Liputan6.com, Jakarta - PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) berkomitmen untuk terus melakukan ekspansi dengan mulai memasarkan ketiga proyek baru yang berada di wilayah-wilayah baru seperti di Lampung, Sentul dan Labuan Bajo.
Pemasaran ketiga proyek baru tersebut diharapkan dapat berkontribusi bagi marketing revenue Perintis Triniti Properti mulai tahun ini hingga 10 tahun ke depan.
Baca Juga
Presiden Direktur Perintis Triniti Properti, Ishak Chandra mengatakan, pihaknya tahun ini sudah siap untuk meluncurkan tiga proyek barunya yang dimulai dengan peluncuran Seqouia Hill Sentul satu bulan lalu.
Advertisement
"Tahun ini kita ada tiga proyek baru,” kata Ishak dalam Exclusive Media Gathering bersama PT Perintis Triniti Properti Tbk, Selasa (27/9/2022).
Selanjutnya, ketiga proyek baru yang berada di Lampung dan Sentul ini memiliki konsep yang disesuaikan dengan strategi Perseroan yang saat ini lebih berfokus pada landed house, business park, data center and niche market proyek seperti Tanamori Labuan Bajo yang difokuskan untuk menjadi proyek destinasi wisata kelas dunia.
Ketiga proyek baru tersebut diharapkan menghasilkan Gross Development Value (GDV) hingga Rp 25 triliun buat 10 tahun ke depan. Tak hanya itu, Perseroan saat ini tengah menyiapkan berbagai pipeline proyek di beberapa wilayah pengembangan baru di Indonesia yang pasti akan meningkatkan GDV perseroan.
Semester II 2022
Kemudian pada semester II 2022, Perseroan memulai peluncuran cluster pertama di Sequoia Hill, salah satu Proyek Perseroan di area Sentul. Tingginya permintaan dari proyek rumah tapak yang berlokasi di Sentul ini membuat cluster pertama di Sequoia Hill ludes, sehingga saat ini Perseroan mulai memasarkan cluster keduanya yakni Earthville.
Pemasaran cluster perdana Sequoia Hills ini sekaligus berkontribusi cukup besar bagi marketing revenue Perseroan hingga Agustus 2022. Proyek Sequoia Hills memiliki kontribusi sebesar Rp 300,2 miliar.
Kontribusi tersebut setara dengan 48 persen dari seluruh marketing revenue Perseroan hingga Agustus 2022. Target marketing sales atau pra penjualan Perseroan hingga akhir tahun ini sebesar Rp 900 miliar, hingga Agustus sudah tercapai 69,3 persen.
Selain proyek Sequoia Hills, Perseroan juga berencana untuk meluncurkan beberapa proyek lagi dalam waktu dekat. Proyek yang saat ini akan diluncurkan di antaranya proyek Holdwell Business Park, proyek bangunan komersial seluas 13,5 hektare di pusat Kota Bandar Lampung yang merupakan business park pertama di Lampung, terdiri dari storage house multifungsi, SOHO, dan shophouse.
Selain itu juga proyek Tanamori yang berlokasi di Nusa Tenggara Timur yang akan diproyeksikan sebagai pembangunan yang mengusung konsep pariwisata yang berkelanjutan.
Advertisement
Prapenjualan hingga Agustus 2022
Sebelumnya, PT Perintis Triniti Properti Tbk (TRIN) atau disebut Triniti Land mencatatkan marketing revenue atau prapenjualan Rp 624,2 miliar hingga Agustus 2022.
Mengutip keterangan tertulis perseroan, ditulis Selasa (13/9/2022), pencapaian prapenjualan hingga Agustus 2022 sudah melampaui perolehan 2021 sebesar Rp 492,3 miliar. Prapenjualan Triniti Land tersebut naik 26 persen.
Prapenjualan ini sudah mencapai 69,3 persen dari target tahunan perseroan hingga akhir 2022 sebesar Rp 900 miliar. Bahkan perseroan prediksi hingga akhir tahun dapat mencatat prapenjualan hingga Rp 1,05 triliun. Prapenjualan itu naik 220 persen dibandingkan prapenjualan pada 2021.
Presiden Direktur & CEO Triniti Land (PT Perintis Triniti Properti Tbk), Ishak Chandra menuturkan, setelah 2.5 tahun tidak bisa membukukan pendapatan sama sekali, sehingga mengharapkan akhir tahun 2022 ini bisa membukukan pendapatan dan keuntungan karena proses serah terima Collins Boulevard sudah dimulai sejak September 2022.
“Kontribusi marketing revenue Perseroan terutama diperoleh dari proyek terbaru Perseroan yang berlokasi di Sentul, Sequoia Hills sebesar Rp 300,2 miliar. Kontribusi ini setara dengan 48 persen dari seluruh Marketing Revenue Perseroan hingga Agustus 2022,” kata dia.
Sementara itu Proyek Collins Boulevard memiliki kontribusi sebesar 24 persen bagi seluruh pendapatan Perseroan pada 2022.
Belum Bisa Dicatatkan karena PSAK 72
Meski mencatatkan prapenjualan yang sesuai target, pendapatan Perseroan belum bisa dibukukan sejak 2020 yang lalu karena implementasi PSAK 72. Pencatatan Penjualan baru dapat dilakukan setelah serah terima unit. Saat ini kebanyakan proyek Perseroan sedang dalam tahap pembangunan, sehingga Perseroan belum dapat mencatatnya sebagai pendapatan sejak 2020 hingga semester I 2022.
“Kerugian Perseroan sebesar Rp 29,36 miliar saat ini, bukan dikarenakan utang yang menumpuk terlebih karena Debt to Equity Ratio (DER) Perseroan masih memiliki kemampuan pembayaran yang cukup baik,” tutur dia.
Sementara itu, peningkatan liabilitas dikarenakan penjualan perseroan pada 2022 yang naik tinggi, sehingga uang muka pelanggan masuk ke dalam komponen utang lancar.
“Karena Perseroan belum dapat membukukan sebagai pendapatan, sehingga posisinya masih di uang muka,” ujar dia.
Ishak menambahkan, Pendapatan Perseroan diprediksi sudah bisa dicatatkan mulai kuartal III-2022 karena sudah dimulainya serah terima unit Collins Boulevard secara bertahap yang dimulai pada Agustus 2022. Hal ini diprediksi akan membuat laporan keuangan Perseroan sepanjang 2022 mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba yang signifikan dikarenakan Perseroan sudah dapat mengakui penjualan.
Advertisement