujar dia.
Saki mengungkapkan, pada prinsipnya Telkomsel memastikan seluruh proses operasional dan pengambilan kebijakan perusahaan telah mengedepankan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sesuai aturan yang berlaku.
"Dalam rencana aksi korporasi tersebut, Telkomsel tunduk dan patuh terhadap keputusan dan kesepakatan yang akan ditentukan oleh para pemegang saham, yakni Telkom Indonesia dan Singtel (Singapore Telecom),” ujar dia.
Sedangkan, realisasi aksi korporasi tersebut masih menunggu kesepakatan serta keputusan para pemegang saham Telkomsel.
"Kami masih menunggu kesepakatan dan keputusan para pemegang saham Telkomsel, yakni Telkom Indonesia dan Singapore Telecom (Singtel),” ujar dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Kucurkan Pinjaman kepada TelkomSigma
Sebelumnya, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengucurkan pinjaman kepada PT Sigma Cipta Caraka pada 10 Agustus 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (14/8/2022), PT Telkom Indonesia Tbk memberikan pinjaman jangka pendek kepada Telkom Sigma sebesar Rp 410,68 miliar. Pinjaman jangka pendek ini diberikan untuk memperkuat kas Telkom Sigma yang mendukung rencana konsolidasi data center.
“Transaksi merupakan short term loan yang dilakukan oleh Telkom dalam rangka penguatan cash flow Telkom Sigma untuk mendukung rencana konsolidasi data center,” tulis Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi.
Telkom Sigma merupakan anak perusahaan dari Telkom dengan susunan kepemilikan saham sebesar 56,39 persen yang dimiliki oleh Telkom dan 43,61 persen dimiliki oleh PT Multimedia Nusantara. Sedangkan PT Multimedia Nusantara merupakan anak perusahaan dari Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 99,99 persen.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 12 Agustus 2022, saham TLKM melemah tipis 0,44 persen ke posisi Rp 4.550 per saham.
Saham TLKM dibuka stagnan Rp 4.570 per saham. Saham TLKM berada di level tertinggi Rp 4.600 dan terendah Rp 4.530 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.864 kali dengan volume perdagangan 1,84 juta saham. Nilai transaksi Rp 843,7 miliar.
Telkom Beri Pinjaman Rp 1,2 Triliun kepada Telkomsat
Sebelumnya, manajemen PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait shareholder loan kepada PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat). Telkom Indonesia menargetkan fasilitas shareholder loan mencapai Rp 1,2 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (4/6/2022), manajemen Telkom Indonesia mengatakan, target fasilitas shareholder loan Rp 1,2 triliun, dengan pencairan dilakukan bertahap sesuai dengan penyerapan biaya dalam proses pembangunan satelit.
Total pencairan shareholder loan yang sudah dilakukan hingga kini sebesar Rp 866 miliar. Rinciannya antara lain:
Tahap pertama November 2021 sebesar Rp 221 miliar
Tahap dua Desember 2021 sebesar Rp 132 miliar
Tahap tiga Maret 2022 sebesar Rp 397 miliar
Tahap empat Mei 2022 sebesar Rp 116 miliar
Perseroan telah melakukan transaksi afiliasi berupa shareholder loan kepada Telkomsat pada 13 Mei 2022 senilai Rp 116 miliar. "Pemberian shareholder loan kepada Telkomsat pada 13 Mei 2022 merupakan kelanjutan dari pendanaan proyek atas shareholder loan sebelumnya yaitu investasi satelit HTS,” ujar dia.
Adapun pinjaman tersebut bertenor tujuh tahun dengan grace periode tiga tahun. Shareholder loan memiliki jangka waktu JIBOR tiga bulan +2,5 persen.
Selain itu, Telkom juga menjelaskan mengenai pendirian PT Fita Sehat Nusantara (Fita) dan PT Kuncie Pintar Nusantara (Kuncie).
Advertisement
Pengembangan Fita dan Kuncie
Manajemen Telkom menyatakan, saat ini PT Telkomsel Ekosistem Digital (TED) dengan merek perusahaan yang diberi nama INDICO, PT Fita Sehat Nusantara (Fita), dan Kuncie Pintar Nusantara (Kuncie) telah melakukan kegiatan operasional.
Dalah kegiatan operasionalnya, Fita merupakan platform kesehatan yang menyediakan program gaya hidup sehat, konten relevan, serta fitur yang bertujuan mendorong masyarakat membangun kebiasaan baik, dan menerapkan gaya hidup lebih sehat sebagai betuk pencegahan agar tidak mudah terserang penyakit. "Sampat saat ini Fita telah dipercaya oleh lebih dari satu juta pengguna terdaftar,” tulis manajemen Telkom.
Sementara itu, Kuncie merupakan platform pembelajaran yang menyediakan akses bagi para mentor baik individual maupun institusi yang memudahkan mereka untuk membuka kelas online, menjual materi pembelajaran premium, dan mengadakan webinar, untuk melayani para entrepreneur dan profesional di Indonesia yang ingin belajar topik-topik yang dapat membantu meningkatkan skill mereka.
"Saat ini Kuncie telah melayani lebih dari satu setengah juta pengguna terdaftar,” tulis manajemen Telkom.
Adapun pemakaian dana dari penyertaan modal dari Telkomsel kepada PT Telkomsel Ekosistem Digital (INDICO) akan digunakan untuk pengembangan platform digital dan mendukung pertumbuhan bisnis portofolionya.