Sukses

SMMA Terbitkan Obligasi Berkelanjutan Rp 1,6 Triliun, Ini Kisaran Bunganya

PT Sinar Mas Multiartha Tbk menawarkan obligasi berkelanjutan II tahap III 2022 dengan dua seri.

Liputan6.com, Jakarta - PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) akan kembali menawarkan obligasi berkelanjutan II tahap III 2022 sebesar Rp 1,66 triliun. Obligasi berkelanjutan tersebut bagian dari obligasi berkelanjutan II dengan target dana Rp 5 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (18/9/2022),  PT Sinar Mas Multiartha Tbk menawarkan obligasi berkelanjutan II tahap III 2022 dengan dua seri. Pertama, seri A dengan jumlah yang ditawarkan Rp 580 miliar dengan tingkat bunga tetap 9,75 persen berjangka waktu lima tahun.

Pembayaran obligasi dilakukan secara penuh sebesar 100 persen dari jumlah pokok obligasi seri pada saat tanggal jatuh tempo. Kedua, seri B dengan jumlah pokok obligasi seri B yang ditawarkan sebesar Rp 1,08 triliun dengan tingkat bunga tetap 10,50 persen per tahun dengan jangka waktu 10 tahun terhitung sejak tanggal emisi. Pembayaran obligasi ini pun dilakukan secara penuh sebesar 100 persen dari jumlah pokok obligasi seri B pada saat tanggal jatuh tempo.

Bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan sejak tanggal emisi sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi. Pembayaran bunga obligasi pertama akan dilakukan pada 30 Desember 2022, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo obligasi masing-masing akan dilakukan pada 4 Oktober 2027 untuk obligasi seri A dan 4 Oktober 2032 untuk obligasi seri B.

Adapun obligasi ini telah memperoleh hasil pemeringkatan obligasi dari PT Kredit Rating Indonesia dengan peringkat idAA. Penjamin pelaksana emisi obligasi dan penjamin emisi obligasi yaitu PT Aldiracita Sekuritas Indonesia dan bertindak sebagai wali amanat PT Bank KB Bukopin Tbk.

Obligasi yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia emisi obligasi ini dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment).

Pemakaian dana obligasi ini untuk pinjaman modal kerja dengan mekanisme perpetual loan terhadap perusahaan anak.

Jadwal

Tanggal Efektif : 27 Agustus 2021 

Tanggal Penawaran Umum Obligasi : 28 – 29 September 2022 

Tanggal Penjatahan : 30 September 2022 

Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 4 Oktober 2022 

Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik (Tanggal Emisi) : 4 Oktober 2022 

Tanggal Pencatatan Obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) : 5 Oktober 2022 

 

2 dari 4 halaman

SMMA Kucurkan Pinjaman Rp 480 Miliar kepada Anak Usaha

Sebelumnya, PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) akan memberikan pinjaman modal kerja kepada anak perusahaan yaitu PT Arthamas Solusindo dengan mekanisme perpetual loan sebesar Rp 480 miliar.

“PT Sinar Mas Multiartha Tbk akan memberikan pinjaman modal kerja kepada anak perusahaan yaitu PT Arthamas Solusindo dengan mekanisme perpetual loan sebesar Rp 480 miliar,” tulis manajemen Perseroan, Kamis, 8 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, hal tersebut sesuai dengan rencana penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan II Sinar Mas Multiartha tahap II 2022.

“Perpetual loan ini tidak memiliki fitur bunga pinjaman dan jangka waktu yang tidak ditentukan dan nantinya akan dicatatkan sebagai ekuitas Perseroan,” tulis manajemen Perseroan,

Sementara itu, jumlah pinjaman modal kerja tersebut tidak melebihi 20 persen dari ekuitas perusahaan, sehingga transaksi tersebut tidak bersifat material.

Kemudian, transaksi tersebut akan dilakukan secara bertahap.

“Bahwa tidak ada dampak kejadian, informasi atau fakta penting terhadap Perseroan baik berupa dampak terhadap kegiatan operasional, dampak terhadap kondisi keuangan dan proyeksi keuangan, dampak hukum maupun dampak terhadap kelangsungan usaha Perseroan,” tulis Perseroan.

 

3 dari 4 halaman

Kinerja IHSG 12-16 September 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada 12-16 September 2022. IHSG sempat sentuh posisi tertinggi sepanjang masa pada pekan ini membuat investor mengambil aksi untung sehingga menekan IHSG.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (17/9/2022), IHSG turun 1,02 persen ke posisi 7.168,87 dari penutupan pekan lalu di posisi 7.242,65.  Pada pekan ini, IHSG sempat sentuh all time high (ATH) di 7.377,49 dan terendah di posisi 7.276,42. Setelah sempat sentuh posisi tertinggi, IHSG pun melemah 1,87 persen ke posisi 7.168 pada Jumat, 16 September 2022.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi sentimen global.

IHSG dipengaruhi bursa saham global terutama Amerika Serikat (AS)  yang juga bergerak cenderung variasi dengan ada inflasi masih cukup tinggi. Hal ini dikhawatirkan ada kenaikan suku bunga bank sentral AS yang hawkish mengakibatkan yield obligasi AS tenor 10 tahun naik ke 3,45 persen. Selain itu, IHSG yang sempat sentuh posisi tertinggi dimanfaatkan oleh pelaku pasar.

“Kalau dilihat secara marketnya sebetulnya profit taking juga karena kemarin sempat ATH,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Pada pekan depan, Herditya mengatakan, IHSG akan menguat terbatas dan ada FOMC Meeting serta rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia.

 

4 dari 4 halaman

Selanjutnya

Selain itu, kapitalisasi pasar bursa merosot 0,38 persen menjadi Rp 9.426,53 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa susut Rp 36,2 triliun dari pekan lalu Rp 9.462,81 triliun. Investor asing membukukan aksi beli Rp 1,93 triliun pada Jumat, 16 September 2022.

Pada pekan ini, investor asing membukukan aksi beli Rp 35,80 triliun dan aksi jual Rp 35,44 triliun. Dengan demikian, aksi beli investor asing tercatat Rp 358,89 miliar selama sepekan. Sepanjang 2022, investor membukukan aksi beli Rp 72.82 triliun.

Di sisi lain, rata-rata nilai transaksi di BEI pekan ini melonjak 33,82 persen menjadi Rp 20,45 triliun dari Rp 15,28 triliun pada pekan lalu. Rata-rata frekuensi transaksi harian bursa naik 8,5 persen menjadi 1.579.486 kali transaksi dari 1.455.548 kali transaksi pada pekan sebelumnya.

Rata-rata volume transaksi harian bursa susut 9,05 persen menjadi 31,96 miliar saham dari 35,12 miliar pada pekan lalu.