Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan kinerja keuangan beragam pada semester I 2022. PT Wijaya Karya Tbk meraih pertumbuhan pendapatan bersih, tetapi laba bersih merosot hingga Juni 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Wijaya Karya Tbk meraih pendapatan bersih Rp 7,18 triliun pada semester I 2022. Pendapatan bersih naik 6,15 persen dari periode sama tahun lalu Rp 6,76 triliun.
Baca Juga
Beban pokok pendapatan naik 5,4 persen menjadi Rp 6,55 triliun hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,22 triliun. Laba kotor perseroan naik 14,74 persen dari Rp 546,62 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 627,23 miliar pada semester I 2022.
Advertisement
Perseroan mencatat beban penjualan turun menjadi Rp 1,31 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,66 miliar Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 348,73 miliar pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 372,59 miliar.
Di sisi lain, pendapatan lain-lain menjadi Rp 666,07 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 410,93 miliar. Perseroan alami penurunan laba entitas ventura bersama dari Rp 327,09 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 179,62 miliar pada semester I 2022.
Namun, PT Wijaya Karya Tbk mencatat laba bersih turun 90,9 persen menjadi Rp 12,35 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 136,09 miliar. Perseroan alami laba bersih per saham dasar rugi Rp 1,49 dari periode semester I 2021 sebesar Rp 9,31.
Perseroan mencatat total ekuitas sebesar Rp 17,43 triliun pada semester I 2022. Sedangkan liabilitas naik menjadi Rp 54,81 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 51,95 triliun.
Total aset naik menjadi Rp 72,24 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 69,38 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,28 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,98 triliun.
Kontrak Baru hingga Juli 2022
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito menuturkan, peningkatan performa penjualan ditunjukkan oleh segmen infrastruktur dan gedung naik 2 persen.
Segmen industri penunjang konstruksi bertambah 9,8 persen dan segmen realty dan properti tumbuh 167,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sebagian besar pendapatannya dikontribusi oleh bisnis perhotelan sebagai buah dari dijalankannya proses holding hotel BUMN oleh Wika Realty.
Hingga Juli 2022, PT Wijaya Karya Tbk meraih kontrak baru Rp 14,67 triliun. Kontributor kontrak baru itu antara lain berasal dari sektor infrastruktur dan gedung sebesar 58,4 persen, serta industri penunjang konstruksi sebesar 22,7 persen.
Tingginya perolehan kontrak baru pada segmen itu turut disebabkan oleh program pengembangan infrastruktur strategis yang masih didorong oleh pemerintah Indonesia termasuk hadapi perhelatan G20.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 30 Agustus 2022, saham WIKA melambung 5,97 persen ke posisi Rp 1.065 per saham. Saham WIKA dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.010 per saham.
Saham WIKA berada di level tertinggi Rp 1.065 dan terendah Rp 1.010 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.304 kali dengan volume perdagangan 330.792 lot saham. Nilai transaksi Rp 34,4 miliar.
Advertisement
Wijaya Karya Lepas Saham Pelabuhan Belawan ke Pelindo
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) melepas kepemilikannya atas PT Prima Terminal Petikemas (PTP) selaku operator Belawan New Container Terminal (BNCT) kepada PT Pelindo Terminal Petikemas (STPT). Hal itu ditandai dengan penandatanganan akta jual beli saham pada Selasa, 26 Juli 2022 dengan nilai transaksi sebesar Rp 187,95 miliar.
"Perseroan berencana untuk melakukan divestasi atas seluruh kepemilikan sahamnya sebanyak 183.370.000 saham atau sebesar 15 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh PTP, dengan nilai Saham Yang Dijual sebesar Rp 187,95 miliar," ungkap Direktur Wijaya Karya, Hananto Aji dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/7/2022).
PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), bersama dengan PT Hutama Karya dan PT Pelabuhan Indonesia I (Pelindo I) telah membentuk Perusahaan Patungan yaitu PT Prima Terminal Petikemas (PTP).
Maksud dan tujuan didirikannya PTP adalah untuk membangun dan mengelola Jasa Pelayanan Terminal Petikemas Belawan Fase 2 guna mengakomodasi pertumbuhan trafik dan meningkatkan pertumbuhan bisnis.
Selanjutnya, berdasarkan arahan dari Kementerian BUMN atas penggabungan Pelindo I hingga Pelindo IV menjadi satu entitas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), maka dilakukan restrukturisasi anak perusahaan dengan mengalihkan kepemilikan saham Pelindo di PTP ke PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) sebagai sub-holding klaster peti kemas.
SPTP selaku pemegang saham mayoritas pada PTP bermaksud untuk mengoptimalkan pelayanan yang terbaik untuk mencapai produktivitas sesuai standar internasional.
Oleh karenanya, SPTP perlu mencari strategic partner yang berpengalaman dalam pengelolaan terminal petikemas yang berstandar internasional. Untuk maksud tersebut, SPTP mengajukan untuk membeli semua saham milik HK dan WIKA di PTP dengan porsi kepemilikan masing-masing sebesar 15 persen dari modal disetor dan ditempatkan.
Kinerja Kuartal I 2022
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mencatat penurunan pendapatan dan laba bersih selama kuartal I 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (9/7/2022), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) meraih pendapatan Rp 3,16 triliun selama tiga bulan pertama 2022. Pendapatan itu turun 19,39 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,92 triliun.
Beban pokok pendapatan turun 23,27 persen menjadi Rp 2,80 triliun pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 3,65 triliun. Dengan melihat kondisi itu, laba bruto perseroan naik 33,4 persen menjadi Rp 358,12 miliar pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 268,45 miliar.
Perseroan mencatat beban penjualan naik 99,9 persen menjadi Rp 3 miliar pada kuartal I 2022. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 1,5 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat Rp 202,19 miliar selama tiga bulan pertama 2022. Beban umum dan administrasi itu bertambah 19,7 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 168,83 miliar.
Dengan demikian, PT Wijaya Karya Tbk mencatat laba usaha susut 15,79 persen menajdi Rp 279,30 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 331,69 miliar. Beban keuangan turun 14,9 persen menjadi Rp 283,32 miliar selama tiga bulan pertama 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 333,29 miliar.
PT Wijaya Karya Tbk pun mencatat laba bersih Rp 9,47 miliar pada kuartal I 2022. Laba bersih tersebut turun 90,98 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 105,1 miliar. Dengan melihat kondisi itu, perseroan membukukan laba per saham dasar turun menjadi Rp 0,15 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,71.
Advertisement
Aset Perseroan
Total liabilitas perseroan tercatat Rp 51,72 triliun hingga Maret 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 51,95 triliun. Total ekuitas perseroan tercatat Rp 17,44 triliun selama kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 17,43 triliun.
Total aset tercatat Rp 69,17 triliun hingga kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 69,38 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 4,33 triliun hingga kuartal I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,98 triliun.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 8 Juli 2022, saham WIKA turun 0,54 persen ke posisi Rp 920 per saham. Saham WIKA dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 935 per saham.
Saham WIKA berada di level tertinggi Rp 940 dan terendah Rp 915 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.408 kali dengan volume perdagangan 78.917 saham. Nilai transaksi Rp 7,3 miliar.