Sukses

Harga BBM hingga Suku Bunga Kompak Naik, Bagaimana Dampaknya ke Penjualan Otomotif Astra?

Marketing Division Head PT Toyota Astra Motor (TAM), Lina Agustina mengatakan kebutuhan mobil masyarakat saat ini masih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) memicu kenaikan bunga pinjaman bank, termasuk pembiayaan kepemilikan kendaraan.

Bersamaan dengan itu, pemerintah juga telah memberlakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Meski begitu, Marketing Division Head PT Toyota Astra Motor (TAM), Lina Agustina mengatakan kebutuhan mobil masyarakat saat ini masih tinggi.

Menurut dia, dampak kebijakan kenaikan suku bunga kredit hingga kenaikan BBM belum banyak mempengaruhi permintaan mobil Astra hingga saat ini.

"Suku bunga dan harga bensin mungkin bisa pengaruhi makro ekonomi. Ini salah satu item yang pengaruhi banyak hal, kalau marko terganggu mau nggak mau industri kena impact. Jadi dampaknya mungkin jangka panjang, kalau jangka pendek belum signifikan,” kata dia dalam Workshop Wartawan Industri Astra 2022, Rabu (28/9/2022).

Khusus untuk pembatasan BBM subsidi, Lina mengatakan, perusahaan sudah menerapkan teknologi ramah lingkungan berstandar euro 4 untuk mayoritas produk. Di mana bahan bakar yang digunakan berupa ron 92.

Pemotor Justru Makin Pede Gunakan BBM Non Subsidi

Pada kesempatan yang sama, General Manager Corporate Communications PT Astra Honda Motor Ahmad Muhibbudin mengatakan, ada fenomena unik yang terjadi di kalangan pengendara motor.

Dia mencermati, pengendara motor umumnya lebih memilih BBM non subsidi untuk alasan prestise. Sehingga pembatasan BBM subsidi dinilai tak banyak pengaruhi penjualan motor Astra.

"Mereka itu pride-nya akan naik kalau gunakan BBM non subsidi,” kata Muhib. 

 

 

2 dari 4 halaman

Selanjutnya

Terdapat tiga skenario pembatasan pertalite. Pertama, membatasi kendaraan roda empat dengan kapasitas mesin 1.500 cc dan kendaraan roda dua 250 cc. Kedua membatasi kendaraan roda empat berkapasitas mesin 1.400 cc dan kendaraan roda dua berkapasitas 150 cc.

Sedangkan pilihan ketiga BBM subsidi hanya boleh dinikmati pengguna kendaraan roda 2 dan kendaraan pelat kuning alias angkutan umum saja. Artinya selain motor, hanya kendaraan umum atau transportasi publik yang bisa membeli pertalite.

"Kalau isunya tadi 250 cc ke atas, saya kira itu tidak akan jadi isu di pengguna sepeda motor. Karena motor di atas 250 cc itu mestinya menggunakan jenis BBM non subsidi karena itu akan pengaruhi power dan kenyaman kendaraan mereka," ujar Muhib.

Sementara untuk dampak kenaikan BBM, Muhib mengutarakan hal senada dengan Lina. Perusahaan yang sama-sama bernaung pada grup Astra International Tbk (ASII) ini mengaku belum mengalami dampak signifikan dari kebijakan tersebut, khususnya dalam jangka waktu dekat.

3 dari 4 halaman

Penjualan Mobil Astra Tembus 357.443 hingga Agustus 2022

Sebelumnya, penjualan mobil PT Astra International Tbk (ASII) mengalami tren peningkatan pada tahun ini. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), perseroan mencatatkan penjualan mobil sebesar 49.907 unit pada Agustus 2022. Angka itu naik 6,8 persen dibandingkan Agustus 2021 sebanyak 46.729 unit.

Total penjualan Astra secara kumulatif untuk periode Januari—Agustus tercatat sebanyak 357.443, naik dibanding 289.239 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Penjualan Astra pada Agustus 2022 didominasi oleh Toyota dan Lexus sebanyak 30.909 unit. Disusul Daihatsu 15.339 unit. Lalu Isuzu 3.463 unit, UD Trucks 161 unit, serta Peugeot 35 unit.

Sementara penjualan produk Astra LCGC pada Agustus 2022 tercatat sebanyak 13.465 unit. Naik 10,44 persen dibandingkan Juli 2021 sebanyak 5.564 unit.

Total penjualan produk Astra LGCG secara akumulatif untuk periode Januari—Agustus tercatat sebanyak 83.362 unit. Naik dari 71.612 unit terjual pada periode yang sama tahun lalu.

 

4 dari 4 halaman

Penjualan Mobil Domestik

Secara keseluruhan, Gaikindo mencatat total penjualan mobil domestik periode Januari—Agustus 2022 tercatat sebanyak 658.232 unit, naik 21 persen dibanding 543.424 unit pada periode yang sama tahun lalu.

“Peningkatkan penjualan mobil nasional hingga bulan Agustus 2022 sebesar 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, kami berharap tren positif ini akan terus berlanjut hingga akhir tahun sehingga dapat mempercepat pemulihan industri otomotif Indonesia,” ujar Head of Corporate Communications Astra Boy Kelana Soebroto dalam keterangannya, dikutip Kamis, 15 September 2022.

Total penjualan mobil domestik pada Agustus saja mencapai 96.956 unit. Naik 16,37 persen dibandingkan posisi Agustus 2021 sebanyak 83.319 unit. Adapun market share Astra terhadap penjualan domestik per Agustus 2022 tercatat sebesar 51 persen.

Sementara untuk total penjualan LCGC pada Agustus 2022 yakni 16.862 unit, naik 20,21 persen dibandingkan Agustus 2021 sebanyak 14.027 unit. Market share Astra pada total penjualan LCGC ini mencapai 80 persen.