Sukses

Wika Beton Serap Belanja Modal Rp 86 Miliar pada Semester I 2022

Direktur Keuangan, Human Capital, & Manajemen Risiko WIKA Beton, Ahmad Fadli Kartajaya mengatakan, belanja modal dialokasikan untuk pemeliharaan mesin.

Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 86 miliar hingga paruh pertama tahun ini. Raihan belanja modal itu setara 34,4 persen dari rencana belanja modal pada 2022.

Direktur Keuangan, Human Capital, & Manajemen Risiko WIKA Beton, Ahmad Fadli Kartajaya mengatakan, belanja modal dialokasikan untuk pemeliharaan mesin.

“Kita memang baru terealisasi Rp 86 miliar dari rencana kami Rp 250 miliar sampai akhir tahun. Capex ini diprioritaskan untuk yang darurat dengan kondisi seperti sekarang, hanya untuk perbaikan mesin peralatan kita saja,” kata Fadli dalam media gathering di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Lebih lanjut, meski bakal terlibat proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, perseroan mengaku belum mengalokasikan belanja modal khusus terkait mega proyek itu pada tahun ini.

"Untuk capex yang dialokasikan ke IKN tahun ini hampir tidak ada. Karena untuk mobile plant itu memindahkan saja. Mobilisasi ke sana hanya sumber daya saja. Jadi tidak ada capex baru,” imbuh dia.

Adaoun terkait lahan yang digunakan untuk operasional perseroan di kawasan tersebut, sementara juga masih sewa.

Selanjutnya perseroan akan mencermati perkembangan bisnis di lokasi IKN. Sehingga perseroan juga akan melakukan analisa lebih lanjut mengenai potensi investasi pada IKN ke depannya.

 

 

2 dari 4 halaman

Realisasi Kontrak Baru

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) berhasil mencatatkan perolehan omzet kontrak baru hingga Agustus 2022 sebesar Rp 4,19 triliun. Raihan itu meningkat 28,04 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu senilai Rp 3,28 triliun.

Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Beton Tbk, Dedi Indra mengungkapkan, proyek-proyek besar yang menyumbang perolehan kontrak baru WIKA Beton didominasi oleh proyek di bidang infrastruktur sebesar 66,49 persen.

“Kemudian disusul proyek di sektor properti sebesar 15,60 persen, kemudian proyek di sektor energi sebesar 12,58 persen, lainnya berasal dari sektor pertambangan dan industri masing- masing menyumbang sebesar 3,10 persen dan 2,23 persen,” kata dedi kepada awak media di Jakarta, Rabu (7/9/2022).

Dedi merincikan, proyek-proyek tersebut di antaranya adalah Ancol Timur – Pluit Toll Road, Manyar Smelter Project, Coastal Area Kota Balikpapan, Jalan Tol Indrapura Kisaran, Lotte Line Project Cilegon, Peningkatan Jalur KA Medan Labuhan – Rantau Parapat, Makassar New Port Access Toll Road, Pemasangan Pipa SPAM Jatiluhur, Peningkatan Kapasitas Jalan Tol Cikampek KM 50 s.d. KM 67, Semarang – Demak Toll Road dan sejumlah proyek lainnya.

Hingga paruh pertama tahun ini, WIKA Beton telah membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 1,85 triliun. Angka itu tumbuh 47,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,26 triliun. Dari raihan itu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang terealisir sebesar Rp 60,29 miliar atau meningkat 68,59 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu senilai Rp 35,76 miliar.

"Dengan sejumlah pencapaian positif yang WIKA Beton raih hingga Agustus 2022, WIKA Beton optimistis mampu mencapai target kinerja keuangan di akhir tahun 2022,” tutup Dedi.

 

3 dari 4 halaman

Wika Beton Raup Laba Rp 60,73 Miliar pada Semester I 2022

Sebelumnya, PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) atau disebut Wika Beton mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022.

Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 60,73 miliar. Raihan laba itu naik 59,83 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 37,99 miliar.

Kenaikan laba perseroan sejalan dengan pendapatan usaha yang tumbuh 47,16 persen menjadi Rp 1,85 triliun pada semester I 2022, dibanding semester I 2021 sebesar Rp 1,26 triliun.

Sementara beban pokok tercatat sebesar Rp 1,68 triliun dari Rp 1,18 triliun pada semester I 2021. Meski begitu, laba bruto masih tercatat naik 127,34 persen menjadi Rp 169,72 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 74,65 miliar.

Beban usaha turun dari Rp 59,66 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 48,26 miliar pada semester I 2022. Sehingga laba usaha tercatat sebesar Rp 121, 45 miliar, naik 710,04 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 14,99 miliar.

Bersamaan dengan itu, perseroan mencatatkan pendapatan bunga sebesar Rp 4,29 miliar, bagian atas laba entitas asosiasi Rp 778,31 juta, dan laba selisih kurs Rp 80,59 juta.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Sementara beban penurunan nilai keuangan tercatat sebesar Rp 7,68 miliar, bagian atas rugi pada ventura bersama Rp 713,08 juta, beban pajak final Rp 7,74 miliar, beban bunga Rp 28,85 miliar, dan beban lainnya Rp 13,44 miliar.

Dari raihan itu, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mengukuhkan laba tahun berjalan sebesar Rp 60,3 miliar. Naik 68,59 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 35,76 miliar.

Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar 8,44 triliun, turun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 8,93 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 5,07 triliun dan aset tidak lancar Rp 3,37 triliun.

Liabilitas sampai dengan akhir Juni 2022 tercatat sebesar Rp 4,95 triliun, turun dibandingkan posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 5,48 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 4,47 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 482,42 miliar.

Sementara ekuitas sampai dengan Juni 2022 naik tipis menjadi Rp 3,49 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,45 triliun.