Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah hingga penutupan perdagangan sesi pertama, Senin (3/10/2022. Koreksi IHSG terjadi di tengah Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi September 2022 sebesar 1,17 persen.
IHSG turun 0,32 persen ke posisi 7.018,48. Indeks LQ45 tergelincir 0,35 persen ke posisi 1.007,92. Sebagian besar indeks acuan alami koreksi.
Baca Juga
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 7.047,62 dan terendah 6.995,06. Sebanyak 265 saham melemah dan 261 saham menguat. 159 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 733.075 kali dan volume perdagangan 12,7 miliar saham. Nilai transaksi Rp 6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.243.
Advertisement
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau. Indeks sektor saham IDXindustry menanjak 0,96 persen, dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy mendaki 0,31 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal menanjak 0,22 persen, indeks sektor saham IDXtechno menguat 0,21 persen.
Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth susut 1,2 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic melemah 0,69 persen, dan indeks sektor saham IDXfinance susut 0,38 persen.
Adapun bursa saham Asia cenderung melemah kecuali indeks saham Jepang Nikkei naik 1,07 persen. Indeks Hang Seng turun 0,82 persen, indeks Thailand melemah 1,28 persen, indeks Singapura tergelincir 0,40 persen dan indeks Taiwan susut 0,92 persen.
Top Gainers-Losers pada Sesi I 3 Oktober 2022
Saham-saham yang catat top gainers antara lain:
-Saham BKDP melonjak 34,88 persen
-Saham PCAR melonjak 32,48 persen
-Saham FIRE melonjak 18,98 persen
-Saham ARII melonjak 17,24 persen
-Saham KJEN melonjak 16,43 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
-Saham BPII melemah 6,96 persen
-Saham TFAS melemah 6,93 persen
-Saham HEXA melemah 6,92 persen
-Saham TAYS melemah 6,92 persen
-Saham RAFI melemah 6,84 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
-Saham BBCA senilai Rp 462,5 miliar
-Saham BBRI senilai Rp 412,7 miliar
-Saham BUMI senilai Rp 217,5 miliar
-Saham CARE senilai Rp 166 miliar
-Saham BEBS senilai Rp 163,5 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
-Saham BAPA tercatat 34.662 kali
-Saham SLIS tercatat 34.586 kali
-Saham KJEN tercatat 24.909 kali
-Saham IPTV tercatat 19.802 kali
-Saham AMMS tercatat 15.742 kali
Advertisement
Inflasi September 2022 Tembus 5,95 Persen secara Tahunan
Sebelumnya, Indonesia kembali mencatatkan inflasi di September tahun ini. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka inflasi September 2022 sebesar 1,17 persen.
Sementara inflasi tahun kalender 2022 mencapai 4,84 persen sedangkan inflasi secara tahunan sebesar 5,95 persen.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, angka inflasi September 2022 berasal dari hasil pemantauan indeks harga konsumen (IHK) di 90 kota, yang sebagian besar mengalami inflasi.
"Inflasi September 2022 sebesar 1,17 persen merupakan tertinggi sejak Desember 2014," jelas dia dalam sesi konferensi pers yang digelar secara hybrid, Senin (1/10/2022).
Di mana sebanyak 88 daerah mengalami inflasi, dan 2 tercatat deflasi. Di mana yang tertinggi berada di Bukit Tinggi sebesar 1,87 persen.
Selanjutnya
Inflasi ini disebabkan kenaikan harga BBM dengan andil 0,81 persen dan harga beras sebesar 0,35 persen dan angkutan dalam kota 0,18 persen.
Sementara inflasi September terendah di Kota Merauke sebesar 0,07 persen. Kemudian 2 kota mengalami deflasi di Manokwari sebesar 0,64 persen dan Timika deflasi sebesar 0,59 persen.
Sedangkan jika secara tahunan, inflasi tertinggi ada di Sampit sebesar 8,85 persen dan terendah di Waingapu 3,92 persen.
Dia menyebutkan pada September terdapat beberapa kejadian yang mempengaruhi inflasi nasional. Seperti kenaikan harga BBM pada 3 September 2022.
Kemudian ada panen raya komoditas holtikultura yang berpengaruh ke perkembangan harga di holtikultura.
Selain itu, adanya kebijakan BI menaikkan suku bunga acuan atau BI 7 Day RR demi menahan laju inflasi.
Advertisement