Liputan6.com, Jakarta - PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) melalui anak usahanya, PT Margautama Nusantara (MUN) akuisisi 40 persen saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) pada Jalan Tol Jakarta – Cikampek (JJC) II Elevated atau PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek.
MUN dan Jasa Marga telah menandatangani perjanjian pengikatan jual beli saham (PPJB). Margautama Nusantara berencana membeli 2.265.778 lembar saham Jasa Marga senilai Rp 4,4 triliun. Transaksi ini dijadwalkan rampung pada 10 Oktober 2022 atau tanggal lainnya yang disepakati pembeli dan penjual.
Baca Juga
Berdasarkan rencana, sebesar Rp 15 miliar dibayarkan pada tanggal penandatanganan PPJB. Kemudian 19,5 persen dari harga pembelian atau sebesar Rp 791 miliar dibayarkan pada tanggal penyelesaian transaksi. Sisanya 80 persen atau sebesar Rp 3,2 triliun akan dibayarkan selambat-lambatnya pada 20 Desember 2022.
Advertisement
Margautama Nusantara merupakan entitas anak PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) dengan kepemilikan 76,51 persen. Sehingga pelaksanaan rencana transaksi ini berpotensi menambah aset melalui penyertaan investasi asosiasi dan ekuitas melalui peningkatan laba ditahan perseroan.
“Salah satu asumsi adalah akan terjadi penyesuaian tarif pada 2023. Atas dampak ini, perusahaan target dapat memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Ditambah dengan pemulihan di sektor mobilitas yang menyebabkan peningkatan lalu lintas harian di jalan tol tersebut,” terang manajemen PT Nusantara Infrastructure Tbk dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (6/10/2022).
Catatan saja, pembeli dan penjual sepakat setelah transaksi rampung, dalam hal Menteri PUPR menyetujui penyesuaian tarif jalan tol khusus sesuai target yang telah ditentukan karena adanya pekerjaan tambahan yang telah diselesaikan dan harus dilakukan oleh Jasa Marga serta keterlambatan penetapan tarif jalan tol oleh Menteri PUPR untuk Jalan Tol Jakarta – Cikampek (JJC) II Elevated, selambat-lambatnya 31 Desember 2024, maka pembeli harus membayar maksimal Rp 359 miliar kepada Jasa Marga sebagai earn-out payment.
“Meskipun demikian, dalam hal penyesuaian tarif jalan tol khusus dan persentase pembagian pendapatan tol porsi JJC kurang dari kinerja yang ditargetkan, earn out akan dibayarkan kepada Jasa Marga secara pro-rata,” imbuh Manajemen.
Untuk melakukan aksi korporasi ini, PT Nusantara Infrastructure Tbk akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 7 Oktober 2022.
Dapat Fasilitas Pinjaman dari BCA
Atas rencana ini, MUN memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA. Rinciannya, berupa fasilitas pinjaman term loan non revolving 2 (TL-2) senilai sebanyak-banyaknya Rp 1 triliun untuk membiayai 20 persen dari harga beli.
Kemudian sisanya berupa fasilitas pinjaman kredit multi fasilitas (KMF) senilai sebanyak-banyaknya Rp 3,5 triliun untuk membiayai 80 persen dari harga beli. Adanya peningkatan beban keuangan berupa utang itu, disebut tidak menyebabkan laba Perseroan menjadi negatif, baik di tahun ini maupun pada 2023, dan tahun proyeksi mendatang.
Perseroan yakin pelaksanaan rencana transaksi tidak akan memberikan dampak negatif yang dapat mempengaruhi kegiatan usaha dan pertumbuhan Perseroan secara material.
“Rencana transaksi ini masuk dalam salah satu strategi penjual asset recycling. Hasil penjualan ini akan memberikan nilai tambah tidak hanya kepada pembeli, namun kepada penjual dikarenakan dapat melakukan development ruas-ruas tol lain untuk mendukung tercapainya visi misi penjual,” jelas Manajemen.
Advertisement
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Nusantara Infrastructure Tbk (META) mengumumkan kinerja keuangan perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022.
Pada periode itu, perseroan berhasil mengukuhkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 35,38 miliar. Laba itu naik 46,05 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 24,22 miliar.
Pada semester I 2022, emiten pengelola tol milik grup Salim itu mencatatkan pendapatan sebesar Rp 397,9 miliar. Turun 16,51 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 476,6 miliar. Demikian mengutip dari laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (8/9/2022).
Bersamaan dengan itu, beban pokok penjualan turun menjadi Rp 146,64 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 287,19 miliar. Sehingga laba bruto tercatat sebesar Rp 251,47 miliar, naik dibanding semester I 2022 sebesar Rp 189,41 miliar. Beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 101,71 miliar dan beban usaha lainnya sebesar Rp 25,64 miliar. Sehingga laba usaha tercatat sebesar Rp 124,12 miliar, naik dari Rp 85,71 miliar pada semester I 2021.
Aset Perseroan
Pada periode ini, perseroan juga mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 3,57 miliar, beban keuangan Rp 81,78 miliar, dan bagian laba bersih entitas asosiasi Rp 35,37 miliar. Dari rincian ini, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba periode berjalan sebesar Rp 59,8 miliar, naik 54,48 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 38,7 miliar.
Aset Nusantara Infrastructure sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 6,57 triliun, turun dibanding akhir Desember 2021 sebesar Rp 6,59 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,02 triliun dan aset tidak lancar Rp 5,54 triliun.
Liabilitas hingga Juni sebesar Rp 3,14 triliun, turub dari Rp 3,23 triliun pada akhir tahun lalu. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 552,1 miliar dan liabilitas jangka oanjang Rp 2,6 triliun. Sementara ekuitas tercatat sebesar Rp 3,43 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 3,36 triliun.
Advertisement