Sukses

Indika Energy Akuisisi Perusahaan Tambang Bauksit dan Smelter

PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya merogoh USD 5 juta atau setara Rp 74,89 miliar untuk akuisisi 100 persen saham PIM.

Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham di PT Perkasa Investama Minteral (PIM) pada Senin, 26 September 2022.

Mengutip keterbukaan informasi BEI, ditulis Kamis (29/9/2022), PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya merogoh USD 5 juta atau setara Rp 74,89 miliar untuk akuisisi 100 persen saham PIM. PT Perkasa Investama Minteral ini memiliki kegiatan usaha untuk melakukan aktivitas konsultasi manajemen dan perdagangan besar logam dan bijih logam.

PIM memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi atau smelter.

“Transaksi merupakan salah satu langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor non-batu bara khususnya mineral bauksit,” ujar dia.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis, 29 September 2022, saham INDY menguat 1,68 persen ke posisi Rp 3.030 per saham. Saham INDY naik 40 poin ke posisi Rp 3.020 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.050 dan terendah Rp 2.980 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.781 kali dengan volume perdagangan 120.508 saham. Nilai transaksi Rp 36,4 miliar.

2 dari 4 halaman

Indika Energy Gandeng Foxteq Singapore Bikin Mobil Listrik

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usaha perseroan yaitu PT Mitra Motor Group (MMG) mendirikan perusahaan patungan bersama Foxteq Singapore Pte Ltd pada 22 September 2022. Perusahaan patungan itu bernama PT Foxconn Indika Motor (FIM).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (23/9/2022), manajemen Indika Energy menyatakan FIM akan melakukan kegiatan manufaktur untuk kendaraan listrik komersial dan baterai elektrik, yang akan terefleksikan pada sejumlah kegiatan usaha.

Hal itu antara lain melakukan kegiatan manufaktur kendaraan bermotor roda empat atau lebih (KBLI 29101 dan KBLI 29300), melakukan kegiatan manufaktur batu baterai (KBLI 27201), dan memberikan jasa konsultasi manajemen (KBLI 70209).

Adapun komposisi pemegang saham FIM antara lain MMG sebesar 60 persen dan Foxconn sebesar 40 persen.

"Penyertaan saham MMG dalam FIM merupakan langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor kendaraan listrik, khususnya kendaraan listrik roda empat di Indonesia,” tulis Sekretaris Perusahaan PT Indika Energy Tbk, Adi Pramono dalam keterbukaan informasi BEI.

Pada perdagangan saham Jumat, 23 September 2022 pukul 14.24 WIB, saham INDY melambung 5,79 persen ke posisi Rp 3.290 per saham. Sebelumnya pada awal sesi perdagangan, saham INDY bergerak di zona merah.

Saham INDY dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 3.100 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.310 dan terendah Rp 3.050 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 7.893 kali dengan volume perdagangan 420.613 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 135,9 miliar.

3 dari 4 halaman

Indika Energy Pamerkan Motor Listrik ALVA

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) resmi meluncurkan kendaraan listrik berupa motor roda dua. Direktur Utama PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid memperkenalkan produk tersebut melalui laman instagram pribadinya pekan lalu.

Sebagai perusahaan energi terdiversifikasi yang berkomitmen terhadap net zero emission pada 2050, Indika Energy Group terus berinovasi demi menjawab tantangan dan kebutuhan masyarakat. Komitmen tersebut diwujudkan oleh perseroan melalui PT Ilectra Motor Group (IMG) yang bergerak dalam industri kendaraan listrik (EV) roda dua dengan merek ALVA.

“ALVA ONE, produk pertama kami, dirancang untuk mendukung mobilitas tinggi para konsumen urban atau perkotaan. ALVA ONE hadir sebagai lifestyle mobility solution yang akan mengubah definisi kenyamanan dalam berkendara dengan performa terbaiknya,” mengutIp laman instagram @arsjadrasjid, Kamis, 18 Agustus 2022.

Mengutip laman resmi ALVA, ALVA adalah solusi mobilitas total dari IMG, bagian dari Indika Energy, Alpha JWC Ventures, dan ventura Horizons Ventures ke sektor kendaraan listrik.

IMG sendiri didirikan untuk memfasilitasi kemitraan dan membangun tidak hanya merek kendaraan roda dua, tetapi juga ekosistem pendukungnya yang masih sangat baru. Termasuk EV Infrastructure yang akan dibangun kolaborasi lebih lanjut dengan jaringan kemitraan.

IMG akan hadir dengan desain kendaraan roda dua listrik yang canggih dan performa terbaik, dilengkapi dengan pengalaman pelanggan yang luar biasa, didukung oleh teknologi pendukung dan ekosistem mobilitas.

 

4 dari 4 halaman

Kinerja Semester I 2022

Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, Indika Energy berhasil mengantongi laba bersih sebesar USD 200,65 juta atau sekitar Rp 2,99 triliun (kurs Rp 14.907 per USD).

Laba tersebut naik 1.571,23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 12,01 juta. Capaian itu sejalan dengan kenaikan pendapatan perseroan pada semester I 2022 yang mencapai USD 1,94 miliar. Naik 66,48 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 1.16 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok kontrak dan penjualan naik menjadi USD 1,27 miliar dari USD 905,74 juta pada semester I 2021. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 158,34 persen menjadi USD 668,87 juta dari USD 258,91 juta pada semester I 2022.

Sepanjang paruh pertama tahun ini, perseroan mencatatkan bagian laba bersih entitas asosiasi sebesar USD 10,4 juta. Lalu beban penjualan, umum, dan administrasi sebesar USD 92,63 juta. Pendapatan investasi tercatat USD 3,24 juta, beban keuangan USD 53,15 juta, amortisasi aset tidak berwujud sebesar USD 68,04 juta, perubahan nilai wajar utang kontinjensi USD 5,61 juta, dan beban lain-lain USD 5,5 juta.

Dari rincian tersebut, diperoleh laba sebelum pajak sebesar USD 453,68 juta, dari USD 87,85 juta pada semester I 2021. Setelah dikurangi beban pajak, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih periode berjalan sebesar USD 228,54 juta, naik 691,94 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar USD 28,86 juta.

Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester I 2022 tercatat sebesar USD 200,65 juta, naik 1.571,23 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar USD 12,01 juta. Sehingga laba per saham menjadi USD 0,0385 dari sebelumnya USD 0,0007.