Sukses

Bursa Saham Asia Merosot Tertular Wall Street Jelang Rilis Pertemuan The Fed

Bursa saham Asia Pasifik loyo pada perdagangan Rabu, 21 September 2022 ikuti wall street.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik dibuka melemah pada Rabu (21/9/2022), seiring wall street yang lesu menjelang kenaikan suku bunga yang diharapkan dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 1 persen di awal perdagangan, sedangkan indeks Topix turun 0,94 persen. Di Australia, S&P/ASX 200 tergelincir 0,32 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,35 persen. Indeks MCSI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,17 persen.

"Suasana suram bertahan selama 24 jam terakhir, dengan ekuitas lebih rendah dan mata uang surga, termasuk dolar, lebih kuat," tulis Ekonom di National Australia Bank Taylor Nugent dalam catatannya, dikutip dari CNBC, Rabu (21/9/2022).

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 313,45 poin, atau 1,01 persen, menjadi 30.706,23. S&P 500 turun 1,13 persen menjadi 3.855,93 dan Nasdaq Composite merosot 0,95 persen menjadi 11.425,05. Indeks dolar menguat di atas level 110.

Meskipun the Fed diatur untuk memberikan kenaikan suku bunga 0,75 poin persentase ketiga berturut-turut minggu ini, tiga kali lipat laju pengetatan, mereka harus berhati-hati untuk tidak mengarahkan ekonomi ke dalam resesi. Hal itu diungkapkan oleh Ron Temple selaku Kepala Riset di Lazard.

“Inflasi sangat tinggi, dan investor, politisi, dan konsumen cemas, tetapi kesabaran adalah suatu kebajikan. Kebijakan moneter bekerja dengan kelambatan yang panjang dan bervariasi,” kata Temple.

Dia menambahkan pendorong utama inflasi sudah turun."The Fed harus menghindari godaan untuk bereaksi berlebihan terhadap data terbaru dan tetap fokus pada tujuan mencapai pendaratan selembut mungkin," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia Selasa 20 September 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa, 20 September 2022 setelah rilis data inflasi Jepang dan China mempertahankan suku bunga pinjaman. Investor juga antisipasi pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).

Indeks Hong Kong Hang Seng naik 1,36 persen dan indeks Hang Seng teknologi menguat 2,22 persen. Indeks Shanghai bertambah 0,22 persen ke posisi 3.122,41. Indeks Shenzhen menguat 0,68 persen ke posisi 11.283,92.

Indeks Acuan Lainnya

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 1,29 persen ke posisi 6.806,40. Indeks Jepang Nikkei mendaki 0,44 persen ke posisi 27.699,42. Indeks Topix menanjak 0,45 persen ke posisi 1.947,27.

Indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,52 persen ke posisi 2.367,85. Indeks Kosdaq mendaki 1,12 persen ke posisi 760,35. Indeks MSCI Asia Pasifik melonjak 1,18 persen.

Inflasi inti di Jepang meningkat 2,8 persen dari tahun lalu, inflasi ini alami kenaikan tercepat sejak akhir 2014. Suku bunga pinjaman China tetap sesuai prediksi dalam jajak pendapat Reuters.

Suku bunga pinjaman China satu tahun tetap di posisi 3,65 persen dan tenor lima tahun di posisi 4,3 persen.

Saham teknologi dan kasino mendukung indeks saham di Hong Kong. Saham teknologi menguat pada perdagangan Selasa pagi. Saham Alibaba bertambah 3,88 persen, JD.com naik 3,86 persen dan Baidu menanjak 2,81 persen.

Saham kasino juga menguat. Saham Sands China mendaki 6,59 persen dan Galaxy Entertainment bertambah 3,93 persen.

3 dari 4 halaman

Penutupan Wall Street 20 September 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Selasa, 20 September 2022 seiring aksi jual yang meningkat. Di sisi lain, investor juga bersiap untuk kenaikan suku bunga besar lainnya dari bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dirilis Rabu pekan ini.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 313,45 poin atau 1,01 persen ke posisi 30.706,23. Indeks S&P 500 susut 1,13 persen ke posisi 3.855,93. Indeks Nasdaq melemah 0,95 persen menjadi 11.425,05.

The Federal Open Markets Committee (FOMC) memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa, 20 September 2022. The Fed diperkirakan mengumumkan kenaikan suku bunga 0,75 persen. Wall street alami koreksi dalam beberapa pekan terakhir seiring komentar dari ketua the Federal Reserve (the Fed). Selain itu, laporan inflasi Agustus 2022 yang tiba-tiba memanas menyebabkan pelaku pasar bersiap untuk tingkat bunga tinggi hingga inflasi mereda.

Suku bunga tinggi menekan saham. Sementara itu, imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun melonjak 3,99 persen, level tertinggi sejak 2007. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 3,6 persen.

“Pergerakan yang lebih tinggi untuk imbal hasil obligasi 10 tahun kemungkinan berkontribusi mendorong gejolak di pasar saham pada Selasa pekan ini,” ujar Jack Ablin dari Cresset Capital dikutip dari CNBC, Rabu (21/9/2022).

Ia menambahkan, investor telah mencerna kenaikan 75 basis poin tetapi mungkin ada beberapa kekhawatiran retorika yang masih sangat hawkish.

4 dari 4 halaman

Gerak Saham di Wall Street

Pelaku pasar mengawasi proyeksi bank sentral dari pertemuan pekan ini untuk mengukur seberapa banyak suku bunga lebih lanjut dapat naik dan apa artinya bagi perekonomian.

Sementara itu, saham Ford merosot setelah mengumumkan masalah rantai pasokan akan menelan biaya tambahan USD 1 miliar pada kuartal III 2022.

Dalam berita ekonomi lainnya, data pasar perumahan yang dirilis Selasa pekan ini menunjukkan lonjakan tak terduga pada awal Agustus meski izin bangunan alami penurunan terbesar sejak April 2020.

Saham Ford mencatat kinerja terburuk sejak Januari 2011 pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Kapitalisasi pasar saham Ford susut USD 7 miliar. Hal itu terjadi setelah produsen mobil umumkan sebagian dari laba kuartal III nya dan mengatakan kepada investor kalau harapkan biaya USD 1 miliar karena bergulat dengan masalah inflasi dan pasokan. Saham Ford turun 12,3 persen ke posisi USD 13,09 per saham.

Sementara itu, saham Apple dan Boeing masing-masing naik 0,7 persen dan 1,6 persen. Saham Apple membantu kurangi kerugian di sektor teknologi informasi S&P 500. Saham Nike turun 4,5 persen di tengah penurunan peringkat dari Barclays.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.