Liputan6.com, Jakarta - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah meraih kontrak baru baru Rp 18 triliun dari target kontrak baru 2022 sebesar Rp 39 triliun.
"Sampai saat ini Rp 18 triliun, akhir tahun targetkan kontrak baru Rp 39 triliun," ujar Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk Agung Budi Waskito, saat paparan publik live 2022, Selasa (13/9/2022).
Baca Juga
Mengutip Antara, kontrak baru didominasi proyek pemerintah antara lain proyek pendukung pelaksanaan Presidensi G20 yang terdiri dari revitalisasi VVIP Bandara Halim Perdanakusuma, revitalisasi bandara VVIP I Gusti Ngurah Rai, preservasi jalan dan jembatan di Bali.
Advertisement
Preservasi itu meliputi ruas Simpang Pesanggaran-Nusa Dua, Jimbaran-Uluwatu dan Penataan Lanskap Bundaran, Pedestrian, serta Median Ruas Jalan Bandara Ngurah Rai.
Proyek pendukung lainnya antara lain proyek peningkatan, pembangunan jalan dan jembatan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dari kontrak baru tersebut, PT Wijaya Karya Tbk mendapatkan dua proyek ibu kota nusantara (IKN) senilai Rp 1,1 triliun.
"Rp 1,1 triliun untuk dua proyek (IKN-red). Proyek tol dan rumah untuk pekerja mencapai Rp 1,1 triliun," kata dia.
Dua proyek itu antara lain proyek jalan tol Kariangau-Simpang Tempadung dan hunian untuk pekerja. Agung menuturkan, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah lelang beberapa paket pekerjaan yang sudah diteken kontrak dan sebagian besar lainnya dalam proses lelang.
Proyek IKN
"Ada dua yang kita dapat dan sudah mulai kerjakan di sana, pertama adalah jalan tol dari Kariangau sampai dengan Simpamng Tempadung, di mana pada hari ini telah diadakan pre construction meeting sehingga mulai pekan ini kita sudah memulai pelaksanaan untuk jalan tol tersebut," ujar dia.
Perseroan juga sudah ditunjuk dan mulai bekerja di IKN terkait proyek pembangunan hunian untuk pekerja. Wika melaksanakan pembangunan dengan memakai teknologi modular yang merupakan unggulan dari WIKA Gedung.
Teknologi ini memungkinan pembangunan dilakukan cepat dengan mutu dan estetika yang baik dengan kecepatan cukup tinggi.
"Di luar itu kita sedang memproses beberapa tender yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR, sehingga memang seperti sudah saya sampaikan target kita untuk IKN cukup besar karena merupakan anggaran dari pemerintah yang merupakan prioritas bagi WIKA," kata dia.
Ia menuturkan, proyek IKN menjadi daya tarik bagi Wijaya Karya sebagai pelaku usaha kontruksi. Terkait dengan persiapan, Wika telah mempersiapkan diri sangat baik di IKN mulai dari kantor di Kalimantan Timur.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) membukukan kinerja keuangan beragam pada semester I 2022. PT Wijaya Karya Tbk meraih pertumbuhan pendapatan bersih, tetapi laba bersih merosot hingga Juni 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Wijaya Karya Tbk meraih pendapatan bersih Rp 7,18 triliun pada semester I 2022. Pendapatan bersih naik 6,15 persen dari periode sama tahun lalu Rp 6,76 triliun.
Beban pokok pendapatan naik 5,4 persen menjadi Rp 6,55 triliun hingga Juni 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,22 triliun. Laba kotor perseroan naik 14,74 persen dari Rp 546,62 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 627,23 miliar pada semester I 2022.
Perseroan mencatat beban penjualan turun menjadi Rp 1,31 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,66 miliar Beban umum dan administrasi susut menjadi Rp 348,73 miliar pada semester I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 372,59 miliar.
Selanjutnya
Di sisi lain, pendapatan lain-lain menjadi Rp 666,07 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 410,93 miliar. Perseroan alami penurunan laba entitas ventura bersama dari Rp 327,09 miliar pada semester I 2021 menjadi Rp 179,62 miliar pada semester I 2022.
Namun, PT Wijaya Karya Tbk mencatat laba bersih turun 90,9 persen menjadi Rp 12,35 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 136,09 miliar. Perseroan alami laba bersih per saham dasar rugi Rp 1,49 dari periode semester I 2021 sebesar Rp 9,31.
Perseroan mencatat total ekuitas sebesar Rp 17,43 triliun pada semester I 2022. Sedangkan liabilitas naik menjadi Rp 54,81 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 51,95 triliun.
Total aset naik menjadi Rp 72,24 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 69,38 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,28 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 6,98 triliun.
Advertisement
Kontrak Baru
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito menuturkan, peningkatan performa penjualan ditunjukkan oleh segmen infrastruktur dan gedung naik 2 persen.
Segmen industri penunjang konstruksi bertambah 9,8 persen dan segmen realty dan properti tumbuh 167,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Sebagian besar pendapatannya dikontribusi oleh bisnis perhotelan sebagai buah dari dijalankannya proses holding hotel BUMN oleh Wika Realty.
Hingga Juli 2022, PT Wijaya Karya Tbk meraih kontrak baru Rp 14,67 triliun. Kontributor kontrak baru itu antara lain berasal dari sektor infrastruktur dan gedung sebesar 58,4 persen, serta industri penunjang konstruksi sebesar 22,7 persen.
Tingginya perolehan kontrak baru pada segmen itu turut disebabkan oleh program pengembangan infrastruktur strategis yang masih didorong oleh pemerintah Indonesia termasuk hadapi perhelatan G20.
Pada penutupan perdagangan Selasa, 30 Agustus 2022, saham WIKA melambung 5,97 persen ke posisi Rp 1.065 per saham. Saham WIKA dibuka naik lima poin ke posisi Rp 1.010 per saham.
Saham WIKA berada di level tertinggi Rp 1.065 dan terendah Rp 1.010 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.304 kali dengan volume perdagangan 330.792 lot saham. Nilai transaksi Rp 34,4 miliar.