Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten menara telekomunikasi telah mengumumkan laporan kinerja paruh pertama 2022 yang cukup bervariasi. Beberapa ada yang mencatatkan laba, seiring dengan kenaikan pendapatan. Ada yang mencatatkan penurunan laba meski pendapatan naik.
Sebaliknya, ada pula yang mencatatkan laba meski pendapatan turun. Dari pertumbuhan laba bersih tertinggi emiten menara telekomunikasi, dicatatkan oleh PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR). Pada semester I 2022, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk justru naik 136,8 persen menjadi Rp 505,29 miliar dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 213,38 miliar.
Baca Juga
Menariknya, capaian itu terjadi di tengah pendapatan yang justru turun. Pendapatan perseroan pada paruh pertama 2022 turun 10,47 persen menjadi Rp 933,94 miliar dari Rp 1,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini seluruhnya berasal dari pendapatan sewa.
Advertisement
Selanjutnya, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel yang berhasil berhasil membukukan laba sebesar Rp 891,54 miliar. Laba tersebut naik 27,23 persen dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 700,74 miliar. Raihan itu sejalan dengan kenaikan pendapatan sebesar 15,48 persen menjadi Rp 3,27 triliun pada semester I 2022 dari Rp 3,27 triliun pada semester I 2021.
Mayoritas kontribusi pendapatan berasal dari pendapatan sewa menara yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,5 persen, dari Rp 2,93 triliun menjadi Rp 3,33 triliun. Kontribusi lainnya berasal dari tower-related business yang meningkat 35,4 persen menjadi Rp 399 miliar.Â
- Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG)
Pada semester I 2022, perseroan berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 24,55 persen menjadi Rp 826,14 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 663,26 miliar.
Hal itu sejalan dengan pendapatan pada semester I 2022 yang naik 11,18 persen menjadi Rp 3,3 triliun dibanding semester I 2021 sebesar Rp 2,97 triliun. Seluruh penghasilan berasal dari sewa menara telekomunikasi dan properti investasi.
Rinciannya, dari PT Indosat Tbk (ISAT) senilai Rp 1,17 triliun, PT Telekomunikasi Selular RP 1,14 triliun, PT XL Axiata Tbk (EXCL) Rp 517,71 miliar. Kemudian PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) Rp 262,49 miliar, PT Smart Telecom Rp 194,99 miliar, PT Hutchison 3 Indonesia Rp 7,56 miliar dan lainnya Rp 8,81 miliar.
Kinerja BALI-GOLD pada Semester I 2022
- Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI)
Perseroan mencatatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 21,07 persen menjadi Rp 102,56 miliar dari Rp 84,71 miliar pada semester I 2021. Capaian itu sejalan dengan pendapatan usaha yang tercatat pada semester I 2022 sebesar Rp 489,87 miliar, naik 10,52 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 443,25 miliar.
- Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD)
Perseroan berhasil mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 17,18 persen menjadi Rp 9,57 miliar.
Hal itu sejalan dengan kenaikan dari sisi pendapatan sebesar 9,64 persen menjadi Rp 23,78 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 21,69 miliar. Seluruh penghasilan berasal dari sewa menara telekomunikasi.
Rinciannya, pendapatan paling besar berasal dari PT Indosat Tbk (ISAT) senilai Rp 10,77 miliar, PT XL Axiata Tbk (EXCL) Rp 8,25 miliar, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN Rp 2,3 miliar. Kemudian PT Telekomunikasi selular Rp Rp 2,29 miliar dan PT Hutchison 3 Indonesia Rp 147,71 juta.
Advertisement
TOWR-CENT
- Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
Pada semester I 2022, perseroan mengukuhkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 0,08 persen menjadi Rp 1,69 triliun dari Rp 1,68 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Raihan itu sejalan dengan pendapatan semester I 2022 yan naik 33,85 persen menjadi Rp 5,32 triliun dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 3,97 triliun. Pendapatan ini berasal dari sewa menara senilai Rp 4,9 triliun, sisanya merupakan pendapatan dari jasa dan lainnya.
Â
-PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk (CENT)
yang berhasil mengukuhkan pendapatan usaha pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 1,14 triliun, naik 93,09 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 590,05 miliar.
Pendapatan itu berasal dari sewa dan pemeliharaan menara senilai RP 961,15 miliar. Kemudian sewa in building coverage multi operator Rp 157,54 miliar dan kerja sama operasi Rp 2,43 miliar. Kemudian dari penyedia jasa internet Rp 10,27 miliar, IP transit Rp 305 juta, dan proyek Rp 7,63 miliar
Meski pendapatan naik signifikan, CENT justru mencatatkan rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp 968,7 miliar, rugi itu naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 178,13 miliar.
Â
GHON-LCKM
- Gihon Telekomunikasi Indonesia Tbk (GHON)
GHON merupakan perusahaan Investasi dengan mengembangkan portofolio di industri leasing tower, utilitas, mikrokontroler, serat optik dan jaringan aktif.
Pada peruh pertama 2022, perseroan mencatatkan pendapatan naik 12,65 persen menjadi Rp 90,71 miliar dari Rp 80,52 miliar pada semester I 2021. Pendapatan paling besar berasal dari PT Indosat Tbk (ISAT) senilai Rp 34,2 miliar, PT XL Axiata Tbk (EXCL) Rp 33,96 miliar, PT Telekomunikasi selular Rp 13,08 miliar. Kemudian PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) Rp dan PT Hutchison 3 Indonesia Rp 234.48 juta.
Sayangnya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2022 turun tipis 12,03 persen menjadi RP 39,82 miliar dari Rp 44,61 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
- Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST)
Pendapatan pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 539,34 miliar, naik 7,39 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 502,21 miliar. Pendapatan itu berasal dari sewa menara telekomunikasi senilai Rp 277,29 miliar, sewa peralatan jaringan Rp 169,06 miliar, serta sewa peralatan dan mesin Rp 93 miliar.
Namun seperti kebanyakan lainnya, laba periode berjalan pada periode ini turun 32 persen menjadi Rp 48,87 miliar dibanding semester I 2021 sebesar Rp 72,5 miliar.
- LCK Global Kedaton Tbk (LCKM)
Perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,3 miliar, turun 42,51 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 24,86 miliar. Pendapatan ini berasal dari pengerjaan SITAC dan CME menara telekomunikasi. Sejalan dengan penurunan pendapatan, laba periode berjalan tercatat sebesar Rp 1,3 miliar. Capaian itu turun 30,33 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 1,9 miliar.
Â
Advertisement