Sukses

10 Saham Top Losers pada 26-30 September 2022

Berikut 10 saham top losers pada 26 September-30 September 2022. Berikut ulasannya.

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 26-30 September 2022. Di tengah koreksi IHSG tersebut, ada 10 saham catatkan top losers atau koreksi tajam selama sepekan.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (1/10/2022), IHSG anjlok 1,92 persen dari posisi 7.178,58 menjadi 7.040,79 pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa merosot 1,98 persen menjadi Rp 9.238,08 triliun. Kapitalisasi pasar bursa ini turun Rp 186,84 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.424,93 triliun.

Rata-rata frekuensi transaksi harian melemah 7,82 persen menjadi 1.238.025 transaksi dari 1.343.102 transaksi pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian susut 1,55 persen menjadi Rp 13,914 triliun dari Rp 14,13 triliun pada pekan lalu. Kemudian rata-rata volume transaksi harian bursa menjadi 23,28 miliar saham dari 28,07 miliar saham pada pekan sebelumnya.

Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth naik 2,23 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXindustry merosot 6,23 persen. Selanjutnya  indeks sektor saham IDXtechno merosot 5,77 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 5,49 persen, indeks sektor saham IDXbasic susut 4,89 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur merosot 3,62 persen.

Kemudian indeks sektor saham IDXproperty terpangkas 3,56 persen, indeks sektor saham IDXenergy turun 3,58 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal susut 2,92 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklimal turun 1,71 persen dan indeks sektor saham IDXfinance melemah 1,26 persen.

Pada pekan ini,  ada 10 saham catat koreksi terbesar atau top losers. Saham MEDS catat penurunan terbesar dengan merosot 29,03 persen. Diikuti saham PGLI yang melemah 28,16 persen dan saham UFOE tergelincir 26,67 persen.

Ingin tahu 10 saham top losers lainnya pada pekan ini? Berikut 10 saham yang catat top losers mengutip data BEI:

2 dari 4 halaman

Top Losers pada 26 September-30 September 2022

1.PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS)

Saham MEDS merosot 29,03 persen menjadi Rp 220 per saham dari pekan lalu Rp 310 per saham.

2.PT Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk (PGLI)

Saham PGLI merosot 28,16 persen menjadi Rp 250 per saham dari pekan lalu Rp 348 per saham.

3.PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE)

Saham UFOE merosot 26,67 persen menjadi Rp 462 per saham dari pekan lalu Rp 630 per saham.

4.PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS)

Saham AMMS melemah 26,53 persen menjadi Rp 108 per saham dari pekan lalu Rp 147 per saham.

5.PT Atlas Resources Tbk (ARII)

Saham ARII melemah 25,64 persen menjadi Rp 348 per saham dari pekan lalu Rp 468 per saham.

6.PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI)

Saham PANI melemah 25,61 persen menjadi Rp 915 per saham dari pekan lalu Rp 1.230 per saham.

7.PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA)

Saham OASA merosot 24,90 persen menjadi Rp 920 per saham dari pekan lalu Rp 1.225 per saham.

8.PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS)

Saham YPAS merosot 22,34 persen menjadi Rp 765 per saham dari pekan lalu Rp 985 per saham.

9.PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP)

Saham AHAP tergelincir 22,02 persen menjadi Rp 85 per saham dari pekan lalu Rp 109 per saham.

10.PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS)

Saham BRMS tergelincir 21,35 persen menjadi Rp 140 per saham dari pekan lalu Rp 178 per saham.

 

3 dari 4 halaman

Penutupan IHSG Jumat 30 September 2022

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau setelah sepanjang perdagangan bergerak melemah pada perdagangan Jumat, (30/9/2022). Mayoritas sektor saham tertekan, dan sektor saham properti pimpin koreksi.

Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,07 persen ke posisi 7.040,79. Indeks LQ45 menguat 0,24 persen. Indeks acuan cenderung beragam dengan mayoritas menguat. Menjelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.056,17 dan terendah 6.926,86. Sebanyak 386 saham melemah dan 193 saham menguat. 117 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.278.480 kali dengan volume perdagangan 25 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.224.

 Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth melonjak 1,39 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,65 persen dan indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,35 persen.

Sementara itu, indeks sektor saham IDXproperty melemah 1,44 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 1,34 persen, indeks sektor saham indeks sektor saham IDXtechno melemah 1,22 persen, dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 1,08 persen.

Selain itu, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,97 persen, indeks sektor saham IDXindustry melemah 0,73 persen, indeks sektor saham IDXnoniklikal susut 0,28 persen dan indeks sektor saham IDXbasic turun 0,19 persen.

4 dari 4 halaman

Bursa Saham Asia pada 30 September 2022

Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar melemah pada perdagangan Jumat, 30 September 2022, dan perdagangan terakhir pada kuartal III 2022. Koreksi bursa saham Asia melemah seiring wall street yang tertekan. Di sisi lain, data aktivitas pabrik China secara mengejutkan meluas pada Agustus 2022, mengalahkan harapan.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 melemah 1,83 persen ke posisi 25.937,21. Indeks Topix merosot 1,76 persen ke posisi 1.835,94. Indeks Australia ASX 200 susut 1,2 persen ke posisi 6.474,20.

Indeks Hang Seng menguat 0,27 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng teknologi turun 1,05 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,55 persen ke posisi 3.024,39. Indeks Shenzhen turun 1,29 persen ke posisi 10.778,61.

Indeks Korea Selatan Kospi tergelincir 0,71 persen ke posisi 2.155,49 dan indeks Kosdaq melemah 0,36 persen ke posisi 672,65. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,11 persen.

“Risiko geopolitik dan inflasi tidak mereda, dan aset berisiko mengambil tekanan karena ekspektasi pertumbuhan yang lebih rendah dan biaya pendanaan lebih tinggi terus meresap,” tulis Analis ANZ Research dikutip dari CNBC.