Liputan6.com, Jakarta - Aksi korporasi buyback atau pembelian kembali saham yang dilakukan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi sinyal positif potensi pertumbuhan kinerja perseroan ke depan. Analis menilai aksi buyback oleh BRI juga semakin mendorong kepercayaan investor terhadap kinerja perseroan.
Head of Equity Berdikari Manajemen Investasi Agung Ramadoni menuturkan, implikasi dari aksi korporasi ini dapat terlihat dari Earning per Share (EPS) atau representasi dari seluruh jumlah dana yang bisa diterima oleh pemilik saham atas setiap lembaran saham yang dimiliki investor.
Baca Juga
“Dengan membaiknya kinerja perusahaan maka begitu pula dengan likuiditas perusahaan itu sendiri. Maka, saya masih meyakini bahwa program buyback saham BBRI tersebut akan berdampak positif pada kinerja sahamnya,” kata Agung dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (18/9/2022).
Advertisement
Dia menilai, aksi korporasi ini juga mengindikasikan BRI melihat saham BBRI masih undervalued.
“Sehingga diharapkan aksi buyback yang berimplikasi langsung terhadap outstanding share bisa mengangkat valuasi dan harga saham BBRI saat ini,” kata dia.
Membuka awal tahun ini dengan optimisme pemulihan ekonomi, saham BBRI terpantau mengalami pergerakan positif di angka Rp 4,180. Sebulan berselang, saham BBRI sempat tumbuh 6,5 persen ke level Rp 4,450 pada pekan pertama Februari 2022.
Sementara itu, saham BBRI sempat menyentuh all time high atau harga tertinggi sejak perusahaan melantai di bursa, yakni di level Rp4,940 pada 26 April 2022. Kemudian bergerak pada rentang Rp4,250 hingga Rp4,600.
Adapun kapitalisasi pasar BBRI pada pekan kedua September 2022 berada di angka Rp 675,95 triliun. Dengan EPS alias laba bersih per saham Rp327, maka PER saham ini 13,64 kali dan price to book value (PBV) 2,39 kali.
Saham hasil buyback akan disimpan sebagai saham treasury dalam rangka pemberian insentif kepada pekerja BRI. Hal ini merupakan bentuk apresiasi perusahaan terhadap pekerjanya yang telah memberikan kinerja terbaiknya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Kredit BRI Bakal Tumbuh hingga 11 Persen
Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Ryan Santoso mengatakan kemampuan BRI untuk menciptakan pertumbuhan baru menjadi kunci perseroan masih terus optimistis di tengah tantangan ekonomi saat ini.
Dibayangi kenaikan suku bunga acuan, Ryan menyebutkan, besar kemungkinan pertumbuhan kredit BRI menyentuh 9-11 persen secara tahunan. Dalam risetnya, dirinya menyebut pertumbuhan kredit sektor mikro BRI bisa mencapai 13-15 persen secara tahunan.
Sedangkan, kinerja pertumbuhan kredit BRI semakin kuat berkat konsolidasi Holding Ultra Mikro bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Kredit dari anak usaha PNM juga diproyeksikan tumbuh 17-20 persen secara tahunan serta kredit PT Pegadaian naik 10-11 persen secara tahunan.
Hingga semester I 2022, BRI Group membukukan laba bersih senilai Rp 24,88 triliun atau tumbuh 93,38 persen secara tahunan. Pencapaian laba ini menjadi yang terbesar sekaligus menjadi pertumbuhan yang tertinggi di Indonesia.
Dengan kinerja laba tersebut bank membukukan tingkat pengembalian modal atau return on equity (ROE) sebesar 17,54 persen dan tingkat pengembalian aset atau return on assets (ROA) mencapai 3 persen.
Advertisement
BRI Optimistis Laba Bersih Tembus Rp 40 Triliun hingga Akhir 2022
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI optimistis dapat mencatatkan kinerja moncer pada semester II 2022. Direktur Utama BRI, Sunarso, optimistis laba bersih perseroan tembus Rp 40 triliun pada akhir 2022.
"Saya sangat optimis dan yakin seyakin-yakinnya, akhir tahun nanti BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp 40 triliun,” kata Sunarso dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).
Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah menyampaikan, perseroan memang telah menyiapkan sejumlah panduan hingga akhir tahun. Pertama, dari sisi pertumbuhan pinjaman diperkirakan tumbuh pada kisaran 9 persen hingga 11 persen.
"Driver pertumbuhan masih akan berasal dari segmen mikro dan ultra mikro yang mungkin tumbuh sedikit lebih tinggi daripada total guidance kita,” kata Vivi.
Kemudian net interest margin sampai dengan akhir tahun diyakini berada pada kisaran 7,7 persen sampai dengan 7,9 persen. Untuk cost of credit diperkirakan pada 2,7 persen sampai dengan 2,9 persen, lebih rendah dibandingkan posisi pencapaian per Juni 2022.
"Kemudian untuk opex, pertumbuhan overhead cost growth itu masih ada di kisaran 6 persen sampai dengan 8 persen. Sementara untuk non performing loan itu masih akan ada di 2,8 persen sampai 3 persen,” imbuh Vivi.
BRI Catat Realisasi Pemesanan SR017 Rp 1,01 Triliun
Sebelumnya, sebagai bank yang ditunjuk menjadi salah satu mitra penjualan sukuk ritel SR017, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berhasil mencatatkan nilai pemesanan sukuk ritel 017 mencapai Rp1,01 triliun atau merealisasi 133 persen dari target penjualan Rp 750 miliar per 1 September 2022. Perseroan optimistis nilai pemesanan akan terus bertumbuh hingga akhir periode penawaran.
Seperti diketahui, sukuk negara ritel merupakan produk investasi berprinsip syariat yang diterbitkan dan ditawarkan oleh pemerintah kepada warga negara Indonesia. Saat ini, penawaran sukuk ritel SR017 telah dibuka sejak 19 Agustus 2022 hingga 14 September 2022.
Sementara itu, larisnya penjualan SR017 menjadi bukti bahwa pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya berinvestasi semakin meningkat.
BRI selaku mitra terus mengoptimalisasi literasi dan edukasi kepada masyarakat terhadap produk SBN yang diterbitkan oleh pemerintah. Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan penyerapan investasi pada sisi domestik.
Pemahaman masyarakat yang semakin melek terhadap berbagai instrumen investasi, termasuk keuntungannya ini pun semakin dipermudah dengan layanan pembelian produk investasi secara daring melalui sbn.bri.co.id.
Tak hanya itu, dalam mendukung peningkatan kinerja, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani mengatakan, perseroan terus berusaha menyelaraskan strategi bisnis dengan digitalisasi.
“Ini tercermin dari rencana peluncuran produk pemasaran digital bancassurance melalui Financial Super Apps BRImo. Diharapkan, inisiatif ini dapat memberi kemudahan dalam penyediaan kebutuhan layanan digital banking sehingga menjadi solusi holistik bagi nasabah,” kata Handayani dalam keterangan resminya, Rabu (7/9/2022).
Advertisement
Fitur Baru
BRImo telah meluncurkan fitur baru yaitu fitur Surat Berharga Negara (SBN) yang memudahkan nasabah dalam melakukan pembelian SBN Ritel dan melakukan pengecekan kepemilikan SBN.
Hal tersebut dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh Surat Berharga Negara, apalagi di tengah penawaran seri SR017.
Investasi SR017 sendiri menjadi pilihan yang menarik bagi masyarakat karena kemudahan dan harganya yang terjangkau. Mulai dari Rp1 juta, masyarakat sudah bisa membeli SR017. Sementara nilai maksimum pembelian berada di angka Rp5 miliar.
Penawaran seri ini membuat sukuk negara ritel (SR) seri SR017 terpantau laris manis diburu investor. Tingginya minat investor terhadap SR017 karena dinilai surat berharga syariat negara (SBSN) ritel ini menawarkan imbal hasil tertinggi dibandingkan SBN Ritel seri sebelumnya sepanjang 2022.
Selain itu, imbal hasil SR017 ini memberikan imbal hasil 5,9 persen per tahun, dan jatuh tempo hanya 3 tahun pada 10 September 2025. Terakhir, SR017 ini juga memiliki karakteristik rendah risiko serta dijamin oleh negara sehingga memiliki risiko gagal bayar yang nyaris tidak ada.