Sukses

Autopedia Buka Lima Titik Layanan Diler Mobil

Dengan pembukaan lima touch points baru tersebut, Autopedia Sukses Lestari telah memiliki total 21 touch points.

Liputan6.com, Jakarta - Emiten yang bergerak di bidang usaha lelang dan perdagangan eceran mobil bekas, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) giat mengembangkan online to offline used car dealer dengan membuka lima touch points (titik layanan untuk bisnis diler mobil bekas) baru Caroline di kota Semarang, Palembang, Makasar, Bali dan WTC Mangga Dua Jakarta. 

Dengan pembukaan lima touch points baru tersebut, Autopedia Sukses Lestari telah memiliki total 21 touch points, sudah melebihi target Perseroan untuk memiliki 20 touch points pada akhir 2022.

Untuk menggencarkan pengembangan merek dan meningkatkan interaksi dengan pelanggan, Caroline telah berpartisipasi di pameran otomotif nasional GIIAS 2022 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City lewat kolaborasi dengan Honda.

Melalui kerja sama tersebut, Caroline memberikan pilihan kepada pelanggan untuk menjual untuk menjual mobil bekasnya kepada Caroline ketika mereka membeli sebuah mobil Honda yang baru di acara tersebut.

Dengan memanfaatkan momentum pemulihan penjualan mobil nasional yang tengah berlangsung, ASLC mematok target transaksi 1.750 – 2.000 mobil hingga akhir tahun.

Merujuk data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) penjualan mobil wholesales secara kumulatif pada Januari-Juli 2022 mencapai 561.287 unit, meningkat 22  persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya 460.105 unit.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Penjualan Mobil

Dengan demikian, penjualan mobil wholesales pada 2022 sudah mendekati angka penjualan sebelum masa pandemi, yaitu pada Januari-Juli 2019 sebesar 570.331 unit. Dari data tersebut, Perseroan melihat pemulihan dalam permintaan mobil juga akan berimbas ke penjualan mobil bekas yang lebih sehat pada periode mendatang.

"Kita akan terus melanjutkan ekspansi, karena terlihat bahwa ekspansi yang dilakukan Perseroan pada kuartal pertama dan kedua telah membuahkan hasil, dimana pada kuartal kedua penjualan ASLC naik 29 persen secara kuartalan, dibandingkan kuartal I. Kami optimis, ASLC akan terus membukukan kinerja yang semakin baik,” kata Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jany Candra dalam keterangan resminya, Senin, 22 Agustus 2022.

Sementara itu, pada kuartal II 2022, ASLC mencatatkan kenaikan penjualan 29 persen secara kuartalan menjadi sebesar Rp 89,9 miliar.

Peningkatan penjualan tersebut berhasil diraih seiring dengan ekspansi usaha baru perseroan, yaitu dengan membuka 16 titik layanan O2O (online-to-offline) dealer mobil bekas dengan merek Caroline pada semester I 2022. Per 22 Agustus ini, Caroline telah mengoperasikan 21 titik layanan pelanggan yang tersebar di kota-kota utama di Indonesia.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

3 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) mengumumkan kinerjanya untuk periode enam bukan pertama pada 2022. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan lompatan penjualan 73 persen yoy menjadi sebesar Rp 159,5 miliar.

Seiring dengan ekspansi yang agresif, volume unit penjualan diler mobil bekas juga meningkat secara signifikan sebesar 63 persen secara kuartalan, dari 217 unit pada kuartal I 2022 menjadi 353 unit pada kuartal II 2022.

Presiden Direktur Autopedia Sukses Lestari, Jany Candra mengatakan, peningkatan penjualan tersebut seiring dengan ekspansi usaha baru perseroan, yaitu dengan membuka delapan titik baru untuk layanan diler mobil bekas O2O (online-to-offline) dengan merek Caroline pada kuartal kedua tahun ini. Sehingga, jumlah titik layanan Caroline sudah betumbuh menjadi 16 titik selama semester I, 2022.

Perseroan masih optimis dengan target untuk membuka 20 titik layanan untuk bisnis diler mobil bekas hingga akhir tahun ini.

Sementara, untuk bisnis lelang kendaraan bekas, penjualan selama semester I 2022 masih mengalami penurunan sekitar 27 persen yoy. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor eksternal yang berdampak terhadap sektor pembiayaan (financing), yang merupakan salah satu sumber utama pasokan kendaraan bekas.

"Sektor pembiayaan terpukul oleh pandemi pada 2020-2021, sehingga terpaksa mengurangi pencairan pinjaman pembelian kendaraan mereka kepada konsumen secara signifikan. Akibatnya, jumlah kendaraan tarikan (sitaan) berkurang selama beberapa tahun kemudian" kata Jany dalam keterangan resmi, Rabu, 27 Juli 2022.

 

4 dari 4 halaman

Alami Rugi

Selanjutnya, penjual ritel mobil bekas juga memperpanjang masa pemakaian mobil mereka sehingga menunda penjualan mobil melalui lelang. Hal itu terjadi karena pasokan kendaraan baru terhambat oleh kelangkaan microchips yang masih berlanjut hingga kuartal II 2022.

Dari siai beban operasi penjualan perseroan pada semester I 2022 meningkat 18 persen yoy, dari Rp 58,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 69,2 miliar.

Akibatnya, ASLC mencatatkan rugi bersih Rp 2 miliar dibandingkan laba bersih Rp 16,4 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Walaupun demikian, Perseroan tetap fokus untuk memastikan semua bisnis yang telah dan akan dijajaki mempunyai trading margin yang positif dan model bisnis yang berkelanjutan, serta berharap akan pemulihan yang cepat untuk bisnis lelang pada kuartal III 2022. Perseroan berharap dapat mencatatkan keuntungan bersih setelah beralih dari fase ekspansi pesat.

"Dari peningkatan penjualan mobil bekas yang signifikan tersebut, kita dapat melihat bahwa ekspansi yang dilakukan Perseroan telah membuahkan hasil. Oleh karena itu kita optimis, Perseroan akan terus membukukan kinerja yang semakin baik di masa mendatang,” kata Jany.

ASLC berharap penjualan perseroan akan meningkat semakin pesat, seiring kebijakan pemerintah untuk membatasi pengguna bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar.

"Kalau mobil dengan kapasitas mesin (cc) besar dilarang menggunakan pertalite dan solar, otomatis mobil-mobil dengan kapasitas mesin (cc) kecil akan lebih diminati karena bisa menggunakan bahan bakar yang lebih murah,” ujar Jany.