Liputan6.com, Jakarta - PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan pertumbuhan pendapatan dan laba selama semester I 2022.
Pada semester I 2022, ADMR mencatatkan kinerja mentereng yang didukung oleh pertumbuhan penjualan dan kenaikan harga jual.
Baca Juga
Laba inti ADMR pada semester pertama 2022, lompat 499 persen menjadi USD 207 juta atau sekitar Rp 3 triliun (asumsi kurs Rp 14.873 per dolar AS) dari USD 35 juta (Rp 520 miliar) pada semester satu 2021.
Advertisement
Peningkatan pada laba inti ADMR menunjukkan kinerja bisnis yang solid di tengah lingkungan pasar yang kondusif. Adapun laba sebelum pajak pada semester pertama 2022 ADMR juga naik enam kali lipat secara Year on Year (YoY) menjadi USD 264 juta (Rp 3,9 triliun) dari USD 44 juta (Rp 654 miliar) pada semester satu 2021.
Selain itu, ADMR mencatat pendapatan usaha pada semester satu 2022 sebesar USD 436 juta (Rp 6,4 triliun), atau naik 165 persen dari USD 164 juta (2,4 triliun) pada periode yang sama di 2021. Peningkatan ini terjadi berkat kenaikan Average Selling Price (ASP) yang ditopang kondisi harga yang kuat pada semester satu 2022.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR, Christian Ariano Rachmat mengatakan Adaro Minerals mengalami semester pertamanya sebagai perusahaan publik dengan sangat baik, didukung oleh kenaikan ASP maupun volume penjualan.
"Kami mendapatkan minat yang tinggi untuk produk batu bara kokas keras untuk pembuatan baja, sehingga volume penjualan di semester pertama 2022 dapat tumbuh 9 persen. Kondisi harga yang kuat mendorong ASP naik 143 persen, karena kami membukukan profitabilitas yang tinggi di periode ini,” ujar Ariano, dalam keterangan tertulis, Selasa (13/9/2022).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Pengembangan Bisnis Aluminium Adaro Minerals Indonesia
Selain memaparkan kinerja yang baik di semester pertama 2022, ADMR juga menjelaskan mengenai rencana pengembangan bisnis aluminium sebagai salah satu material dalam pembuatan kendaraan listrik.
ADMR yang berfokus pada bisnis terkait mineral, Ariano menyebut terdapat potensi besar pada bisnis aluminium yang akan mendukung pertumbuhan Grup Adaro ke depannya.
“Kami terus mendukung transformasi internal Grup Adaro, membuat beberapa pencapaian baru dengan adanya rencana peletakan batu pertama pembangunan smelter aluminium pada awal 2023 sebagai proyek pertama dalam pengembangan kawasan industri hijau terbesar di dunia, yang bertempat di Kaltara,” pungkas Ariano.
Advertisement
Adaro Minerals Jadi Pendatang Baru Pertama di BEI pada 2022
Diberitakan sebelumnya, PT Adaro Minerals Indonesia Tbk akan menjadi perusahaan tercatat pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022. PT Adaro Minerals Indonesia Tbk akan mencatatkan saham perdana di papan pengembangan BEI dengan kode saham ADMR, Senin (3/1/2022).
Mengutip laman BEI, PT Adaro Minerals Tbk mencatatkan saham sebanyak 40.882.331.500 saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Rincian saham yang dicatatkan antara lain saham pendiri 34.275.250.000 saham dan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) 6.607.081.500 saham. Harga penawaran saham Rp 100 per saham.
Sebelumnya perseroan menyatakan, apabila terjadi kelebihan pemesanan pada penjatahan terpusat, sumber efek yang akan digunakan untuk memenuhi ketentuan penyesuaian alokasi efek untuk porsi penjatahan terpusat sebanyak-banyaknya 558.501.500 dengan nilai nominal Rp 100.
Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya 1,37 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh per saham. Dengan demikian, perseroan peroleh dana IPO Rp 660,70 miliar.
Dana IPO
Rencana pemakaian dana IPO antara lain sekitar 58,83 persen untuk keperluan pemberian pinjaman kepada anak usaha PT Maruwai Coal (MC) untuk belanja modal.
Belanja modal itu antara lain perbaikan dan peningkatan kapasitas infrastruktur pertambangan batu bara, infrastruktur pendukung seiring meningkatnya produksi batu bara dan biaya eksplorasi untuk keperluan pengembangan teknik penambangan di Lampunut pada 2022-2023.
"Sisanya akan digunakan untuk membayar kembali sebagian pokok atas pinjaman perseroan dari PT Adaro Energy Tbk,” tulis perseroan.
Advertisement