Liputan6.com, Jakarta - PT WIR Asia Tbk (WIRG) bekerja sama dengan PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dalam membuat sebuah pengalaman metaverse yang aman dan tanpa hambatan.
"Bahwa dengan DCII itu memungkinkan untuk membuat sebuah pengalaman metaverse tanpa hambatan. Karena mereka pemain data center terbesar di sebuah wilayah (Asia Tenggara)," kata Chief Sales and Marketing Officer WIR Asia, Gupta Sitorus kepada Liputan6.com, di Merusaka Nusa Dua, Bali, Kamis, 1 September 2022.
Baca Juga
Sementara itu, Chief Enterprise and Solution Officer WIR Asia, Norman Yoshua menuturkan, kerjasama yang dijalin dengan DCI Indonesia sebagai upaya untuk bisa akomodasi semua kolaborasi metaverse Indonesia.
Advertisement
"Kerja sama antara WIR dan DCI Indonesia ini sebenarnya bisa menjadi platform yang lebih besar untuk bisa mengakomodasi semua kolaborasi metaverse Indonesia," kata Norman.
Selain itu, ia menuturkan, Web 3.0 ini membuka kesempatan untuk membuat kreasi baru dari sisi kreativitas, dari sisi kolaborasi teknologi, dan juga dari sisi ekonomi yang baru.
"Harapan kita ini bisa membuat tendangan ekonomi yang baru di Indonesia. Bisa mengakomodir semua rakyat semesta metaverse, itu masa depannya," ujar dia.
WIR Gandeng DCI Indonesia
Sebelumnya, PT WIR Asia Tbk (WIRG), perusahaan teknologi berbasis augmented reality (AR), virtual reality (VR) dan artificial intelligence (AI) terkemuka di Asia Tenggara dan telah mendapatkan lima paten global untuk AR yang teregistrasi pada Patent Cooperation Treaty (PCT) berkolaborasi dengan PT DCI Indonesia Tbk (DCII), perusahaan yang bergerak dalam bidang industry penyedia jasa data center colocation.
Kerja sama WIR dan DCII ini menandai kesiapan Indonesia memasuki dunia metaverse sekaligus menunjukkan perlindungan dan keamanan data merupakan salah satu prioritas dalam pengembangan metaverse indonesia.
Kerja sama kedua perusahaan besutan anak bangsa ini ditandai dengan penandatanganan master service agreement oleh Executive Chairman and Co Founder WIR Group Daniel Surya dengan CEO DCI Indonesia Otto Toto Sugiri di Bali saat gelaran Nexticorn berlangsung.
“Kerja sama ini merupakan langkah strategis terkait implementasi teknologi metaverse yang memerlukan dukungan infrastruktur data center yang aman, handal, stabil dan zero downtime”, ujar Toto Sugiri dalam keterangan resminya, Rabu (31/8/2022).
Advertisement
Perlindungan
Toto Sugiri menjelaskan, data center atau pusat data adalah sebuah bangunan yang digunakan untuk menyimpan banyak server dan salah satu fungsinya adalah untuk menampung traffic website atau aplikasi web. Agar traffic website atau aplikasi web lancar, pastinya pemilik website harus memilih data center terbaik.
Sementara itu, Kerja sama grup WIR dan DCII akan memastikan adanya perlindungan privasi dan keamanan data user yang memasuki dunia metaverse.
Perlindungan keamanan ini juga telah dimanifestasikan dalam Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang dapat menjadi dasar hukum perlindungan bagi masyarakat dalam penggunaan metaverse nantinya.
WIR Asia Sebut Pemanfaatan Metaverse di Indonesia Cukup Potensial
Sebelumnya, PT WIR Asia Tbk (WIRG) atau biasa disebut grup WIR menyebutkan, pemanfaatan metaverse di Indonesia cukup potensial.
Chief Sales and Marketing Officer grup WIR, Gupta Sitorus mengatakan, pemanfaatan metaverse di Indonesia cukup potensial karena pada dasarnya semua sektor industri memiliki potensi pengembangan di dunia metaverse, terutama mengingat kebutuhan industri pada penggunaan teknologi digital sangat tinggi. Hal itu juga selalu meningkat dengan akselerasi.
"Dengan dasar itulah kami di WIR Group selalu fokus pada pengembangan teknologi digital yang memiliki potensi bisnis yang luar biasa di masa depan,” kata Gupta kepada awak media, Rabu (31/8/2022).
Ke depan, WIR Asia dipacu untuk terus melakukan berbagai inovasi dalam pengembangan produk dan layanan dengan teknologi tinggi yang dapat diadopsi dan dimanfaatkan oleh berbagai sektor industri, bisnis dan pemerintahan serta masyarakat
"Dalam hal pemanfaatan metaverse di Indonesia sangat tergantung pada institusi atau individu pengguna dalam mengeksplorasi potensi-potensi yang ada, melalui platform metaverse yang kami kembangkan,” ujar dia.
Dia menambahkan, akselerasi teknologi digital yang cepat membuka kesadaran industri untuk mengadopsi teknologi digital metaverse agar dapat tetap kompetitif di era digital. Selain itu, Gupta juga mengatakan, nilai ekonomi dari kehadiran metaverse.
"Besarnya nilai ekonomi yang akan didapat sebenarnya ditentukan oleh seberapa maksimal penggunaan teknologi metaverse untuk dapat dimanfaatkan dalam mendukung bisnis yang dijalankan. Pada beberapa sektor yang melakukan kolaborasi, mereka justru menghadirkan metaverse untuk memberikan para pelanggan pengalaman digital terbaik," kata dia.
Advertisement
Tantangan Grup WIR
Grup WIR akan selalu menyambut baik pihak manapun yang berminat berkolaborasi mengembangkan layanan bisnisnya melalui platform metaverse yang kami kembangkan, karena tentunya hal ini sejalan dengan sikap pemerintah untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia yang akan berimbas pada terwujudnya perekonomian digital.
Meskipun demikian, tetap saja ada tantangan besar grup WIR dalam upaya mengembangkan peluang di industri AR/VR dan metaverse di Asia Tenggara.
"Tantangan terbesar untuk memasuk lini bisnis teknologi berbasis AR/VR adalah bagaimana untuk dapat terus berinovasi dan menjadi trend setter bukan sekedar mengadopsi dari teknologi yang sudah ada, agar dapat tetap kompetitif,” kata Gupta.
Kemudian, dengan kemampuan dan keahlian WIR Asia yang telah teruji dengan menyelesaikan ribuan proyek di berbagai negara, perseroan optimis dapat tetap kompetitif dan memiliki peluang besar untuk menjadi pemain penting di kawasan Asia Tenggara.