Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Motor Group (MMG) mendirikan perusahaan patungan bersama Foxteq Singapore Pte Ltd pada 22 September 2022. Perusahaan patungan itu bernama PT Foxconn Indika Motor (FIM).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (23/9/2022), manajemen Indika Energy menyatakan FIM akan melakukan kegiatan manufaktur untuk kendaraan listrik komersial dan baterai elektrik, yang akan terefleksikan pada sejumlah kegiatan usaha.
Baca Juga
Hal itu antara lain melakukan kegiatan manufaktur kendaraan bermotor roda empat atau lebih (KBLI 29101 dan KBLI 29300), melakukan kegiatan manufaktur batu baterai (KBLI 27201), dan memberikan jasa konsultasi manajemen (KBLI 70209).
Advertisement
Adapun komposisi pemegang saham FIM antara lain MMG sebesar 60 persen dan Foxconn sebesar 40 persen.
"Penyertaan saham MMG dalam FIM merupakan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor kendaraan listrik, khususnya kendaraan listrik roda empat di Indonesia,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi BEI.
Pada perdagangan saham Jumat, 23 September 2022 pukul 14.24 WIB, saham INDY melambung 5,79 persen ke posisi Rp 3.290 per saham. Sebelumnya pada awal sesi perdagangan, saham INDY bergerak di zona merah.
Saham INDY dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 3.100 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.310 dan terendah Rp 3.050 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.893 kali dengan volume perdagangan 420.613 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 135,9 miliar.
Indika Energy Pamerkan Motor Listrik ALVA
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) resmi meluncurkan kendaraan listrik berupa motor roda dua. Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid memperkenalkan produk tersebut melalui laman instagram pribadinya pekan lalu.
Sebagai perusahaan energi terdiversifikasi yang berkomitmen terhadap net zero emission pada 2050, Indika Energy Group terus berinovasi demi menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat. Komitmen tersebut diwujudkan oleh perseroan melalui PT Ilectra Motor Group (IMG) yang bergerak dalam industri kendaraan listrik (EV) roda dua dengan merek ALVA.
“ALVA ONE, produk pertama kami, dirancang untuk mendukung mobilitas tinggi para konsumen urban atau perkotaan. ALVA ONE hadir sebagai lifestyle mobility solution yang akan mengubah definisi kenyamanan dalam berkendara dengan performa terbaiknya,” mengutIp laman instagram @arsjadrasjid, Kamis, 18 Agustus 2022.
Mengutip laman resmi ALVA, ALVA adalah solusi mobilitas total dari IMG, bagian dari Indika Energy, Alpha JWC Ventures, dan ventura Horizons Ventures ke sektor kendaraan listrik.
IMG sendiri didirikan untuk memfasilitasi kemitraan dan membangun tidak hanya merek kendaraan roda dua, tetapi juga ekosistem pendukungnya yang masih sangat baru. Termasuk EV Infrastructure yang akan dibangun kolaborasi lebih lanjut dengan jaringan kemitraan.
IMG akan hadir dengan desain kendaraan roda dua listrik yang canggih dan performa terbaik, dilengkapi dengan pengalaman pelanggan yang luar biasa, didukung oleh teknologi pendukung dan ekosistem mobilitas.
Advertisement
Kembangkan Motor Listrik
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Solusi Mobilitas Indonesia dan PT Indika Energy Infrastructure menandatangani perjanjian investasi dengan Alpha JWC III, LP (Alpha) pada 19 Mei 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (21/5/2022), PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya teken perjanjian investasi dengan Alpha untuk sektor kendaraan listrik roda dua melalui investasi pada PT Ilectra Motor Group (IMG).
Perseroan menyatakan, rencana transaksi ini dilakukan melalui mekanisme pinjaman yang dapat dikonversikan sejumlah USD 7,5 juta atau sekitar Rp 110 miliar (asumsi kurs Rp 14.667 per dolar Amerika Serikat) pada tanggal penarikan pinjaman oleh IMG kepada Alpha.
“Tanggal jatuh tempo dari perjanjian pinjaman yang dapat dikonversikan ini adalah enam tahun sejak tanggal perjanjian pinjaman yang dapat dikonversikan tersebut, dan dapat diperpanjang sampai dengan 10 tahun sejak tanggal perjanjian tersebut,” demikian mengutip dari keterbukaan informasi BEI.
Perseroan mengatakan, transaksi itu selaras dengan strategi diversifikasi perseroan terutama dalam rangka ekspansi sektor usaha kendaraan listrik di Indonesia.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Indika Energy berhasil mengantongi laba bersih sebesar USD 200,65 juta atau sekitar Rp 2,99 triliun (kurs Rp 14.907 per USD).
Laba tersebut naik 1.571,23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 12,01 juta. Capaian itu sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan pada semester I 2022 yang mencapai USD 1,94 miliar. Naik 66,48 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1.16 miliar.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok kontrak dan penjualan naik menjadi USD 1,27 miliar dari USD 905,74 juta pada semester I 2021. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 158,34 persen menjadi USD 668,87 juta dari USD 258,91 juta pada semester I 2022.
Sepanjang paruh pertama tahun ini, perseroan mencatatkan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 10,4 juta. Lalu beban penjualan, umum, dan administrasi sebesar USD 92,63 juta. Pendapatan investasi tercatat USD 3,24 juta, beban keuangan USD 53,15 juta, amortisasi aset tidak berwujud sebesar USD 68,04 juta, perubahan nilai wajar utang kontinjensi USD 5,61 juta, dan beban lain-lain USD 5,5 juta.
Dari rincian tersebut, diperoleh laba sebelum pajak sebesar USD 453,68 juta, dari USD 87,85 juta pada semester I 2021. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih periode berjalan sebesar USD 228,54 juta, naik 691,94 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar USD 28,86 juta.
Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2022 tercatat sebesar USD 200,65 juta, naik 1.571,23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 12,01 juta. Sehingga laba per saham menjadi USD 0,0385 dari sebelumnya USD 0,0007.
Advertisement