Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengekspor ratusan batu bara ke Italia. Ekspor ke Italia ini sebagai permulaan Bukit Asam untuk jajaki pasar Eropa.
Langkah Bukit Asam menjajaki pasar Eropa seiring memanfaatkan momen kenaikan harga batu bara ke pasar global. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk Farida Thamrin menuturkan, pihaknya tidak abaikan pasokan dalam negeri meski ekspor digenjot.
Baca Juga
"Bukit Asam terus meningkatkan porsi ekspor tentunya tidak mengabaikan kebutuhan dalam negeri,” ujar dia dikutip dari Antara, Selasa (20/9/2022).
Advertisement
Farida mengatakan, pasar ekspor utama perseroan masih didominasi India. Bahkan terjadi peningkatan dua juta ton secara tahunan (year on year/yoy). Porsi ekspor ke India mencapai 18 persen dari total penjualan.
Selanjutnya diikuti Korea Selatan sebesar 4 persen, Thailand 3 persen, China 2 persen dan Kamboja 2 persen. Adapun porsi penjualan ekspor batu naik dari 33 persen pada kuartal I 2022 menjadi 38 persen pada kuartal II 2022.
Selama semester I 2022, perseroan mencatat porsi ekspor 35 persen dari seluruh penjualan seiring kenaikan pada kuartal II 2022.
Untuk harga jual rata-rata pada kuartal II 2022 mencapai Rp 1,3 juta ton per ton, menguat 14 persen dibandingkan kuartal I 2022 seiring peningkatan porsi penjualan ekspor.
Sedangkan untuk pasar dalam negeri, menurut Farida, pihaknya tetap penuhi suplai batu bara untuk kebutuhan domestik 65 persen. Farida optimistis seiring kenaikan harga batu bara dan kebutuhan dan permintaan ekspor meningkat dapat dongkrak kinerja hingga akhir 2022.
Sementara itu, untuk total produksi batu bara Bukit Asam selama semester I 2022 mencapai 15,9 juta ton, atau bertambah 20 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar 13,3 juta ton. Penjualan batu bara Bukit Asam per semester I 2022 sebesar 14,6 juta ton, naik 13 persen secara tahunan.
Belanja Modal pada Semester I 2022
Sebelumnya, hingga semester I 2022, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 24 persen dari target.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Bukit Asam Tbk, Farida Thamrin mengatakan, harusnya serapan belanja modal pada semester I 2022 bisa lebih besar. Sayangnya, terdapat alokasi belanja modal yang meski terjadi pada periode yang sama, tetapi belum bisa dibukukan.
"Capex sampai Juni 2022 realisasi kurang lebih 24 persen dari target semester I 2021. Tapi sebenarnya ada satu pos dari capex yang sebenarnya tinggal menunggu dokumentasi realisasinya saja. Kalau itu kita hitung, realisasinya bisa sampai 40 persen," kata Farida, dalam paparan kinerja perseroan di Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Secara garis besar, belanja modal pada semester I 2022 dialokasikan untuk pengembangan usaha perseroan. Di antaranya seperti PLTU Sumsel 8, angkutan batu bara, pengembangan PLTS, dan sebagainya. Perseroan menyiapkan belanja modal Rp 2,9 triliun pada 2022.
Kemajuan Proyek Pengembangan
PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 berkapasitas 2x620 MW dibangun oleh PTBA melalui PT Huadian Bukit Asam Power (PT HBAP) sebagai Independent Power Producer (IPP).
Kemajuan pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 96,75 persen.
Pembangkit listrik ini diharapkan dapat mulai beroperasi pada 2022 ini. Lalu untuk proyek PLTS yang diinisiasi bersama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) di Tol Bali-Mandara yang berkapasitas 400 Kilowatt-peak (kWp), saat ini telah selesai dibangun dan akan segera diresmikan Pemerintah.
Advertisement
Kapasitas Angkutan Batu Bara
Sejalan dengan target perusahaan untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu bara jalur kereta api menjadi 72 juta ton per tahun pada 2026, dilakukan pengembangan angkutan batu bara Tanjung Enim - Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton per tahun.
Lingkup yang dibangun oleh PTBA adalah Train Loading System dan Coal Handling Facility, sementara PT KAI menyiapkan Dermaga serta sarana transportasinya (gerbong). Jalur ini direncanakan beroperasi pada triwulan IV 2024.
Di samping itu, juga dikembangkan angkutan batu bara ke Dermaga Perajen dengan kapasitas angkut 20 juta ton per tahun dan direncanakan akan beroperasi pada triwulan III 2026. Penandatanganan Head of Agreement telah dilakukan oleh PTBA, KAI, dan PLN pada 16 Februari 2022.
Kinerja Semester I 2022
Diberitakan sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID mencatatkan kinerja positif pada semester I 2022. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 6,2 triliun, naik 246 persen dibanding periode serupa pada tahun lalu (year on year/yoy) yang senilai Rp 1,8 triliun.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk, Ismail Arsal mengatakan, capaian laba bersih ini didukung dengan pendapatan sampai dengan semester I ini sebesar Rp 18,4 triliun, meningkat 79 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
"Kenaikan kinerja ini didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang meningkatkan permintaan batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan," kata Ismail dalam paparan kinerja perseroan di Jakarta, Jumat (26/8/2022).
Pencapaian gemilang ini juga didukung kinerja operasional perseroan yang solid di sepanjang semester I 2022. Di mana perseroan mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan dan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal. Adapun total aset perusahaan per 30 Juni 2022 sebesar Rp 35,9 triliun, sementara per 31 Desember 2021 sebesar Rp 36,1 triliun.
Dari sisi total produksi batu bara PTBA selama semester I 2022 mencapai 15,9 juta ton. Capaian itu meningkat 20 persen dibanding semester I 2021 yang sebesar 13,3 juta ton. “Sedangkan penjualan batu bara PTBA per semester I 2022 sebanyak 14,6 juta ton, tumbuh 13 persen secara tahunan,” imbuh Ismail.
Advertisement