Liputan6.com, Jakarta - Sektor keuangan diprediksi menjadi penopang Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kebijakan suku bunga pun menjadi katalis untuk sektor saham keuangan tersebut.
Head Of Research NH Korindo Sekuritas, Liza C. Suryanata menuturkan, jika IHSG ingin naik serta kembali pulih harus terjadi peningkatan pada sektor keuangan.
Baca Juga
"Menurut saya kalau IHSG nya mau recover naik lagi, bankingnya harus naik, karena sektor finance adalah tulang punggung dari IHSG. Jadi kalau finance tidak naik itu kayaknya kurang afdol, di tengah tren kenaikan suku bunga seperti ini memang itu seperti permata dua buat sektor finance,” kata Liza dalam Investment Talk, Minggu (2/10/2022)
Advertisement
Liza juga menambahkan, untuk sektor keuangan diharapkan Net Interest Margin (NIM) bisa menjadi besar. Akan tetapi, bank juga perlu memikirkan terkait volume kredit mampu dihadapi masyarakat di tengah situasi pandemi COVID-19 dan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
"Karena, satu diharapkan NIM nya of course bisa membesar, tapi di satu sisi bank juga perlu mikirin volume kredit. Jadi enggak cuma sekadar naikin suku bunga kredit saja, masyarakat bisa afford enggak di tengah situasi pandemi dan mana lagi baru di naikan BBM, nanti menyumbangkan inflasi lagi,” kata Liza.
Selain itu, Liza juga memberikan contoh jika bank menaikkan tingkat suku bunga kredit secara bersamaan, akan membuat masyarakat kehilangan minat untuk mengajukan kredit. Hal itu pun akan menurunkan volume kredit, padahal hal itu menjadi faktor penting untuk meningkatkan profitabilitas bank.
"Kalau suku bunga kredit di naikin orang jadi kehilangan perasaan tidak ambil, itu otomatis nurunin volume kredit. Jadi, NIM sama volume kredit harus bergerak beriringan, volume kredit faktor penting untuk meningkatkan profitabilitas bank,” imbuhnya.
Strategi Bank
Dengan demikian, kini bank juga memiliki strategi dalam menyesuaikan tren suku bunga. Kini, bank tidak langsung menaikan suku bunga kredit melainkan suku bunga tabungan atau deposito terlebih dahulu.
"Kemudian, yang naik duluan untuk menyesuaikan tren suku bunga yang naik adalah suku bunga tabungan dan deposit dulu yang naik baru nanti ngikut suku bunga kredit belakangan tiga bulan lagi kata Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo,” kata Liza.
Liza menegaskan, maksud hal tersebut karena likuiditas perbankan itu kecil yang artinya bank ingin mengambil uang dari masyarakat dengan cara menaikkan suku bunga tabungan maupun deposito. Kemudian, jika uang tersebut sudah terkumpul banyak, bank akan memberikan penyaluran kredit.
"Itu maksudnya apa? bahwa likuiditas perbankan itu kecil, artinya bank itu mau narik duit masyarakat tentunya dengan cara menaikkan suku bunga mereka suku bunga tabungan atau deposit, likuiditas itu terbilang rendah, kalau udah banyak baru mereka keluarin penyaluran kredit. So pak Perry bilang dia melihat ada perubahan perilaku penyesuaian tren kenaikan suku bunga,” pungkasnya.
Advertisement
Kinerja IHSG 26-30 September 2022
Sebelumnya,laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak lesu pada 26-30 September 2022. Sentimen global seperti kekhawatiran resesi global menekan IHSG.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu ( 1/10/2022), IHSG melemah 1,92 persen ke posisi 7.040,79 dari pekan sebelumnya 7.178,58. Kapitalisasi pasar bursa merosot 1,98 persen menajdi Rp 9.238,08 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar terpangkas Rp 186,84 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.424,93 triliun.
Selain itu, rata-rata frekuensi harian susut 7,82 persen menjadi 1.238.025 transaksi dari 1.343.102 transaksi pada pekan lalu. Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian melemah 1,55 persen menjadi Rp 13,91 triliun dari Rp 14,13 triliun pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian bursa melemah 17,03 persen menjadi 23,28 miliar saham dari 28,07 miliar saham pada pekan sebelumnya.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG bergerak pada fase bearish atau melemah yang didorong sentimen bursa global. Pada pekan ini, bursa saham global juga tertekan seiring ancaman resesi global hingga inflasi yang masih cukup tinggi. "Dan dana hawkish dari The Fed hingga akhir 2022,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu pekan ini.
Herditya prediksi, sentimen ancaman resesi global dan bank sentral Amerika Serikat atau the Federal Reserve (the Fed) bernada hawkish hingga 2023 untuk menekan inflasi hingga target 2 persen akan bayangi IHSG hingga akhir tahun. Hingga akhir 2022, ia perkirakan, IHSG berada di posisi bearish atau turun 6.743 dan bullish atau menguat 7.480.
Untuk perdagangan Senin, 3 Oktober 2022, Herditya prediksi, IHSG berpeluang menguat dengan level support 6.926 dan resistance 7.073. Pada pekan depan ada rilis data inflasi yang bayangi IHSG.
Penutupan IHSG 30 September 2022
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah menghijau setelah sepanjang perdagangan bergerak melemah pada perdagangan Jumat, (30/9/2022). Mayoritas sektor saham tertekan, dan sektor saham properti pimpin koreksi.
Mengutip data RTI, IHSG naik tipis 0,07 persen ke posisi 7.040,79. Indeks LQ45 menguat 0,24 persen. Indeks acuan cenderung beragam dengan mayoritas menguat. Menjelang akhir pekan, IHSG berada di level tertinggi 7.056,17 dan terendah 6.926,86. Sebanyak 386 saham melemah dan 193 saham menguat. 117 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.278.480 kali dengan volume perdagangan 25 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.224.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth melonjak 1,39 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,65 persen dan indeks sektor saham IDXfinance menanjak 0,35 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXproperty melemah 1,44 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXtransportasi tergelincir 1,34 persen, indeks sektor saham indeks sektor saham IDXtechno melemah 1,22 persen, dan indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 1,08 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXsiklikal tergelincir 0,97 persen, indeks sektor saham IDXindustry melemah 0,73 persen, indeks sektor saham IDXnoniklikal susut 0,28 persen dan indeks sektor saham IDXbasic turun 0,19 persen.
Advertisement