Liputan6.com, Jakarta - Analis menilai prospek saham emiten kendaraan listrik masih baik untuk jangka panjang.
Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menuturkan, prospek saham emiten kendaraan listrik masih baik untuk jangka panjang karena harga bahan bakar minyak (BBM) naik.
Baca Juga
"Akibat BBM naik prospek emiten kendaraan listrik baik untuk jangka panjang. Hal ini membuat pemerintah mendorong penggunaan kendaraan listrik,” kata Andhika kepada Liputan6.com, ditulis Kamis (22/9/2022).
Advertisement
Dia menambahkan, investor perlu mencermati perkembangan infrastruktur untuk mendukung kendaraan listrik ke depan.
“Pergerakan saham produsen kendaraan listrik mengalami kenaikan akibat adanya dukungan pemerintah terhadap pengadaan kendaraan listrik,” kata dia.
Untuk saham pilihan, Andhika memberikan rekomendasi saham emiten kendaraan listrik yang bisa dicermati pelaku pasar.
“Karena kenaikan saham SLIS sudah tinggi ada baiknya para pelaku pasar yang ingin beli, untuk trading jangka pendek saja. SLIS buy, support 344, target penguatan 380,” ujar dia.
Andhika mengungkapkan, terdapat sejumlah sentimen yang memberikan pengaruh terhadap saham emiten kendaraan listrik.
“Pemerintah akan memberikan subsidi kepada masyarakat untuk membeli kendaraan listrik. Adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Hal ini menjadi bukti bahwa pemerintah mendukung penggunaan kendaraan listrik,” imbuhnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Deretan Emiten Ini Kembangkan Ekspansi Kendaraan Listrik
Sebelumnya, masa depan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tampaknya cukup menjanjikan. Lantaran, sejumlah emiten terpantau melebarkan sayap ke industri tersebut. Di sisi lain, langkah itu sejalan dengan target pemerintah untuk capai net zero pada 2060.
Salah satu emiten yang sudah umumkan rencana ekspansi ke kendaraan listrik adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Perseroan bersama entitas anak, PT Indika Energy Infrastructure bahkan mendirikan perusahaan baru bernama PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI). yang disiapkan untuk bisnis EV. Setidaknya, ada tiga maksud, tujuan, serta kegiatan usaha Solusi Mobilitas Indonesia.
Pertama, melakukan kegiatan industri sepeda motor roda dua. Kedua, melakukan perdagangan besar sepeda motor dan suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya. Ketiga, melakukan jasa konsultasi manajemen.
Belum lama ini, perusahaan merilis kendaraan listrik berupa motor roda dua dengan brand ALVA. Produk itu merupakan besutan PT Ilectra Motor Group (IMG), perusahaan patungan antara Indika Energy, Alpha JWC Ventures, dan ventura Horizons Ventures.
Selain Indika Energy, sejumlah emiten ini juga mengembangkan kendaraan listrik, berikut deretan emiten tersebut, dikutip dari berbagai sumber, ditulis Kamis (22/9/2022):
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
September tahun lalu, WIKA melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) mengambil alih 6.800 atau 10,66 persen saham PT Gesits Technologies Indo (GTI) senilai Rp 36,5 miliar dari PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA).
PT Wika Industri Manufaktur adalah perusahaan joint venture antara PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi dengan PT Gesits Technologies Indo yang didirikan pada 2018.
Berdirinya perusahaan itu sebagai bentuk respon terhadap peluang di bidang transportasi, energi, dan teknologi yang semakin terbuka dan berkembang di Indonesia, PT. WIKA Industri Manufaktur (WIMA) bergerak di bidang industri manufaktur dan assembling khususnya di sepeda motor listrik.
Advertisement
TOBA-GOTO-SLIS
- PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melalui anak usahanya PT Karya Baru Tbs (dahulu PT Batu Hitam Perkasa) bersama PT Rekan Anak Bangsa, anak usaha GOTO mendirikan perusahaan patungan bernama PT Energi Kreasi Bersama (EKB) atau Electrum pada 2021.
Lewat usaha patungan itu, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik.
Teranyar, Electrum berencana memasok 2 juta motor elektrik untuk para mitra pengemudi.
- PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)
Perseroan melalui anak usahanya, PT Juara Bike, resmi meluncurkan Selis Bromo, mobil listrik roda tiga pertama di Indonesia pada Agustus lalu.
Selis Bromo merupakan mobil listrik yang memiliki desain yang lebih compact atau simple, yaitu memiliki tiga roda dengan teknologi listrik dan panel surya. Debut Selis Bromo juga dimaksudkan untuk mengembangkan pasar kendaraan listrik di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam mendorong transisi ke energi terbarukan.
Hadirnya Selis Bromo juga sebagai strategi perusahaan dalam memperluas pasar baru secara global.
BNBR-MCAS
- PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
Perseroan melalui PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR), entitas bisnis yang dibentuk oleh PT Bakrie Autoparts memang tengah genjot kendaraan listrik di Indonesia. Sejak 2018, perseroan telah menjalin kerja sama dengan BYD Auto untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia.
Pada awal tahun ini, sebanyak 30 unit bus listrik dari BYD-VKTR telah beroperasi di Jakarta sebagai bagian dari armada operasional Trans Jakarta. Teranyar, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan rencana untuk mengantarkan anak usahanya, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
- NFC Indonesia (NFCX) dan M Cash Integrasi (MCAS)
PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), anak perusahaan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) menggandeng PT SiCepat Expres Indonesia untuk memasuki bisnis electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik. Salah satu langkah dilakukan dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV), PT Energi Selalu Baru (ESB). Perusahaan patungan ini fokus pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai dan berbagai layanan pendukungnya.
PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) akan memiliki saham minoritas di ESB dengan menyediakan dukungan komersial, infrastruktur dan ekosistem. ESB juga akan memiliki saham mayoritas di perusahaan manufaktur EV, PT Volta Indonesia Semesta.
Advertisement