Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin, 12 September 2022 seiring dolar AS melemah dan kepercayaan harga sudah mencapai posisi puncak. Hal ini mendorong wall street melanjutkan reli jelang rilis inflasi AS.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 229,63 poin atau 0,71 persen ke posisi 32.381,34. Indeks S&P 500 naik 1,06 persen ke posisi 4.110,41. Indeks Nasdaq menanjak 1,27 persen ke posisi 12.266,41.
Baca Juga
Sektor saham energi memimpin penguatan. Saham Bristol-Myers Squibb menguat 3,14 persen dan Apple menanjak 3,85 persen. Pergerakan tersebut memperpanjang kenaikan untuk wall street. Hal ini seiring rata-rata indeks acuan hentikan koreksi beruntun dalam tiga minggu pada Jumat, 9 September 2022.
Advertisement
Saham telah bergejolak menjelang pertemuan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pada 20-21 September 2022. Bank sentral diperkirakan menaikkan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga kali berturut-turut. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meredam inflasi yang tinggi. Pejabat the Fed telah menegaskan dalam beberapa pekan terakhir kalau akan terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi bahkan jika itu menekan pertumbuhan ekonomi.
Namun, sejumlah perkembangan terakhir, termasuk melemahnya dolar AS dan keberhasilan militer Ukraina meningkatkan sentimen investor. Banyak pelaku pasar juga optimistis tentang laporan indeks harga konsumen pada Agustus 2022 yang dijadwalkan rilis pada Selasa pagi.
“Kombinasi dari keberhasilan yang agak mengejutkan di Ukraina dan kemungkinan dan kemungkinan berita utama inflasi yang sangat menguntungkan yang bahkan mungkin menunjukkan penurunan pada bulan lalu dapat menempatkan kita ke dalam situasi di mana kita memiliki reli yang berkelanjutan di sini,” uajr CEO Toews Asset Management dikutip dari CNBC, Selasa (13/9/2022).
Ia menambahkan, pada saat itu, ancaman utama jangka pendek dan menengah adalah apakah laba terus memburuk.
Inflasi
Sementara itu, inflasi kemungkinan sedikit mereda pada Agustus 2022 seiring harga bensin turun. Namun, hal itu tidak cukup untuk membuat perbedaan bagi the Fed. Indeks harga konsumen akan dirilis pada Selasa pagi waktu setempat.
Diharapkan inflasi tidak termasuk makanan dan bahan bakar naik 0,3 persen dari Juli 2022 dan 6 persen dari tahun lalu. Termasuk kedua sektor tersebut, inflasi utama diprediksi turun 0,1 persen untuk bulan ini tetapi masih naik 8 persen secara tahunan.
Untuk indeks harga konsumen ini akan menjadi bulan kedua berturut-turut dengan sedikit perubahan, setelah Juli mendatar. Namun, inflasi inti akan naik 0,3 persen dalam dua bulan berturut-turut.
Di sisi lain, inflasi meski melambat, pejabat the Fed dalam beberapa hari terakhir beri sinyal laporan satu bulan tidak akan pengaruhi kebijakan untuk meredam inflasi. Bank sentral AS akan menaikkan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga kali berturut-turut.
Jika the Fed mengikuti harapan pasar itu akan membawa suku bunga acuan bank sentral ke kisaran 3 persen-3,25 persen. Suku bunga tersebut akan menjadi level tertinggi sejak awal 2008.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 9 September 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street reli pada perdagangan Jumat, 9 September 2022. Dengan demikian, wall street mencatat kinerja mingguan yang kuat setelah tertekan imbas kebijakan bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 377,19 poin atau 1,19 persen menjadi 32.151,71. Indeks S&P 500 menguat 1,53 persen ke posisi 4.067,36. Indeks Nasdaq bertambah 2,1 persen menjadi 12.112,31.
Saham DocuSign melonjak lebih dari 10 persen setelah perusahaan melaporkan laba yang kalahkan harapan. Perseroan juga mengeluarkan perkiraan pendapatan kuartal III 2022 yang di atas harapan.
Rata-rata tiga indeks acuan menghentikan penurunan beruntun dalam tiga minggu. Indeks Dow Jones menguat 2,66 persen pada pekan ini. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 3,65 persen. Indeks Nasdaq bertambah 4,14 persen.
Saham telah bergejolak baru-baru ini karena harapan kenaikan suku bunga 0,75 persen pada September2022. Hal ini setelah ketua the Federal Reserve Jerome Powell mengatakan berkomitmen kuat untuk menurunkan inflasi.
Sentimen The Fed
“Kasus untuk pasar bearish yang sedang berlangsung adalah the Fed akan terus memperketat kebijakan moneter, menarik likuiditas dari pasar dan menyebabkan koreksi saham,” ujar Chief Investment Officer CIBC Private Wealth US David Donabedian seperti dikutip dari CNBC, Sabtu (10/9/2022).
Ia menambahkan, pemulihan pasar pekan ini telah menunjukkan ada ketahanan yang berkelanjutan dalam ekonomi yang didukung oleh laporan ekonomi yang menguntungkan.
Namun, Donabedian tidak melihat saham telah mencapai posisi terendah saat pasar menurun. “Memang, perjalanan ke pasar bull berikutnya akan memakan waktu, dan akan ditandai dengan serangkaian kemunduran dan pemulihan,” tutur dia.
Sementara itu, harga minyak menguat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin akan pangkas pasokan. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) menguat 3,57 persen menjadi USD 86,53 per barel dan harga minyak Brent bertambah 3,59 persen menjadi USD 92,37 per barel. Meski demikian, selama sepekan, harga minyak cenderung melemah.
Advertisement