Sukses

IPO, Jayamas Medica Industri Lepas 4,05 Miliar Saham

PT Jayamas Medica Industri Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 4,05 miliar saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham.

Liputan6.com, Jakarta - PT Jayamas Medica Industri Tbk, perusahaan bergerak di bidang usaha manufaktur alat kesehatan akan menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

Mengutip prospektus perseroan, Kamis (6/10/2022), PT Jayamas Medica Industri Tbk menawarkan sebanyak-banyaknya 4,05 miliar saham dengan nilai nominal Rp 25 per saham. Jumlah saham itu setara 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO. Harga penawaran umum perdana Rp 204-Rp 310 per saham. Dengan demikian, dana yang akan diraup dari IPO sebesar Rp 828 miliar-Rp 1,25 triliun.

Perseroan juga menggelar program employee stock allocation (ESA) dengan jumlah dua persen atau sebanyak-banyaknya 81,17 juta saham. Tak hanya itu, perseroan juga menggelar program MESOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya 126.219.600 saham atau mewakili sebanyak-banyaknya 0,55 persen dari jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh.

Perseroan memakai dana IPO sekitar 72,19 persen untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal dan modal kerja. Selain itu, sekitar 22,87 persen akan diberikan kepada perusahaan anak yaitu PT Intisumber Hasil Sempurna Global (IHSG) untuk belanja modal dan modal kerja.

Sedangkan sisanya sekitar 4,94 persen akan diberikan kepada IHSG dalam bentuk setoran modal. Kemudian IHSG akan memberikan kepada perusahaan anak yaitu PT Inti Medicom Retailindo (IMR) dalam bentuk setoran modal untuk belanja modal dan modal kerja.

Untuk melaksanakan aksi korporasi ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT CLSA Sekuritas Indonesia, PT CIMB Niaga Sekuritas, dan PT Ciptadana Sekuritas Asia. Sedangkan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

 

2 dari 4 halaman

Jadwal Sementara IPO

Untuk kinerja keuangan, perseroan membukukan penjualan naik 11,6 persen menjadi Rp 2,22 triliun pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 1,99 triliun. Perseroan membukukan laba tahun berjalan turun 17,6 persen menjadi Rp 570,37 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 692,86 miliar.

Perseroan mencatat aset Rp 1,7 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,4 triliun. Liabilitas perseroan naik menjadi Rp 480,95 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 466,01 miliar. Ekuitas perseroan naik menjadi Rp 1,24 triliun pada 2021 dari 2020 sebesar Rp 950,56 miliar.

Terkait kebijakan perseroan untuk pembayaran dividen, perseroan akan bayar dividen kepada pemegang saham sebesar 25 persen dari laba setiap tahun yang akan dilaksanakan mulai tahun buku 2022. Dividen tersebut akan tergantung kepada arus kas dan rencana investasi perseroan.

Untuk jadwal sementara IPO:

-Tanggal izin pengumuman prospektus ringkas pada 5 Oktober 2022

-Masa penawaran awal pada 6-12 Oktober 2022

-Perkiraan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 21 Oktober 2022

-Perkiraan masa penawaran umum pada 25-27 Oktober 2022

-Perkiraan tanggal penjatahan pada 27 Oktober 2022

-Perkiraan tanggal distribusi saham secara elektronik pada 28 Oktober 2022

-Perkiraan tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada 31 Oktober 2022

3 dari 4 halaman

29 Perusahaan Jalani Proses IPO

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.

“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).

Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.

Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.

“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.

4 dari 4 halaman

Sektor Saham

Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektornya antara lain:

-1 perusahaan dari sektor basic materials

-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal

-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal

-2 perusahaan dari sektor energi

-2 perusahaan dari sektor keuangan

-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan

-2 perusahaan dari sektor industri

-1 perusahaan dari sektor infrastruktur

-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate

-5 perusahaan dari sektor teknologi

-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.