Sukses

Wall Street Anjlok ke Posisi Terendah Sejak Juni 2020 Usai Rilis Inflasi AS

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tersungkur 1.276,37 poin atau 3,94 persen ke posisi 31.104,97.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada penutupan perdagangan, Selasa, 13 September 2022. Koreksi tajam wall street terjadi seiring laporan inflasi Agustus 2022 yang lebih panas dari yang diharapkan.

Hal tersebut membebani investor seiring sebelumnya ada optimisme tekanan inflasi mereda dan the Federal Reserve (the Fed) kurang agresif.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tersungkur 1.276,37 poin atau 3,94 persen ke posisi 31.104,97. Indeks S&P 500 merosot 4,32 persen ke posisi 3.932,69. Indeks Nasdaq turun 5,16 persen ke posisi 11.633,57.

Pada perdagangan Selasa pekan ini, hanya lima saham di S&P 500 yang berakhir di wilayah positif. Saham teknologi tertekan dengan perusahaan induk Facebook Meta tergelincir 9,4 persen dan raksasa chip Nvidia merosot 9,5 persen.

Koreksi tersebut menghapus semua reli baru-baru ini untuk saham. Selain itu menarik S&P 500 kembali ke penutupan perdagangan 6 September 2022 di 3.908. Pelaku pasar juga melihat kembali posisi indeks saat di bawah 3.700 yang terjadi pada pertengahan Juni 2022.

“Saya pikir kita bahkan dapat kembali dan menguji ulang posisi terendah Juni,” ujar Direktur UBS Art Cashian dikutip dari CNBC, Rabu (14/9/2022).

Ia menuturkan, posisi 3.900 sangat menggoda dan mundur di bawah rata-rata pergerakan 50 hari. “Ini sangat banyak tentang teknisnya. Bukan hanya satu angka yang membuat perekonomian menjadi kacau balau. Itu berarti banyak orang yang membuat taruhan awal yang menguntungkan tertangkap basah,” kata dia.

 

2 dari 5 halaman

Data Inflasi AS

Adapun laporan indeks harga konsumen Agustus 2022 menunjukkan inflasi lebih tinggi dari perkiraan. Inflasi utama naik 0,1 persen dari bulan ke bulan bahkan dengan penurunan harga gas. Inflasi inti naik 0,6 persen bulan ke bulan. Pada tahun ke tahun, inflasi 8,3 persen.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones memperkirakan penurunan 0,1 persen untuk inflasi keseluruhan dengan kenaikan 0,3 persen untuk inflasi inti.

Laporan tersebut adalah salah satu yang terakhir akan dilihat bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) jelang pertemuan 20-21 September 2022. Bank sentral diperkirakan menaikkan suku bunga 75 basis poin ketiga kali berturut-turut untuk menekan inflasi.

Laporan Agustus yang tinggi secara tak terduga dapat membuat the Fed melanjutkan kenaikan agresifnya lebih lama dari yang diantisipasi beberapa investor.

Pergerakan tersebut terjadi setelah empat sesi positif berturut-turut untuk saham AS yang sebagian didukung oleh kepercayaan banyak investor kalau inflasi telah mencapai puncaknya.

“Laporan CPI benar-benar negatif untuk pasar saham. Laporan lebih panas dari yang diharapkan berarti akan mendapatkan tekanan lanjutan dari kebijakan the Fed melalui kenaikan suku bunga,” ujar Direktur Janus Henderson Investors, Matt Peron.

Di sisi lain, aksi jual terjadi saham pertumbuhan. Saham Cloudflare turun lebih dari 10 persen. Sementara itu, Unity Software merosot sekitar 13,4 persen. Saham Carvana tergelincir 12,9 persen.

3 dari 5 halaman

Penutupan Wall Street

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin, 12 September 2022 seiring dolar AS melemah dan kepercayaan harga sudah mencapai posisi puncak. Hal ini mendorong wall street melanjutkan reli jelang rilis inflasi AS.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones bertambah 229,63 poin atau 0,71 persen ke posisi 32.381,34. Indeks S&P 500 naik 1,06 persen ke posisi 4.110,41. Indeks Nasdaq menanjak 1,27 persen ke posisi 12.266,41.

Sektor saham energi memimpin penguatan. Saham Bristol-Myers Squibb menguat 3,14 persen dan Apple menanjak 3,85 persen. Pergerakan tersebut memperpanjang kenaikan untuk wall street. Hal ini seiring rata-rata indeks acuan hentikan koreksi beruntun dalam tiga minggu pada Jumat, 9 September 2022.

Saham telah bergejolak menjelang pertemuan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS pada  20-21 September 2022. Bank sentral diperkirakan menaikkan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga kali berturut-turut.

4 dari 5 halaman

Selanjutnya

 Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meredam inflasi yang tinggi. Pejabat the Fed telah menegaskan dalam beberapa pekan terakhir kalau akan terus menaikkan suku bunga untuk melawan inflasi bahkan jika itu menekan pertumbuhan ekonomi.

Namun, sejumlah perkembangan terakhir, termasuk melemahnya dolar AS dan keberhasilan militer Ukraina meningkatkan sentimen investor. Banyak pelaku pasar juga optimistis tentang laporan indeks harga konsumen pada Agustus 2022 yang dijadwalkan rilis pada Selasa pagi.

“Kombinasi dari keberhasilan yang agak mengejutkan di Ukraina dan kemungkinan dan kemungkinan berita utama inflasi yang sangat menguntungkan yang bahkan mungkin menunjukkan penurunan pada bulan lalu dapat menempatkan kita ke dalam situasi di mana kita memiliki reli yang berkelanjutan di sini,” uajr CEO Toews Asset Management dikutip dari CNBC, Selasa (13/9/2022).

Ia menambahkan, pada saat itu, ancaman utama jangka pendek dan menengah adalah apakah laba terus memburuk.

5 dari 5 halaman

Inflasi AS

 

Sementara itu, inflasi kemungkinan sedikit mereda pada Agustus 2022 seiring harga bensin turun. Namun, hal itu tidak cukup untuk membuat perbedaan bagi the Fed. Indeks harga konsumen akan dirilis pada Selasa pagi waktu setempat.

Diharapkan inflasi tidak termasuk makanan dan bahan bakar naik 0,3 persen dari Juli 2022 dan 6 persen dari tahun lalu. Termasuk kedua sektor tersebut, inflasi utama diprediksi turun 0,1 persen untuk bulan ini tetapi masih naik 8 persen secara tahunan.

Untuk indeks harga konsumen ini akan menjadi bulan kedua berturut-turut dengan sedikit perubahan, setelah Juli mendatar. Namun, inflasi inti akan naik 0,3 persen dalam dua bulan berturut-turut.

Di sisi lain, inflasi meski melambat, pejabat the Fed dalam beberapa hari terakhir beri sinyal laporan satu bulan tidak akan pengaruhi kebijakan untuk meredam inflasi. Bank sentral AS akan menaikkan suku bunga 75 basis poin untuk ketiga kali berturut-turut.

Jika the Fed mengikuti harapan pasar itu akan membawa suku bunga acuan bank sentral ke kisaran 3 persen-3,25 persen. Suku bunga tersebut akan menjadi level tertinggi sejak awal 2008.