Sukses

Kinerja Keuangan PT Timah Moncer Tersengat Kenaikan Harga, Ini Rekomendasi Analis

PT Timah Tbk (TINS) membukukan kinerja keuangan positif pada semester I 2022. Lalu bagaimana rekomendasi sahamnya?

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Timah Tbk (TINS) ditutup menguat 30 poin atau 2,04 persen ke posisi 1.500 pada perdagangan Jumat 2 September 2022. Saham TINS dibuka pada posisi 1.505 dan bergerak pada rentang 1.500—1.535.

Hal itu terjadi menyusul laporan kinerja PT Timah Tbk pada paruh pertama tahun ini yang mencatatkan hasil cemerlang. Kendati terjadi penurunan dasi sisi produksi, perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 7,5 triliun pada semester I 2022. Naik 27 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 5,87 triliun.

Dari raihan itu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,08 triliun, naik 300,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 270 miliar.

Kinerja TINS pada semester I 2022 ditopang kenaikan harga jual logam timah selama periode periode tersebut dengan rerata harga 41.110 USD per Mton.Pengamat pasar modal yang juga founder Traderindo.com Wahyu Laksono menilai, kinerja TINS pada paruh kedua 2022 akan lebih banyak dipengaruhi sentimen global.

"Jadi faktor sentimen negatif global dan pelemahan komoditas termasuk timah juga antisipasi penyesuaian permintaan timah serta aksi hati-hati para investor cenderung membuat TINS konsolidasi di sekitar 1.500 level magnet nya sejak 2021," kata Wahyu kepada Liputan6.com.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 5 halaman

Saham TINS

Di sisi lain, tren kenaikan harga komoditas saat ini berpotensi bergeser menyusul kekhawatiran mengenai inflasi dan resesi.

Meski begitu, Wahyu mengatakan fundamental perseroan dari sisi pendapatan maupun laba masih akan cerah untuk jangka panjang. Dalam hematnya, level 1.400—1.600 masih wajar saat ini. Namun, jangka panjang masih berpotensi menuju 2.00—2.500.

"Jadi strategi buy on weakness. Terutama di dekat 1.400,” imbuh dia.

Dari sisi teknikal, Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mencermati saham TINS sudah bergerak sideways dalam pola channeel dalam sebualan terakhir. Maka penting untuk breakout pada level resistancenya.

“Jangka pendek, moving average (MA) 20 1.510-1.520, maka setelah itu akan bergerak ke 1.580. Lalu tutup GAP 1.615, level ini juga adalah neckline double top alias resistance penting. Baru jalannya agak lapang menuju target 1,700-1.715," ujar dia.

Strateginya, buy on break di atas 1.500 atau average di atas 1.580—1.615.

3 dari 5 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,08 triliun. Laba itu naik 300,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 270 miliar.

"Meningkatnya laba bersih didukung cantiknya performa harga jual logam timah selama periode semester I 2022, dengan rerata harga 41.110 USD/Mton. Membaiknya profitabilitas perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 82 persen menjadi Rp 1,9 triliun dibanding semester I 2021 sebesar Rp 1 triliun," ungkap Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani dalam keterangan resmi, Kamis, 1 September 2022.

Melansir laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada Bursa efek Indonesia (BEI), pendapatan PT Timah Tbk pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 7,48 triliun. Pendapatan itu naik 27,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,87 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 5,5 triliun dari Rp 4,74 triliun pada semester I 2021. Meski begitu, laba bruto masih tumbuh 75,01 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,13 triliun.

Pada periode yang sama, beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 459,14 miliar, beban penjualan Rp 91,13 miliar, beban keuangan Rp 101,14 miliar. Kemudian pendapatan keuangan tercatat sebesar Rp 11,49 miliar, pendapatan lain-lain Rp 49,45 miliar, dan bagian atas laba bersih entitas asosiasi sebesar Rp 18,17 miliar.

4 dari 5 halaman

Kinerja Perseroan

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan berhasil mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 1,08 triliun. Naik 300,63 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 270,09 miliar.

"Untuk menjaga pertumbuhan kinerja, TINS memacu kinerja anak usaha. Kontribusi anak usaha PT Timah Tbk yang semula hanya 5 persen‐10 persen, maka pada 2022 kontribusi tersebut diperkirakan meningkat menjadi 28 persen terhadap laba bersih perusahaan," ujar Fina.

Posisi nilai aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 14,4 triliun atau turun 2 persen dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 14,7 triliun. Posisi liabilitas sebesar Rp 7,3 triliun atau turun 13 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 8,4 triliun. Sedangkan posisi ekuitas naik 12 persen menjadi Rp 7,1 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 6,3 triliun.

Posisi kas dan setara kas perseroan naik 51 persen menjadi Rp 1,9 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,3 triliun. Pinjaman bank dan utang obligasi pada semester I 2022 turun signifikan menjadi Rp 3,6 triliun dari sebelumnya Rp 5,1 triliun.

5 dari 5 halaman

Produksi Perseroan

Produksi bijih timah pada semester I 2022 tercatat sebesar 9.901 ton atau turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.457 ton.

Dari jumlah tersebut 39 persen atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61 persen atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut. Produksi logam timah 6M22 turun sebesar 26 persen menjadi 8.805 Mton dibandingkan semester I 2021 sebesar 11.915 Mton.

Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 9.942 Mton atau turun sebesar 21 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar 12.523 Mton. Harga jual rerata logam timah pada semester I 2022 sebesar USD 41.110 per Mton atau naik signifikan 48 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar USD 27.858 per Mton.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 1 September 2022, saham TINS melemah 0,33 persen ke posisi Rp 1.490 per saham.

Saham TINS dibuka merosot 15 poin ke posisi Rp 1.480 per saham. Saham TINS berada di level tertinggi Rp 1.495 dan terendah Rp 1.470 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.352 kali dengan volume perdagangan 100.034 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,8 miliar.