Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini pemerintah mewacanakan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melakukan akuisisi pada PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Hal itu sempat disampaikan Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin pada kunjungannya ke Pondok Pesantren (Ponpes) Teknologi di Riau pada Kamis, 25 Agustus 2022.
Baca Juga
Menanggapi hal ini, Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini memberikan penjelasan pada konferensi pers Public Expose Live, Selasa (13/9/2022). Novita mengungkapkan belum ada arahan lebih lanjut dari para pemegang saham.
Advertisement
"Terkait wacana akuisisi BTN, rencana ini tidak ada atau tidak terdapat corporate plan BNI. Selain itu, belum ada arahan tindak lanjut dari pemegang saham untuk akuisisi BTN ini jadi aksi korporasi BNI,” ungkap Novita.
Meskipun begitu, Novita menyebut BNI akan tetap berkomitmen untuk selalu mendukung rencana pengembangan bisnis oleh pemerintah.
"Kami akan selalu mendukung, kami juga pertimbangan dua aspek, yaitu aspek bisnis apakah ini memberikan dampak positif pada BNI dan aspek pemegang saham, apakah memberikan nilai tambah bagi pemegang saham. Karena saat ini 60 persen saham BNI dimiliki pemerintah," lanjut Novita.
Adapun, Novita menjelaskan, fokus BNI untuk saat ini akan lebih pada eksekusi agenda corporate transformation untuk optimalisasi perusahaan anak.
“Perusahaan anak jadi fokus kami bertransformasi dan mengoptimalisasi integrasi perusahaan anak dengan perusahan induk untuk berkontribusi lebih pada BNI Grup,” tutur Novita.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Meningkatkan Rasio Laba
Novita optimistis pertumbuhan BNI ke depan akan tetap positif. BNI akan berupaya untuk meningkatkan Return on Equity (RoE) atau rasio laba yang dihasilkan bank dari modalnya hingga ke atas 18 persen pada 2025.
"Dengan RoE per Juni 2022 sebesar 15,1 persen, maka ini berarti profitabilitas kami akan terus meningkat secara berkelanjutan,” jelas Novita.
Untuk mencapai target tersebut, Novita memaparkan strategi pertumbuhan perseroan dalam tiga tahun ke depan akan fokus pada tiga hal.
Pertama, pertumbuhan kredit BNI di segmen korporasi akan fokus pada nasabah blue chip dengan kualitas dan outlook kinerja usaha yang baik dan secara historis telah terbukti resilien dalam menghadapi gejolak perekonomian.
Advertisement
Selanjutnya
Kedua, pertumbuhan segmen UMKM yang mana BNI akan memperkuat pertumbuhan bisnis UMKM berorientasi ekspor, serta diaspora yang berada di luar negeri melalui program BNI Xpora dan pengembangan ekosistem dan solusi digital yang tepat bagi UMKM.
Ketiga, pertumbuhan bisnis segmen konsumer yang akan datang dari strategi cross selling dengan nasabah segmen korporasi dan UMKM.
“BNI akan fokus mengoptimalkan peluang bisnis seperti kredit kepemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit tanpa agunan (KTA) dari pemilik bisnis maupun pegawai nasabah wholesale banking,” tutur Novita.
Novita menekankan BNI berkomitmen untuk memastikan target RoE ini dapat dicapai mulai dengan tahun ini. Terlebih, kinerja perseroan hingga semester kedua 2022 masih on track untuk merealisasikan pencapaian laba tertinggi dalam sejarah perseroan.