Sukses

Pendapatan Naik, Laba XL Axiata Turun 14,11 Persen pada Semester I 2022

PT XL Axiata Tbk (EXCL) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba turun pada semester I 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, XL Axiata mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,07 triliun. Capaian itu naik 8,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 12,97 triliun.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban perseroan naik menjadi Rp 12,18 triliun dari Rp 11 triliun pada semester I 2021.

Rinciannya, beban penyusutan tercatat sebesar Rp 5,1 triliun, beban infrastruktur Rp 4,06 triliun, beban penjualan dan pemasaran Rp 1,38 triliun. Kemudian beban interkoneksi dan beban langsung langsung lainnya Rp 1,15 triliun, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, Rp 567,77 miliar.

Selanjutnya, beban umum dan administrasi Rp 178,55 miliar, kerugian selisih kurs sebesar Rp 5,81 miliar, dan beban lain-lain Rp 1,79 triliun. Seentara perseroan mencatatkan keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara sebesar Rp 207,58 miliar.

Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 29,93 miliar dan bagian atas laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp 1,95 miliar. Sementara biaya keuangan tercatat sebesar Rp 1,92 triliun.

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode tahun berjalan sebesar Rp 617,01 miliar, turun 13,82 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 715,96 miliar.

Adapun laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 14,11 persen menjadi Rp 614 miliar pada semester I 2022 dari Rp 715,96 miliar pada semester I 2021. Dengan demikian laba bersih per saham dasar dan dilusian menjadi Rp 58 dibanding sebelumnya Rp 67.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 76,42 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 72,75 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 5,92 triliun dan aset tidak lancar Rp 70,5 triliun.

Liabilitas hingga Juni 2022 tercatat sebesar Rp 56,08 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 52,66 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 22,7 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 33,4 triliun.

Sementara ekuitas naik tipis menjadi Rp 20,34 triliun per Juni 2022 dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 20,09 triliun.

 

2 dari 4 halaman

RUPSLB XL Axiata

Sebelumnya, XL Axiata menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan rencana penambahan modal melalui Penawaran Umum Terbatas III (PUT III).

Pada RUPSLB yang berlangsung, Rabu, 10 Agustus 2022, XL Axiata berencana menggunakan seluruh dana bersih yang diperoleh dari PUT III (setelah dikurangi biaya-biaya emisi saham) untuk membayar utang.

Direktur & Chief Financial Officer XL Axiata Budi Pramantika mengatakan, "rencana PUT III dapat memeperkuat permodalan perseroan untuk mengembangkan kegiatan usaha penyelenggaraan jasa telekomunikasi, jaringan telekomunikasi, dan multimedia yang merupakan kegiatan utama perseroan."

Budi menyebut, dana tersebut juga akan diperuntukkan untuk mendukung pertumbuhan bisnis sehingga berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan perseroan.

Disebutkan, XL Axiata berencana melakukan penambahan modal melalui penerbitan saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham, dengan jumlah paling banyak Rp 2,75 miliar.

HMETD yang diterbitkan dalam PUT III akan memberikan hak kepada para pemegang saham untuk membeli saham baru tersebut. Saham baru yang dikeluarkan nantinya dicatatkan di BEI.

Saham baru, akan memiliki hak yang sama dengan saham XL Axiata lainnya yang telah dikeluarkan perseroan sebelum PUT III.

3 dari 4 halaman

Susunan Pengurus

Selain diperolehnya persetujuan RUPSLB, sesuai dengan POJK No.32/2015, pelaksanaan PUT III dapat dilaksanakan setelah Perseroan menyampaikan pernyataan pendaftaran dalam rangka penambahan modal dengan memberikan HMETD beserta dokumen pendukungnya kepada OJK dan pernyataan pendaftaran Perseroan, yang akan disampaikan kepada OJK, sehubungan dengan rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD dinyatakan efektif oleh OJK. 

Sesuai dengan ketentuan Pasal 8 ayat (3) POJK No. 32/2015, jangka waktu antara tanggal persetujuan RUPSLB sehubungan dengan PUT III  dengan memberikan HMETD sampai dengan efektifnya pernyataan pendaftaran PUT III dengan memberikan HMETD tidak lebih dari 12 bulan. 

RUPSLB juga memberikan persetujuan perubahan Susunan Anggota Dewan Komisaris Perseroan. Hal ini menyusul diterimanya surat pengunduran diri dari Dato’ Mohd. Izzaddin Bin Idris selaku anggota komisaris.

Dengan diterimanya pengunduran diri Dato Mohd Izzaddin Bin Idris, susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini adala Muhamad Chatib Basri, Hans Wijayasuriya (Shridhir Sariputta Hansa Wijayasuriya), Vivek Sood, David R. Dean,  Sementara, komisaris independen terdiri dari Yasmin Stamboel Wirjawan, Muliadi Rahardja, dan Julianto Sidarto.

 

4 dari 4 halaman

XL Axiata Tambah Modal ke Unit Bisnis Data Center

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menambah modal pada entitas asosiasi yang bergerak di bidang pusat data atau data center, yakni PT Princeton Digital Group Data Center (PDGDC).

Sekretaris Perusahaan PT XL Axiata Tbk, Ranty Astari Rachman menuturkan, pada 4 Agustus 2022, PT PDGDC telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas peningkatan modal dasar, modal disetor dan ditempatkan. Yakni menjadi Rp 1,36 triliun dari semula Rp 670,04 miliar.

"Peningkatan modal dasar, modal disetor dan ditempatkan tersebut adalah hasil penerbitan saham baru oleh PT PDGDC dan pengambilan bagian atas saham baru tersebut oleh Princeton Digital Group (Indonesia Alpha) Pte. Ltd," ujar Ranty dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Selasa (9/8/2022).

Adapun total saham PT PDGDC saat ini menjadi sebanyak 13.561.268 lembar saham senilai Rp 1,36 triliun. Usai transaksi, PT XL Axiata Tbk kini genggam 2.010.120 lembar saham PT PDGDC senilai Rp 201,01 miliar. Besaran itu Setara 14,82 persen dari seluruh modal PT PDGDC.

Sedangkan sisanya sebanyak 11.551.148 lembar saham atau 85,18 persen saham PT PDGDC senilai Rp 1,16 triliun dimiliki oleh Princeton Digital Group (Indonesia Alpha) Pte. Ltd.

Â