Sukses

BRI Terapkan Digitalisasi untuk Permudah Transaksi Nasabah

Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani menjelaskan, langkah-langkah apa saja yang perbankan mesti lakukan untuk mempersiapkan era Metaverse.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus bertransformasi, salah satunya adalah di area digital. Di antaranya adalah dengan berinovasi dan mengadopsi teknologi digital, termasuk mempersiapkan diri memasuki era Metaverse

Hal ini tercermin dari komitmen perseroan dalam menciptakan berbagai pelayanan dan produk baru berbasis digital untuk mempermudah transaksi dan aktivitas nasabah.

Untuk menunjang tujuan tersebut, BRI bersama BRI Research Institute mengadakan acara Diskusi Taman Edisi III dengan tema “Metabank dan Mimpi BRI di Era Meraverse” pada kamis, 15 September di Area Taman Kantor Pusat BRI Jakarta. 

Diskusi tersebut merupakan kolaborasi BRI bersama BRI Research Institute untuk membahas isu terhangat perekonomian Indonesia dari microfinance, banking, ESG, hingga makroekonomi.

Dengan format acara diskusi semiformal, acara ini diharapkan dapat meningkatkan awareness stakeholders BRI terkait perkembangan terbaru serta mendorong terbukanya ide-ide inovatif. Dengan demikian, Insan BRILian maupun eksternal dapat memberikan sumbangsih terbaiknya kepada Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani menjelaskan, langkah-langkah apa saja yang perbankan mesti lakukan untuk mempersiapkan era Metaverse. 

“Kita (perbankan) mesti bersiap segera karena perubahan teknologi digital ini cepat sekali, dua sampai tiga tahun bisa berubah lagi”, ujar Handayani, dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (8/10/2022).

Menurut Handayani, Peran BRI dalam men-support era metaverse ini, telah menginisiasi trial konser di Metaverse. BRI juga membuat shopping activity dengan virtual reality-nya Pondok Indah Mall.  

Hal-hal tersebut dilakukan agar terus relevan dengan perkembangan zaman serta tren generasi kalangan muda.

Adapun salah satu langkah nyata yang telah ditempuh BRI, yakni dengan menyediakan aplikasi BRImo untuk melakukan transaksinya sehari-hari, seperti transfer, pembayaran, tarik tunai tanpa kartu debit, transfer internasional, konversi valas, investasi reksadana dan e-SBN. 

Diketahui, sampai akhir 2021, aplikasi ini telah dimanfaatkan oleh lebih dari 14 juta pengguna dan mencatat lebih dari 1,3 miliar transaksi atau tumbuh lebih dari 66 persen. Kemudian terkait dengan era metaverse, diskusi ini juga membahas tentang pasar cryptocurrency. 

“Tahun 2021, terdapat sekitar Rp 820 triliun transaksi di pasar kripto, pada kuartal 1-2022 angkanya sudah menembus Rp 180 triliun,” ungkapnya.

Di sisi lain, isu keamanan data pribadi juga menjadi salah satu hal utama di era digitalisasi.  Terkait keamanan data tersebut, BRI telah berkomitmen dan menekankan proteksi kuat terhadap data nasabah dengan memastikan seluruh infrastruktur terlindungi.

 

 

2 dari 4 halaman

BRI Gelar Buyback hingga Agustus 2023, Optimistis Kerek Kinerja

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI akan melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham maksimal Rp 3 triliun. Rencana itu telah mendapat persetujuan pemegang saham melalui RUPST perseroan yang digelar pada 1 Maret 2022.

Adapun proses pembelian kembali saham dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya buyback lewat RUPS, atau pada rentang waktu 1 Maret 2022 - 31 Agustus 2023. Sesuai dengan keterbukaan informasi sebelumnya, saham hasil buyback akan digunakan untuk program kepemilikan saham bagi karyawan perusahaan atau yang disebut Insan BRILian.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengatakan, pihaknya telah mempertimbangkan kondisi likuiditas perusahaan pada saat mengusulkan rencana buyback dalam RUPST pada 2022. Sehingga aksi korporasi tersebut tidak akan mengganggu keuangan perseroan.

“Di sisi lain buyback BBRI diproyeksikan akan meningkatkan motivasi dan kinerja Insan BRILian sehingga dapat lebih optimal terhadap pencapaian target sehingga dapat berujung pada peningkatan kinerja perseroan,” kata Sunarso dalam keterangan resmi, Senin (29/8/2022).

Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah Ayu mengatakan, ada beberapa hal yang dicermati terkait aksi korporasi ini. Salah satunya terkait valuasi harga saham BRI yang dinilai belum mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya atau undervalued.

"Selain kebutuhan untuk treasury stock yang pada akhirnya akan dipergunakan untuk insentif kinerja jangka panjang kepada pekerja yang high performer, kami melihat bahwa harga saham BRI masih undervalued, terlebih apabila dibandingkan dengan pencapaian kinerja perseroan. Hal ini membuat kami terus melakukan buyback saham," kata Viviana.

3 dari 4 halaman

Optimistis terhadap Pemulihan Ekonomi

Terpisah, Analis Senior CSA Research Institute yang juga Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada menilai aksi korporasi tersebut menggambarkan manajemen BRI yang memiliki optimisme terhadap pemulihan ekonomi tanah air dan proyeksi kinerja BRI di masa datang.

Mengingat aksi ini berkaitan program kepemilikan saham bagi karyawan perusahaan, Reza mengatakan buyback BBRI dapat menjadi penopang pertumbuhan perseroan ke depan. Sebab menurutnya, pekerja atau karyawan umumnya akan lebih termotivasi apabila memiliki saham perseroan.

“Ibaratnya, kondisi masih pandemi saja BRI bisa meningkat kinerjanya. Bagaimana kalau tidak pandemi, harusnya kinerja BRI bisa lebih tinggi lagi. Apalagi kalau kita percaya bahwa pemulihan ekonomi ini terus terjadi, dan orang-orang Indonesia semangat dan gigih dalam bekerja, tentunya menjadi penopang pertumbuhan buat BBRI,” kata Reza.

 

4 dari 4 halaman

BRI Optimistis Laba Bersih Tembus Rp 40 Triliun hingga Akhir 2022

Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI optimistis dapat mencatatkan kinerja moncer pada semester II 2022. Direktur Utama BRI, Sunarso, optimistis laba bersih perseroan tembus Rp 40 triliun pada akhir 2022.

"Saya sangat optimis dan yakin seyakin-yakinnya, akhir tahun nanti BRI akan membukukan laba tidak kurang dari Rp 40 triliun,” kata Sunarso dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BRI, Viviana Dyah menyampaikan, perseroan memang telah menyiapkan sejumlah panduan hingga akhir tahun. Pertama, dari sisi pertumbuhan pinjaman diperkirakan tumbuh pada kisaran 9 persen hingga 11 persen.

"Driver pertumbuhan masih akan berasal dari segmen mikro dan ultra mikro yang mungkin tumbuh sedikit lebih tinggi daripada total guidance kita,” kata Vivi.

Kemudian net interest margin sampai dengan akhir tahun diyakini berada pada kisaran 7,7 persen sampai dengan 7,9 persen. Untuk cost of credit diperkirakan pada 2,7 persen sampai dengan 2,9 persen, lebih rendah dibandingkan posisi pencapaian per Juni 2022.

"Kemudian untuk opex, pertumbuhan overhead cost growth itu masih ada di kisaran 6 persen sampai dengan 8 persen. Sementara untuk non performing loan itu masih akan ada di 2,8 persen sampai 3 persen,” imbuh Vivi.