Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) saat ini diketahui tengah menyuplai produk dan melakukan pekerjaan jasa konstruksi untuk salah satu proyek jalan tol di Sumatera, yaitu Proyek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung (KAPB) Tahap II.
Dengan nilai kontrak sebesar Rp 625,42 miliar, proyek yang berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan ini ditargetkan akan selesai disuplai pada 2023. Di mana proyek ini merupakan lanjutan dari kontrak tahap sebelumnya yang telah selesai disuplai.
Baca Juga
Adapun produk yang disuplai pada tahap II ini yaitu precast Spun Pile dan Full slab, yang diproduksi dan dikirim dari Plant Gasing, di Palembang.
Advertisement
“Hingga saat ini progress suplai produk dari Plant Gasing ke Proyek KAPB telah mencapai sekitar 87,8 persen. Perseroan menargetkan penyelesaian pengerjaan proyek pada Oktober 2022. ujar Director of Operations PT Waskita Beton Precast Tbk, Sugiharto dalam keterangan resmi, Kamis, 8 September 2022.
Tidak hanya menyuplai produk, Waskita Beton Precastjuga mengerjakan konstruksinya. Dengan adanya tol ini, diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah, meningkatkan mobilitas penduduk, meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, dan memangkas biaya angkutan logistik dan mengurangi waktu tempuh pengiriman barang.
“Hingga saat ini progress konstruksi pile slab yang menjadi porsi WSBP pada proyek Jalan Tol KAPB Tahap II Paket II Seksi III telah mencapai 41,06 persen dan Paket IV Seksi 3B mencapai 43,71 persen,” ungkap Sugiharto.
Jalan Tol KAPB Tahap II ini menghubungkan wilayah Palembang hingga Betung sepanjang 69,19 km. Sebelumnya, perseroan sudah menyelesaikan suplai produk untuk proyek Jalan Tol KAPB Tahap I pada 2020 lalu sepanjang 42,5 km.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) mengumumkan kinerja untuk tahun buku yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Waskita Beton Precast berhasil membukukan laba bersih Rp 1,43 triliun. Raihan itu berbanding terbalik dari periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan mencatatkan rugi sebesar Rp 154 miliar.
Capaian itu sejalan dengan pendapatan usaha yang naik 81 persen menjadi Rp 743,79 miliar pada semester I 2022 dibanding semester I 2021 sebesar Rp 410,86 miliar. Sejalan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 639,31 miliar dari Rp 317,48 miliar.
Meski begitu, perseroan masih mampu membukukan laba bruto sebesar Rp 104,48 miliar, naik 11,89 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 93,38 miliar.
Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 2,34 triliun, pendapatan bunga Rp 659,95 miliar, dan keuntungan selisih kurs sebesar Rp 132,3 miliar.
Advertisement
Selanjutnya
Pada saat bersamaan, beban penjualan tercatat sebesar Rp 41,31 miliar, beban umum administrasi Rp 546,9 miliar, beban non contributing plant Rp 145,97 miliar, dan beban pajak penghasilan final Rp 8,13 miliar, serta beban keuangan Rp 279,35 miliar.
Setelah dikurangi pajak, perseroan membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp 1,43 triliun, dari rugi Rp 154 miliar pada semester I 2021.
Aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat turun menjadi Rp 6,51 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 6,88 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 2,45 triliun dan aset tidak lancar Rp 4,06 triliun.
Liabilitas tercatat sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 4,02 triliun, tirin signifikan dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 9,66 triliun. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 2,51 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,51 triliun.
Sementara ekuitas tercatat sebesar Rp 2,49 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 yang minus Rp 2,78 triliun.
Kontrak Baru
Sebelumnya, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) terus membenahi berbagai sisi bisnis setelah pencapaian homologasi PKPU.
Direktur Utama Waskita Beton Precast, FX Poerbayu Ratsunu mengatakan, perseroan optimistis perolehan nilai kontrak baru (NKB) dapat tumbuh hingga 30 persen pada 2022.
"Tahun ini, WSBP menargetkan Nilai Kontrak Baru (NKB) Tahun 2022 sebesar Rp 3,5 triliun, meningkat signifikan dibanding pencapaian 2021 sebesar Rp 2,7 triliun. Kami memiliki motivasi dan semangat yang baik untuk meraih target di tahun ini,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jumat (5/8/2022).
Dengan diterbitkannya NKB tersebut ditambah kontrak carry over dari 2021 sebesar Rp 3,3 triliun, Waskita Beton Precast memperkirakan total nilai kontrak dikelola perusahaan pada 2022 dapat mencapai Rp 6,8 triliun. Nilai tersebut akan menjadi potensi pendapatan usaha WSBP hingga akhir tahun.
Optimisme perolehan target NKB itu berasal dari prospek proyek eksternal sebesar 35 persen. Antara lain BUMN atau BUMD 36 persen, swasta 51 persen, pemerintah 12 persen, dan luar negeri 1 persen dan proyek internal sebesar 65 persen.
Untuk mendukung target tersebut, Waskita Beton Precastmemiliki produk-produk beton precast yang dapat diaplikasikan pada berbagai proyek infrastruktur maupun bangunan.
"Kami optimis dapat menangkap peluang pasar eksternal dari swasta, BUMN dan anak usahanya, seperti pembangunan infrastruktur dan ibu kota negara baru. Selain itu kami juga meningkatkan partisipasi p Fokus manajemen pada pasar eksternal sejalan dengan strategi dalam peningkatan eksposur WSBP ke pelanggan eksternal yang telah dicanangkan sebelumnya. Tergambar dengan adanya permintaan yang tinggi terhadap produk-produk WSBP, tercatat pada 2021 WSBP memiliki jumlah pelanggan eksternal sebesar 163.
Advertisement
Pelanggan Meningkat
WSBP mengalami kenaikan pelanggan eksternal sebesar 50 persen, di mana sebagian besar berasal dari pasar ritel. "Tahun 2022 kami optimis dapat terus meningkatkan hingga naik 2 kali lipat,” ungkapnya.
Selain mengincar proyek dari pasar eksternal, optimisme WSBP juga tercipta dari potensi pasar yang semakin besar dari proyek-proyek internal Grup Waskita.
Waskita Beton Precast siap menangkap peluang pada proyek pengembangan jalan tol yang dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk(WSKT) dan akan berpartisipasi maksimal pada ragam jenis proyek infrastruktur lainnya yang dikerjakan Grup Waskita.
ada proyek pemerintah,” tambah dia.