Sukses

Ekspor Batu Bara Bukit Asam Sentuh 35 Persen pada Semester I 2022

Peningkatan kinerja perusahaan juga didorong oleh pemulihan ekonomi yang meningkatkan permintaan batubara.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan kinerja yang cemerlang pada paruh pertama 2022. Secara keseluruhan kinerja perusahaan meningkat signifikan jika dibandingkan dengan periode sama pada tahun lalu. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin pada acara Public Expose Live, Selasa (13/9/2022) mengungkapkan pendapatan PTBA pada semester satu 2022 mencapai Rp 18,4 triliun, naik 79 persen secara Year on Year (YoY) dari tahun sebelumnya di angka Rp 10,3 triliun. 

“Adapun laba bersih perusahaan berhasil meningkat 246 persen pada semester pertama 2022 yaitu di angka Rp 6,2 triliun, dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai Rp 1,8 triliun,” ujar Farida. 

Farida memaparkan peningkatan kinerja perusahaan didorong oleh pemulihan ekonomi global dan nasional yang meningkatkan permintaan batu bara. Selain itu, kenaikan harga batu bara juga mendukung peningkatan kinerja perusahaan. 

“Porsi penjualan ekspor juga meningkat dari 33 persen pada kuartal pertama 2022 menjadi 38 persen di kuartal kedua 2022. Hal ini menyebabkan porsi ekspor pada semester pertama 2022 tercatat sebesar 35 persen,” ujar Farida.

Harga jual rata-rata (ASP) PTBA yang meningkat juga menjadi pendorong pertumbuhan kinerja perusahaan. PT Bukit Asam Tbk berhasil meningkatkan harga jual rata-rata pada semester I 2022 di angka Rp 1,2 juta per ton, dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp 0,8 juta per ton. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

2 dari 4 halaman

Target Pendapatan

Target Pendapatan hingga Akhir Tahun

Melihat kinerja PTBA yang cemerlang pada semester satu 2022, Farida optimistis bisa meraih pendapatan hingga double digit pada akhir 2022. 

“Kami bersyukur tahun ini melihat harga batu bara meningkat signifikan, kami harap kondisi ini bisa bertahan sampai seterusnya. Melihat laba bersih sampai paruh pertama 2022, kami berharap pada akhir 2022 paling tidak mendapat double digit. Itu merupakan track record tertinggi yang bisa dicapai PTBA dalam sejarah,” pungkas Farida. 

Strategi PTBA Menjaga Kinerja Tahun Depan

Farida menuturkan, PTBA sangat menyadari mengenai volatilitas harga batubara. Demi menjaga kestabilan kinerja perusahaan pada tahun depan, PTBA memiliki berbagai strategi yang bisa diterapkan. 

“Jika harga batubara melonjak, tentunya kita punya strategi untuk mencapai laba bersih yang optimal. Jika harga batubara koreksi tahun depan, tentunya kami harus melakukan efisiensi biaya yang sangat signifikan, sehingga laba nya tidak terlalu volatile mengikuti harga batu bara,” pungkas Farida.

3 dari 4 halaman

Bukit Asam Serap 24 Persen Belanja Modal pada Semester I 2022

Sebelumnya, hingga semester I 2022, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 24 persen dari target.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk, Farida Thamrin mengatakan, harusnya serapan belanja modal pada semester I 2022 bisa lebih besar. Sayangnya, terdapat alokasi belanja modal yang meski terjadi pada periode yang sama, tetapi belum bisa dibukukan.

"Capex sampai Juni 2022 realisasi kurang lebih 24 persen dari target semester I 2021. Tapi sebenarnya ada satu pos dari capex yang sebenarnya tinggal menunggu dokumentasi realisasinya saja. Kalau itu kita hitung, realisasinya bisa sampai 40 persen," kata Farida, dalam paparan kinerja perseroan di Jakarta, Jumat (26/8/2022).

Secara garis besar, belanja modal pada semester I 2022 dialokasikan untuk pengembangan usaha perseroan. Di antaranya seperti PLTU Sumsel 8, angkutan batu bara, pengembangan PLTS, dan sebagainya. Perseroan menyiapkan belanja modal Rp 2,9 triliun pada 2022.

Kemajuan Proyek Pengembangan

PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x620 MW dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).

Kemajuan pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 96,75 persen.

Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada 2022 ini. Lalu untuk proyek PLTS yang diinisiasi bersama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di Tol Bali-Mandara yang berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp), saat ini telah selesai dibangun dan akan segera diresmikan Pemerintah.

4 dari 4 halaman

Kapasitas Angkutan Batu Bara

Sejalan dengan target perusahaan untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara jalur kereta api menjadi 72 juta ton per tahun pada 2026, dilakukan pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.

Lingkup yang dibangun oleh PTBA adalah Train Loading System dan Coal Handling Facility, sementara PT KAI menyiapkan Dermaga serta sarana transportasinya (gerbong). Jalur ini direncanakan beroperasi pada triwulan IV 2024.

Di samping itu, juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III 2026.  Penandatanganan Head of Agreement telah dilakukan oleh PTBA, KAI, dan PLN pada 16 Februari 2022.