Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan tengah antre di pipeline IPO. Adapun hingga 8 Juli 2022, terdapat 25 perusahaan yang telah mencatatkan saham di Bursa. Hingga 14 September 2022, terdapat 28 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
“Dari 28 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya bergerak pada sektor Energy, Technology, dan Financials yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun,” ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan, ditulis Kamis (15/9/2022).
Baca Juga
Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 17 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 7 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar.
Advertisement
Rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 1 Perusahaan dari Sektor Basic Materials
• 4 Perusahaan dari Sektor Consumer Cyclicals
• 3 Perusahaan dari Sektor Consumer Non-Cyclicals
• 2 Perusahaan dari Sektor Energy
• 2 Perusahaan dari Sektor Financials
• 4 Perusahaan dari Sektor Healthcare
• 2 Perusahaan dari Sektor Industrials
• 1 Perusahaan dari Sektor Infrastructures
• 1 Perusahaan dari Sektor Properties & Real Estate
• 5 Perusahaan dari Sektor Teknologi
• 3 Perusahaan dari Sektor Transportation & Logistic
Bersamaan dengan itu, Bursa mengantongi 13 emisi dalam pencatatan obligasi dan sukuk. Adapun hingga tanggal 14 September 2022, tercatat sebanyak 97 emisi dari 66 penerbit dengan total dana dihimpun mencapai Rp 121,0 triliun.
“Hingga saat ini masih terdapat 13 emisi dari 9 penerbit yang masih terdapat dalam pipeline dan berencana untuk dicatatkan pada tahun 2022,” imbuh Nyoman.
BEI Bidik Pengembangan Papan Ekonomi Baru Rampung Kuartal III 2022
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengharapkan penerapan papan ekonomi baru dapat selesai kuartal III 2022. BEI sedang siapkan aturan untuk akomodasi saham-saham yang masuk dalam papan ekonomi baru yang akan dihuni saham-saham dengan kriteria atau karakteristik tertentu.
“Saat ini bursa dalam tahap pengembangan peraturan dan sistem untuk penerapan papan ekonomi baru. Untuk rencana penerapannya, sesuai dengan hasil koordinasi SRO. Proyek dijadwalkan selesai kuartal III 2022,” ujar Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, ditulis Jumat (19/8/2022).
Sebelumnya, Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna menuturkan, peraturan mengenai papan ekonomi saat ini masih dalam bentuk draft Peraturan Bursa Nomor I-Y tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham di Papan Ekonomi Baru yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat.
"Saat ini masih dalam tahapan Rule Making Rule dengan pelaku pasar,” kata Nyoman kepada awak media, ditulis Jumat, 3 Juni 2022.
Advertisement
Selanjutnya
Dalam rancangan peraturan tersebut, papan ekonomi baru berlaku bagi calon perusahaan tercatat yang memenuhi karakteristik tertentu dengan kriteria. Di antaranya yang pertama, memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi.
"Terkait penentuan besaran nilai atau persentase dari aspek pertumbuhan pendapatan yang tinggi, bursa berencana untuk mengatur lebih lanjut dalam aturan turunan atau dalam bentuk kebijakan dari peraturan yang bersangkutan," ujar Nyoman.
Kriteria kedua, yakni menggunakan teknologi untuk menciptakan inovasi produk atau jasa yang meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi serta memiliki kemanfaatan sosial yang luas. Ketiga, perusahaan masuk ke dalam bidang usaha yang sedang berkembang yang ditetapkan lebih lanjut melalui Surat Edaran Bursa.
BEI Bikin Papan Baru untuk Sektor New Economy
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyetujui agenda tunggal, yakni pengesahan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2022.
Dalam RKAT tersebut, Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Fawzi membeberkan sejumlah inisiatif yang akan dieksekusi Bursa pada 2022.
"Jadi di dalam RKAT tahun depan, kami memang merencanakan tidak kurang 42 rencana kerja yang kita canangkan sebagai rencana kerja unggulan untuk Bursa Efek Indonesia selama 2022," ungkap Hasan dalam konferensi pers RUPSLB BEI, Rabu, 27 Oktober 2021.
Ia menguraikan, sembilan di antaranya merupakan rencana kerja yang dikelompokkan sebagai rencana kerja atau inisiatif strategis. Rinciannya antara lain, pertama, BEI akan kembali menyempurnakan terhadap SPPA (sistem penyelenggara pasar alternatif).
"Alhamdulillah sejak 2019 yang lalu kita luncurkan, 2020 itu ternyata terus baik. Bahkan per hari ini kita sudah mencatat rata-rata transaksi itu sudah di atas Rp 1- 2 triliun per harinya," ungkap Hasan.
Kedua, yaitu XBRL enhancement dan taksonomi maintenance. BEI kembali akan meningkatkan kemampuannya untuk mengadopsi standar XBRL yang sekarang sudah diimplementasikan.
"Yang ketiga, inisiatif baru,” celetuk Hasan.
"Kita sudah mulai melakukan inisiatif untuk pengembangan carbon trading, perdagangan nilai emisi karbon,” ia menambahkan.
Advertisement