Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, perkirakan resesi global akan mulai terjadi pada 2023. Hal ini karena kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris, untuk menurunkan inflasi.
Ketika perekonomian berjalan sebagaimana tidak semestinya, pelaku pasar harus mempersiapkan kondisi keuangan seoptimal mungkin untuk meminimalkan dampak dari kemungkinan resesi ekonomi tersebut.
Baca Juga
Untuk itu, berikut ini adalah tips dari Financial Expert Ajaib Sekuritas, Yazid Muamar, untuk mengatur investasi agar siap menghadapi resesi ekonomi dunia dikutip dari keterangan tertulis, ditulis Sabtu (8/10/2022).
Advertisement
1.Disiplin dalam perencanaan keuangan
Buat perencanaan keuangan, dengan rumus 10-20-30-40. Pastikan 20 persen dari dana yang kalian gunakan untuk investasi dialokasikan untuk dana darurat pada instrumen yang sangat likuid dan disiplin mempersiapkannya. Semakin besar proporsinya akan semakin siap kalian dalam memenuhi kebutuhan di tengah kondisi resesi ekonomi.
2.Kurangi pos pengeluaran yang tidak diperlukan
Mulailah untuk mengurangi dan tidak menambah beban-beban pengeluaran seperti utang, jika memungkinkan maka segera lunasi atau jika dirasa masih sangat berat maka segera negosiasikan ajukan ke lembaga jasa keuangannya untuk restrukturisasi.
3.Atur kembali portofolio investasi
Atur kembali portofolio investasi, jika kondisi pasar global sudah mulai menurun, segeralah atur ulang portofolio investasi kedalam bentuk yang lebih aman seperti saham dengan fundamental yang kuat dan reksa dana pasar uang.
4.Tidak panik
Hiduplah dengan sewajarnya dan tidak perlu panik. Tetap lakukan konsumsi seperti biasa karena hal tersebut bisa membantu ekonomi nasional tetap tumbuh.
5.Cermat melihat peluang
Cermati perkembangan kondisi ekonomi terbaru dan mulailah memanfaatkan peluang di sekitar yang dapat bernilai ekonomi. Seperti kata kata ilmuwan Albert Einstein “in the midst of every crisis, lies great opportunity” .
Instrumen Investasi
Selain itu, para investor harus mengetahui instrumen apa saja yang aman dalam berinvestasi pada masa resesi ini. Berikut adalah instrumen investasi yang tersedia di Ajaib Sekuritas dan dapat membantu meminimalkan dampak resesi ekonomi:
1. Saham
Investasi saham merupakan salah satu kegiatan penanaman modal berupa pembelian saham atau surat berharga perusahaan. Dengan membeli saham perusahaan, investor bisa menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut.
Saham bisa menjadi tetap menarik meski keadaan resesi jika pemilihan saham dilakukan secara tepat. Sebaiknya pilihlah emiten dengan fundamental yang kuat. Perhatikan laporan keuangannya, terutama pos laba rugi dan kewajiban jangka panjang perusahaan.
Lalu pilihlah sektor yang tidak terkena dampak langsung Covid-19. Seperti saham-saham tahan banting yaitu emiten mie instan, telekomunikasi, dan lain sebagainya.
2. Reksa Dana
Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang merupakan pola pengelolaan modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dengan bantuan Manajer Investasi (MI).
Reksa Dana menawarkan berbagai instrumen investasi dari yang berisiko rendah hingga tinggi dan dari instrumen yang cocok untuk jangka menengah hingga jangka panjang. Berikut merupakan instrumen investasi reksa dana dan risikonya:
· Reksa dana pasar uang yang memiliki risiko minim dan cocok untuk investasi di bawah 1 tahun.
· Reksa dana pendapatan tetap atau obligasi yang cocok untuk investasi 1-3 tahun.
· Reksa dana campuran cocok diinvestasikan untuk 3-5 tahun dan memiliki risiko sedang.
· Reksa dana saham yang sesuai untuk investasi jangka panjang atau di atas lima tahun jika ingin mengambil risiko lebih.
Advertisement
Menakar Investasi Reksa Dana di Tengah Sentimen Ancaman Resesi hingga Inflasi
Diberitakan sebelumnya, di tengah sentimen ancaman resesi global dan inflasi tinggi dapat menjadi kesempatan untuk masuk investasi reksa dana. Calon investor dan investor pun diimbau untuk tidak panik dan bisa memanfaatkan koreksi di pasar keuangan untuk berinvestasi termasuk reksa dana.
"Penurunan harga (apabila ada) dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk masuk di harga rendah," kata Direktur PT Panin Asset Manajemen, Rudiyanto kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (8/10/2022).
Rudiyanto menuturkan, strategi untuk pengelolaan investasi reksa dana sesuai kebijakan.
"Strateginya sesuai kebijakan, misalkan reksa dana pasar uang ya di deposito, reksa dana pendapatan tetap di obligasi dan reksa dana saham di saham," kata dia.
CEO dan Presiden Direktur Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Afifa mengatakan, dari sisi fundamental domestik, pihaknya optimistis dengan kondisi makroekonomi Indonesia yang berada pada siklus pemulihan dan juga didukung ekspor komoditas yang suportif.
"Faktor tersebut memberi bantalan bagi ekonomi Indonesia di tengah pelemahan ekonomi global," kata Afifa.
Selain itu, di MAMI, untuk menghasilkan portofolio reksa dana yang optimal menerapkan filosofi pengelolaan aset investasi secara aktif yang didasari oleh riset mendalam dan manajemen risiko yang disiplin.
"Pembentukan portofolio dilakukan berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim investasi MAMI yang profesional dan berpengalaman, serta memanfaatkan jaringan global Manulife Investment Management untuk mendapatkan keunggulan informasi," imbuhnya.
Pemilihan Investasi
Selain itu, pemilihan investasi juga ditentukan berdasarkan faktor manajemen risiko untuk memastikan investasi dilakukan secara bijaksana. Sementara itu, volatilitas pasar dinilai masih dapat terjadi dipengaruhi oleh faktor global karena pasar masih menganalisa dampak dari ekspektasi suku bunga bank sentral AS atau the Fed yang lebih agresif dan juga memperhatikan data ekonomi Amerika Serikat.
"Menurut kami, faktor ini sangat krusial, terutama di kondisi volatilitas global saat ini," ujar dia.
Kemudian, untuk investor yang ingin memiliki investasi reksa dana di tengah sentimen resesi global dan inflasi tinggi, suku bunga tinggi jangan panik.
"Jangan panik, ini bukan pertama kalinya terjadi volatilitas di pasar. Kita sudah sering melalui periode volatitas seperti ini dan pasar dapat kembali rebound seiring dengan pemulihan ekonomi," kata dia.
Bagi investor dengan horizon investasi panjang, periode pelemahan justru dapat menjadi peluang untuk menambah investasi di harga lebih murah.
"Bagi investor dengan horizon investasi pendek, diversifikasi menjadi kunci untuk meminimalisir volatilitas. Pastikan portofolio Anda juga memiliki porsi reksa dana yang lebih defensif seperti reksa dana pasar uang atau reksa dana pendapatan tetap tenor pendek," kata Afifa.
Reksa dana saham dapat dipertimbangkan sebagai pilihan karena diuntungkan oleh siklus pemulihan ekonomi Indonesia.
"Namun, di tengah volatiltias global saat ini, diversifikasi ke reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang dapat dipertimbangkan untuk mengurangi risiko volatilitas portofolio," ujar dia.
Advertisement