Liputan6.com, Jakarta - Bank Negara Indonesia (BNI) akan mengubah Bank Mayora menjadi bank digital yang menyasar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Melalui bank digital ini, BNI akan menawarkan suku bunga kredit rendah.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menuturkan, bank digital itu akan memiliki biaya lebih murah sehingga diharapkan dapat memberikan bunga lebih rendah dan debitur lebih banyak.
Baca Juga
"Sekarang sudah beroperasi, kami pilih orang, sistem, bukan orang yang ada juga, (agar-red) mindset berubah, platform lebih digital, operating cost jadi lebih murah, handling cost lebih murah, akan tentunya impacnya dengan kita punya jaringan ada, cost of fund ada, resources, bank digital akan lebih bagus mudah-mudahan, terobosan untuk bunga lebih rendah,” kata Royke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI, Selasa, 27 September 2022.
Advertisement
Ia menuturkan, ekspansi bank digital tersebut juga menjawab tantangan untuk mesin pertumbuhan masa depan BNI. Bank digital yang akan dibangun BNI menjadi bank digital pertama untuk UMKM.
“First bank digital UMKM pertama, sekarang bank digital consumer, kalau kita akan lebih ke UMKM, ini akan menjadi sumber pendapatan baru akan membuat bank lebih suistain ke depan, ke depan arah dalam jangka pendek korbankan margin untuk pertahankan kualitas kredit,” kata dia.
Investor Apresiasi Saham BBNI
Selain itu, Royke menyebutkan kinerja saham BBNI yang mendapatkan apresiasi investor. Hal ini seiring harga saham BBNI yang tumbuh di atas indeks LQ45.
"(Harga BBNI-red) sempat sentuh Rp 9.0000 pada 23 September 2022 di tengah volatilie pasar saham, BNI emiten tumbuh dengan harga tertinggi persentasenya bahkan jauh di indeks LQ45 yang tumbuh 10 persen, kapitalisasi pasar saham BNI lebih dari 33 persen yoy, market cap Rp 167 triliun,” kata dia.
Rencana Rasio Dividen
Royke menambahkan, tren kinerja keuangan BNI yang makin kuat dengan kondisi keuangan sehat mendapatkan apresiasi tidak hanya mitra strategi pemerintah, tetapi juga pilihan utama dari investor asing.
Di depan anggota DPR, Royke juga menyampaikan kontribusi BNI terhadap pendapatan negara dalam lima tahun terakhir yang mencapai Rp 52,71 triliun. “Rp 40,8 triliun pembayaran pajak, Rp 11,9 triliun pembayaran dividen. Seiring semakin baik bisnis BNI, kontribusi pembayaran pajak dan dividen terus akan tingkatkan,” kata dua.
Adapun perseroan juga berencana menaikkan rasio dividen menjadi 30 persen dari sebelumnya 25 persen. “Wacana naikkan dividen payout 30 persen, estimasi laba Rp 17 triliun,” kata dia.
Advertisement
Bank Digital BNI Bakal Ganti Nama
Sebelumnya, Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menyatakan Bank Mayora akan beroperasi pada kuartal I 2023. Bank Mayora yang akan transformasi menjadi bank digital tersebut juga akan berganti nama.
"Bank Mayora, mungkin nama Mayora dalam waktu dekat akan ganti nama, bank digital kuartal pertama beroperasi, bank digital pertama (sasar-red) UMKM,” ujar Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XI DPR, Selasa, 27 September 2022.
Ia mengatakan, bank Mayora akan beroperasi menjadi bank digital pertama yang membidik pasar UMKM. Perseroan akan meluncurkan bank digital ini pada kuartal I 2023. Royke mengatakan, bank digital ini akan menjadi sumber pendapatan baru untuk perseroan. Melalui bank digital ini juga menjawab tantangan untuk menggali pertumbuhan masa depan BNI.
"First bank digital UMKM pertama, sekarang bank digital ke consumer. Kalau kita akan lebih ke UMKM, ini akan menjadi sumber pendapatan baru akan membuat bank lebih suistain ke depan," kata dia.
Kontribusi Anak Usaha
Royke menambahkan, BNI juga memiliki anak usaha baru yaitu BNI Ventura yang baru keluar izin. Sebelumnya, perseroan telah memiliki sejumlah anak usaha yang bergerak di asuransi, sekuritas, aset management, multifinance dan lainnya.
Royke menuturkan, kontribusi anak perusahaan rata-rata 10 persen dari total laba bersih perseroan. Saat ini, kontribusi anak usaha paling tinggi disumbangkan dari BNI Life Insurance. Perseroan targetkan anak usaha dapat masuk lima besar di industrinya dalam lima tahun ke depan.
"Target kami ke depan, dalam lima tahun ke depan (anak usaha-red) masuk kelompok lima besar di industri,” kata dia.
Advertisement