Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih lanjutkan penguatan setelah Bank Indonesia (BI) dongkrak suku bunga acuan 50 basis poin (bps) jadi 4,25 persen.
Mengutip data RTI, pada pukul 14.53 WIB, IHSG menguat 0,32 persen ke posisi 7.211,21. Indeks LQ45 bertambah 0,24 persen ke posisi 1.032,64. Sebagian besar indeks acuan menghijau. IHSG berada di level tertinggi 7.225 dan terendah 7.127. Sebanyak 279 saham menguat dan 241 saham melemah. Sementara itu, 174 saham diam di tempat.
Baca Juga
Total frekuensi perdagangan 1.374.853 kali dengan volume perdagangan 29,7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 13,2 triliun. Mayoritas sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXenergy menguat 2,07 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 1,22 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi mendaki 0,65 persen.
Advertisement
Selain itu, indeks sektor saham IDXindustry bertambah 0,64 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur menanjak 0,58 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,24 persen, dan indeks sektor saham IDXproperty bertambah 0,08 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth susut 0,62 persen, indeks sektor saham IDXtechno melemah 0,62 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,31 persen dan indeks sektor saham IDXfinance merosot 0,11 persen.
BI Kerek Suku Bunga 50 Bps
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen. Sementara suku bunga Deposit Facility naik sebesar 50 bps menjadi 3,5 persen, dan suku bunga Lending Facility juga naik 50 bps menjadi 5 persen.
“Berdasarkan assessment, dan perkiraan ke depan, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 21-22 September 2022 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 50 bps menjadi 4,25 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pengumuman RDG BI September 2022, Kamis (22/9/2022).
Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah preemptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen plus minus 1 persen pada paruh kedua tahun 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global ditengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.
Lebih lanjut, Perry menyampaikan perbaikan ekonomi nasional terus berlanjut, dengan semakin membaiknya permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor. Konsumsi swasta tumbuh tinggi didukung dengan kenaikan pendapatan, tersedianya pembiayaan kredit, dan semakin kuatnya keyakinan konsumen seiring dengan meningkatnya mobilitas.
Advertisement
Kinerja Ekspor Membaik
“Dorongan terhadap konsumsi rumah tangga juga didukung dengan kebijakan Pemerintah yang menambah bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat, utamanya kelompok bawah dari dampak kenaikan inflasi sebagai konsekuensi pengalihan subsidi BBM,” ujarnya.
Selanjutnya, kenaikan permintaan domestik juga terjadi di investasi, khususnya investasi non bangunan. Berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik tersebut tercermin dalam perkembangan indikator dini pada Agustus 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur terus membaik.
Dari sisi eksternal, kinerja ekspor terus membaik khususnya ekspor CPO, batubara, besi dan baja seiring dengan permintaan mitra dagang utama yang masih kuat dan kebijakan Pemerintah untuk mendorong ekspor CPO dan pelonggaran akses masuk wisatawan mancanegara.
“Secara spasial kinerja positif ekspor ditopang oleh seluruh wilayah terutama Kalimantan dan sumatera yang tetap tumbuh kuat. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada lapangan usaha utama, seperti industri pertambangan, pengolahan, dan pertanian,” pungkasnya.