Liputan6.com, Jakarta - PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) absen membagikan dividen untuk tahun buku 2021. Hal tersebut telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Arkora Hydro, pada Kamis, 22 September 2022.
Direktur Utama Arkora Hydro, Aldo Henry Artoko mengungkapkan, Perseroan tidak membagikan dividen karena laba dipakai untuk ekspansi perseroan ke depan.
Baca Juga
"Kami mendapatkan persetujuan dalam RUPST untuk tidak mengeluarkan dividen dari laba, melainkan laba yang kami peroleh menjadi laba ditahan. Laba ditahan itu kami gunakan untuk ekspansi bisnis Perseroan di tahun depan,” kata Aldo dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (23/9/2022).
Advertisement
Meski demikian, perseroan sedang membidik proyek-proyek hidro dengan skala besar 25-50 MW per proyek.
“Selain dari beberapa proyek-proyek mini hidro yang sudah dimiliki perseroan untuk di kembangkan di tahun tahun ke depan, ARKO juga sedang membidik proyek2 hidro dengan skala besar 25-50 MW per proyek,” kata dia.
Proyek tersebut diharapkan bisa segera memberikan kontribusi kepada bauran energi bersih di tanah air, termasuk membantu menekan angka subsidi energi dan subsidi kelistrikan.
“Yang diharapkan bisa segera memberikan kontribusi kepada bauran energi bersih di tanah air sekaligus bisa membantu menekan angka subsidi energi dan subsidi kelistrikan,” imbuhnya.
Grup Astra Investasi di Arkora Hydro
Sebelumnya, PT United Tractors Tbk (UNTR) anak usaha PT Astra International Tbk (ASII), melalui PT Energia Prima Nusantara atau EPN resmi menambah kepemilikan saham di PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM).
Adapun EPN merupakan anak usaha United Tractors yang menekuni bisnis di sektor energi yang ramah lingkungan atau Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Direktur Utama Arkora Hydro, Aldo Henry Artoko mengemukakan, sudah diterima informasi dari pemegang saham ACEI, telah dilakukannya penandatanganan perjanjian jual beli (CSPA) antara EPN dan ACEI Singapore (penjual) untuk menambah kepemilikan EPN melalui pembelian saham ARKO yang dimiliki oleh ACEI Singapore sebesar 21,61 persen.
“Transaksi penambahan kepemilikan saham di ARKO dilakukan Grup Astra melalui anak perusahaannya, yaitu UNTR. Total nilai transaksi pembelian mencapai Rp 176,5 miliar, sehingga total kepemilikan Grup Astra melalui UNTR di ARKO bertambah menjadi sebesar 31,49 persen,” kata Aldo dalam siaran pers, Senin (8/8/2022).
Menurut Aldo, transaksi penambahan kepemilikan saham ini sangat penting bagi Perseroan. Itu karena Grup Astra dan Arkora Hydro memiliki visi misi yang sama dalam pengembangan energi baru terbarukan untuk Indonesia.
Dengan masuknya Grup Astra ke dalam Arkora Hydro, perseroan yakin bisa lebih mempercepat perkembangan energi baru terutama untuk mendapatkan proyek-proyek yang berskala besar dengan kapasitas diatas 25 MW per project guna merealisasikan visi perusahaan, yaitu untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di Indonesia melalui pengembangan potensi potensi tenaga air di Tanah Air.
“Harapan ini tentunya didukung oleh kemampuan teknis, keuangan dan fundamental ARKO yang kuat,” ungkap Aldo.
Advertisement
Manfaat Transaksi
Transaksi ini mendatangkan banyak manfaat bagi Arkora Hydro. Perseroan bisa masuk ekosistem perusahaan yang sudah matang dengan corporate culture yang baik dan bisa bertumbuh besar lebih cepat lagi.
"Kami bisa memanfaatkan resource dari Grup Astra atau United Tractor untuk keperluan perkembangan perusahaan di masa depan," ujar dia.
Selain itu, transaksi ini juga merupakan validasi bagi Arkora Hydro sebagai perusahaan berkembang yang mempunyai fundamental kokoh, GCG yang baik dan prospek usaha yang kuat. Itu dibuktikan dengan perusahaan peringkat atas seperti Astra Group melalui UT (United Tractor) bisa memutuskan untuk masuk menjadi pemegang saham Arkora Hydro.
Tidak cuma itu, menurut Aldo, dengan partnership ini, Arkora Hydro memiliki akses yang lebih baik ke pembiayaan untuk proyek yang lebih besar dan penerapan GCG yang lebih baik untuk Arkora Hydro.
Berdasarkan data RTI per 8 Juli 2022, pemegang saham perseroan antara lain PT Arkora Bakti Indonesia 47,52 persen, ACEI Singapore Holdings Private Ltd sebesar 31,68 persen dan masyarakat sebesar 20,79 persen.
Pembangunan PLTA
Aldo menambahkan, Arkora Hydro menyiapkan belanja modal Rp 200 miliar – Rp 250 miliar pada 2022 untuk pembangkit listrik tenaga air.
"Kami juga berencana membelanjakan modal untuk proyek energi terbarukan lainnya, yaitu Arkora Tenaga Matahari sekitar Rp 20 miliar di 2022,” ujar Aldo.
Aldo mengemukakan, Arkora Hydro saat ini mengoperasikan 17,4 MW pembangkit listrik ramah lingkungan dan sedang membangun 15,4 MW pembangkit listrik tenaga air.
Sementara itu, Arkora Hydro juga sudah memiliki proyek-proyek pada masa depan yang siap dikembangkan untuk di bangun dengan total kapasitas sampai 50 MW. Bahkan, perusahaan juga sedang mengincar proyek pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas diatas 25 MW per project untuk di kembangkan 3-4 tahun ked epan.
"Dengan sudah sejalannya dengan pemerintah Indonesia dan dunia global mengenai renewable energy, kemampuan team atau human resource yang kompeten dan berdedikasi tinggi ditambah dengan adanya partner seperti United Tractor atau Astra Group, kami sangat optimis dengan prospek ARKO di masa depan,” kata Aldo.
Advertisement