Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps), dari sebelumnya 3,50 persen menjadi 3,75 persen. Analis menilai kebijakan tersebut menjadi sentimen positif bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, naiknya suku bunga acuan BI menjadi sentimen positif bagi IHSG, antara lain karena Indonesia dapat lebih dulu mengantisipasi dampak dari potensi naiknya inflasi karena rencana pemerintah menaikkan harga BBM.
Baca Juga
"Naiknya suku bunga BI juga dapat memperkuat nilai tukar rupiah dan menarik lebih banyak dana asing untuk masuk ke Indonesia karena potensi return investasi yang lebih menarik,” kata Jono kepada Liputan6.com, Rabu (24/8/2022).
Advertisement
Dia menjelaskan, saham yang mendapat sentimen positif dengan kenaikan suku bunga antara lain sektor jasa keuangan seperti perbankan atau lembaga pembiayaan karena naiknya suku bunga akan meningkatkan keuntungan dari pendapatan bunga.
"Selain itu, saham yang produknya ekspor ke luar negeri seperti pertambangan atau consumer juga dapat diuntungkan karena daya tawar produk Indonesia akan menjadi lebih kuat,” ujar dia.
Tak hanya itu, dia juga menegaskan, saham yang bisa dicermati antara lain SIDO dan MYOR.
"Saham yang dapat diperhatikan antara lain saham defensif yang memiliki keunggulan produknya dan neraca keuangan yang sehat seperti SIDO dan MYOR,” ungkapnya.
Hal perlu diperhatikan oleh investor masih terkait ketidakpastian kondisi ekonomi global yang berpotensi membuat dana asing keluar dari Indonesia, termasuk dari IHSG karena kekhawatiran para pelaku pasar terutama pada negara berkembang.
Stabilkan Rupiah dan Langkah Antisipasi
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta mengatakan, para pelaku pasar memberikan apresiasi terhadap kebijakan BI menaikan B17DRR sebesar 25 bps.
"Para pelaku pasar mengapresiasi kebijakan BI dalam menaikkan BI7DRR sebesar 25 bps,” kata Nafan.
Dia menambahkan, kebijakan tersebut tujuannya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, serta sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kenaikan inflasi domestik, sekaligus menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.
"Kebijakan pre-emptive tersebut bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, serta sebagai langkah antisipasi dalam menghadapi kenaikan inflasi domestik, sekaligus menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional," ujar dia.
Nafan menjelaskan, secara umum pihaknya menyarankan investor untuk mencermati prospek fundamental berkapitalisasi besar, antara lain perbankan, batu bara, pertambangan logam, minyak dan gas.
"Secara umum, kami masih memberikan rating overweight terhadap beberapa sektor seperti banking, coal, metal mining, oil and gas. Investor disarankan untuk fokus terhadap sektor tersebut, dengan mencermati prospek fundamental emiten-emiten berkapitalisasi besar,” pungkasnya.
Advertisement
Penutupan IHSG 22 Agustus 2022
Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau setelah Bank Indonesia (BI) kerek suku bunga acuan 25 basis poin pada Selasa, 23 Agustus 2022. Pada perdagangan Selasa pekan ini, sektor saham energi memimpin penguatan.
Mengutip data RTI, IHSG menguat 0,78 persen ke posisi 7.163,26 pada penutupan perdagangan. Indeks LQ45 bertambah 0,82 persen ke posisi 1.023. Seluruh indeks acuan kompak menghijau. Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.183,25 dan terendah 7.107,06. Sebanyak 293 saham menguat dan 222 saham melemah. 182 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.313.922 kali dengan volume perdagangan 30,4 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,5 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.935.
Mayoritas sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXtransportasi susut 0,37 persen. Indeks sektor saham IDXenergy melambung 3,3 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,66 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur melonjak 0,81 persen, indeks sektor saham IDXhealth mendaki 0,61 persen, indeks sektor saham IDXtechno melambung 0,65 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXindustry bertambah 0,64 persen, indeks sektor saham IDXproperty naik 0,42 persen, indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,37 persen, dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,13 persen.
Bursa Saham Asia pada 23 Agustus 2022
Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Selasa, 23 Agustus 2022. Koreksi bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah indeks acuan di wall street melemah seiring kekhawatiran kenaikan suku bunga.
Indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,78 persen. Indeks Shanghai susut ke posisi 3.276,22. Indeks Shenzhen melemah 0,4 persen ke posisi 12.455,15. Indeks Jepang Nikkei turun 1,19 persen ke posisi 28.452,75. Indeks Topix melemah 1,06 persen ke posisi 1.971,44. Indeks Korea Selatan Kospi turun 1,1 persen ke posisi 2.435,34. Indeks ASX 200 anjlok 1,21 persen ke posisi 6.961,8.
Sementara itu, indeks harga konsumen Singapura melonjak menjadi 7 persen year on year. Level inflasi itu tertinggi dalam 14 tahun seiring harga makanan, listrik dan gas naik. Bank sentral menyatakan, inflasi global akan tetap tinggi untuk beberapa bulan ke depan. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa, pekan ini.
Advertisement