Liputan6.com, Jakarta - Adobe mengumumkan akan akuisisi perusahaan perangkat lunak desain Figma dalam kesepakatan senilai sekitar USD 20 miliar atau Rp 298,52 triliun (asumsi kurs Rp 14.926 per dolar AS) dan saham pada Kamis lalu.
Saham Adobe merosot 17 persen, penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak 2010. Mengutip CNBC, Figma, didirikan pada 2012, menciptakan perangkat lunak desain berbasis cloud yang mengizinkan tim untuk berkolaborasi secara real time. Hal tersebut bersaing head t head dengan program XD Adobe.
Baca Juga
Perusahaan ini bernilai USD 10 miliar atau Rp 149,26 triliun dalam putaran pendanaan terakhirnya pada 2021.
Advertisement
Figma, memiliki pendukung seperti Index Ventures, Greylock Partners dan Kleiner Perkins, diharapkan menghasilkan lebih dari USD 400 juta atau Rp 5,97 triliun pendapatan berulang tahunan tahun ini. Adobe melakukan konfirmasi ARR Figma akan melampaui USD 400 juta atau Rp 5,97 triliun pada 2022.
Itu berarti Adobe membayar sekitar 50 kali pendapatan pada saat penjualan berlipat ganda untuk perangkat lunak cloud berkontraksi secara dramatis dari rekor tertinggi yang dicapai tahun lalu.
Untuk perusahaan cloud teratas di BVP Nasdaq Emerging Cloud Index, kelipatan ke depan telah turun menjadi lebih dari 9 kali pendapatan dari sekitar 25 pada Februari 2021.
Adobe mengatakan akan mengintegrasikan beberapa fitur dari produk lainnya, antara lain ilustrasi, fotografi, dan teknologi video, ke dalam platform Figma. Adobe menjual berbagai layanan perangkat lunak untuk profesional foto dan video, seperti Photoshop, Illustrator, Premiere Pro, dan lainnya.
“Kehebatan Adobe telah berakar pada kemampuan kami untuk menciptakan kategori baru dan menghadirkan teknologi mutakhir melalui inovasi organik dan akuisisi anorganik. Kombinasi Adobe dan Figma adalah transformasional dan akan mempercepat visi kami untuk kreativitas kolaboratif,” kata CEO Adobe Shantanu Narayen, dikutip dari CNBC, Jumat (16/9/2022).
Kinerja
Setelah kesepakatan ditutup, salah satu pendiri dan CEO Figma, Dylan Field, akan terus menjalankan perusahaan. Dia akan melapor ke David Wadhwani selaku presiden bisnis media digital Adobe.
Adobe juga mengumumkan hasil fiskal kuartal III. Kemudian, melaporkan pendapatan USD 3,40 atau Rp 50,748 per saham, disesuaikan, melampaui perkiraan Refinitiv USD 3,33 atau Rp 49,703 per saham. Lalu, membukukan pendapatan USD 4,43 miliar atau Rp 66,12 triliun, yang sesuai dengan ekspektasi analis sebesar USD 4,43 miliar atau Rp 66,12 triliun.
Perusahaan mengeluarkan panduan campuran untuk kuartal IV fiskal. Adobe mengatakan pendapatan pada kuartal tersebut akan menjadi USD 4,52 miliar atau sekitar Rp 67,46 triliun, dibandingkan dengan perkiraan konsensus sebesar USD 4,6 miliar atau Rp 68,65 miliar, menurut StreetAccount. Perseroan diharapkan melaporkan pendapatan USD 3,50 atau Rp 52,241 per saham, disesuaikan, di atas perkiraan StreetAccount USD 3,47 atau Rp 51,793 per saham.
Advertisement
Penutupan Wall Street 15 September 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street jatuh pada perdagangan bergejolak pada Kamis, 15 September 2022. Hal ini seiring investor mencerna sejumlah laporan ekonomi yang menunjukkan gambaran suran dari ekonomi AS.6
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Nasdaq melemah 1,43 persen ke posisi 11.552,36. Indeks S&P 500 merosot 1,13 persen ke posisi 3.901,35. Indeks Dow Jones susut 0,56 persen atau 173,27 poin ke posisi 30.961,82. Indeks Dow Jones sentuh posisi terendah sejak 14 Juli.
Saham Adobe membebani indeks Nasdaq dan S&P 500. Saham Adobe turun lebih dari 16 persen setelah perusahaan umumumkan kesepakatan USD 20 miliar atau sekitar Rp 298,76 triliun (asumsi kurs 14.938 per dolar AS) untuk membeli Figma.
Koreksi saham Adobe menular ke saham teknologi lainnya. Saham Apple turun 1,9 persen dan saham Salesforce tergelincir 3,4 persen.
Saham bank cenderung menguat. Saham Goldman Sachs dan JPMorgan masing-masing naik lebih dari 1 persen. Saham UnitedHealth Group naik 2,6 persen.
Wall Street masih berusaha menemukan pijakannya setelah kenaikan mengejutkan dalam laporan indeks harga konsumen Agustus 2022 memicu penurunan lebih dari 1.200 poin untuk indeks Dow Jones. Kenaikan pada perdagangan Rabu, 14 September 2022 terhapus oleh koreksi pada Kamis pekan ini.
Selanjutnya
Sejumlah laporan ekonomi yang beragam pada perdagangan Kamis pekan ini tidak banyak meningkatkan kepercayaan investor. Klaim pengangguran awal datang lebih baik dari yang diharapkan, tetapi harga impor melihat penurunan lebih kecil dari perkiraan. Penjualan ritel mengalahkan harapan, tetapi negatif ketika kecualikan otomotif. Data manufaktur juga menunjukkan ekonomi yang melambat.
Sementara laporan tersebut menunjukkan sektor konsumen AS bertahan untuk saat ini, dan tidak akan berbuat banyak untuk mengurangi kekhawatiran tentang inflasi terus menerus. Investor khawatir the Federal Reserve akan lebih agresif dengan kenaikan suku bunga untuk melawan inflasi, meningkatkan kemungkinan resesi.
“The Fed perlu ambil pilihan. Apakah terus meningkatkan suku bunga untuk menekan inflasi dengan risiko resesi, dengan risiko meningkatnya pengangguran? Ini benar-benar dilemma, tetapi saya pikir mengingat apa yang telah kami dengar dari the Fed, fokusnya tepat pada inflasi,” ujar Head of Model Portfolio Construction Morgan Stanley Mike Loewengart dikutip dari CNBC.
Untuk imbal hasil obligasi Amerika Serikat melanjutkan kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini. Imbal hasil obligasi AS bertenor 1 tahun berada di posisi 4 persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun di 3,86 persen.
Advertisement