Sukses

ABM Investama Caplok 30 Persen Saham GEMS Rp 6,23 Triliun

PT ABM Investama Tbk membeli 1.764.705.900 saham GEMS atau setara dengan 30 persen saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di PT Golden Energy Mines Tbk.

Liputan6.com, Jakarta - PT ABM Investama Tbk (ABMM) telah dipilih menjadi pemenang lelang pada 31 Agustus untuk membeli saham PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS) yang diadakan oleh GMR Coal Resources Pte Ltd.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (1/9/2022) PT ABM Investama Tbk membeli 1.764.705.900 saham GEMS atau setara dengan 30 persen saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh di PT Golden Energy Mines Tbk.

Seiring keputusan tersebut, perseroan melalui anak perusahaan yaitu PT Radhika Jananta Raya telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 31 Agustus 2022 untuk membeli 1.764.705.900 saham atau setara 30 persen dengan harga pembelian USD 420 juta atau sekitar Rp 6,23 triliun (asumsi kurs Rp 14.850 per dolar AS) ditambakan dengan imbalkan yang ditangguhkan.

Berdasarkan perjanjian, perseroan bertindak sebagai penjamin dari PT Radhika Jananta Raya yang tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali menjamin kepada penjual atas kinerja dan kepatuhan yang semestinya dan tepat waktu oleh Radhika Jananta Raya atas semua kewajiban, komitmen usaha, jaminan dan ganti rugi berdasarkan perjanjian.

Penyelesaian dari transaksi pembelian saham tunduk pada dipenuhinya persyaratan pendahuluan antara lain persetujuan RUPS dan dewan komisaris PT Radhika Jananta Raya atas transaksi pembelian saham.

Selain itu, persetujuan dewan komisaris perseroan yang menyetujui perseroan untuk masuk dalam perjanjian dan pemberian jaminan oleh perseroan berdasarkan perjanjian dan persetujuan dari kreditur perseroan untuk menyetujui transaksi pembelian saham termasuk perubahan supplemental indenture sehubungan dengan USD 200 juta senior notes yang jatuh tempo pada 2026.

"Berdasarkan perjanjian seluruh persyaratan pendahuluan akan diselesaikan dalam jangka waktu 75 hari sejak penandatanganan perjanjian atau pada tanggal lain sebagaimana disepakati oleh penjual dan PT Radhika Jananta Raya,” tulis manajemen ABM Investama.

 

2 dari 4 halaman

Tebar Dividen

Sebelumnya, PT ABM Investama Tbk (ABMM) akan membagikan dividen tunai Rp 735,09 miliar untuk tahun buku 2021.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (14/5/2022), pembagian dividen tunai PT ABM Investama Tbk itu setara Rp 267 per saham yang akan dibagikan kepada 2.753.165.000 saham perseroan.

Adapun pembagian dividen itu sekitar 35 persen dari laba bersih 2021. Pembagian dividen telah mendapatkan persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 11 Mei 2022.

Selain bagi dividen, RUPST Perseroan juga menetapkan penggunaan laba bersih untuk cadangan sebesar USD 100.000 dan laba ditahan untuk pengembangan kegiatan usaha perseroan. Sebelumnya perseroan mencatat laba bersih perseroan USD 148 juta pada 2021.

Berikut jadwal pembagian dividen untuk tahun buku 2021:

-Akhir periode perdaganagn saham dengan hak dividen

Pasar regular dan negosiasi pada 20 Mei 2022

Pasar tunai pada 24 Mei 2022

-Awal periode perdagangan saham tanpa hak dividen (ex dividen)

Pasar regular dan negosiasi pada 23 Mei 2022

Pasar tunai pada 25 Mei 2022

-Tanggal daftar pemegang saham yang berhak dividen pada 24 Mei 2022

-Tanggal pembayaran dividen tunai pada 10 Juni 2022

3 dari 4 halaman

Belanja Modal 2022

PT ABM Investama Tbk (ABMM) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) USD 200 juta atau sekitar Rp 2,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.513 per dolar Amerika Serikat).

Direktur ABM Investama Adrian Erlangga mengungkapkan, capex ABM Investama digunakan untuk alat berat dan alat pendukung.

"Capex kita tahun ini diperkirakan akan berada di sekitar USD 200 juta. Capex itu hanya untuk alat berat dan supporting equipment,” kata Adrian dalam paparan publik ABM Investama, Rabu (11/5/2022).

Dia menambahkan, sementara untuk pembelian tambang baru capex nya di luar dari USD 200 juta. 

"Berapa jumlah kertas yang diperlukan untuk pembelian tambang baru? Sangat tergantung dari cadangan yang kita peroleh,” ujar dia.

Adrian juga menuturkan, berapa besar volume yang bisa dihasilkan oleh tambang-tambang baru ini juga sangat berbeda ada tambang yang sudah beroperasi, tetap beroperas. Hal ini bisa memberikan kontribusi volume pada tahun yang sama. 

“Sedangkan ada juga tambang yang masih membutuhkan perbaikan infrastruktur 1-2 tahun kedepan sehingga baru bisa memberikan tambahan value kepada perusahaan. Jadi belum tentu bisa masuk tapi kita coba kalau bisa adalah tambang yang sudah beroperasi sehingga bisa memberikan added value immediately di tengah harga batu bara yang sedang tinggi dua tahun kedepan ini,” ujar dia.

Pada 2022, perseroan juga mengoptimalkan sinergi, meningkatkan volume dan kinerja operasional, melakukan cost review yang berkelanjutan, menambah cadangan batu bara.

 

4 dari 4 halaman

Dividen 2021

Sebelumnya, hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT ABM Investama Tbk (ABMM) menetapkan pembagian dividen untuk tahun buku 2021 Rp 735 miliar.

Jumlah dividen yang dibagikan PT ABM Investama Tbk itu sebesar Rp 267 per saham kepada pemegang saham.

Direktur Utama ABM Investama Andi Djajanegara menuturkan, ABM Investama memperoleh pendapatan sebesar lebih dari USD 1 miliar, dengan laba bersih mencapai USD 148 juta pada 2021.

"Kami sangat bersyukur tahun ini ABM berhasil meraih laba perusahaan yang sangat baik. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari peranan para pemegang saham yang senantiasa mendukung strategi perusahaan,” ujar Andi melalui keterangan resminya.

Secara keseluruhan, agenda RUPST ABM membahas empat agenda, yaitu persetujuan atas laporan tahunan perseroan dan pengesahan laporan keuangan, serta laporan pelaksanaan tugas pengawasan Dewan Komisaris selama tahun buku 2021, penetapan penggunaan hasil usaha Perseroan tahun buku 2021,penunjukkan Akuntan Publik Perseroan untuk tahun buku 2022 serta penetapan gaji atau honorarium dan tunjangan lainnya bagi Anggota Dewan Komisaris, serta Direksi Perseroan.

Terkait industri pada 2021, batu bara mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan situasi ini berlanjut di 2022 dan sempat mencapai angka tertingginya USD 427.50 (asumsi setara dengan Rp 6,207,532.54)/mt pada awal Maret 2022 untuk NEWC 6.322 GAR.

Selain itu, dukungan penuh juga diberikan oleh pemerintah sebagai upaya untuk mendorong industri batu bara dan meningkatkan devisa negara.

"Dalam hal ini, ABM berupaya memanfaatkan momentum tersebut sebaik-baiknya dengan mengambil berbagai kebijakan strategis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan, dimulai dari mengoptimalkan sinergi di Grup ABM, meningkatkan volume dan kinerja operasional,melakukan cost review yang berkelanjutan, hingga menambah cadangan batu bara,” kata Andi.