Liputan6.com, Jakarta - PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 September 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 19,9 miliar.
Laba ini naik 312,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,8 miliar. Capaian itu sejalan dengan pendapatan perseroan tumbuh hampir dua kali lipat atau 98,87 persen menjadi Rp 60,4 miliar per 30 September 2022 dari Rp 30,4 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga
Mengutip laporan keuangan perseroan, Senin (10/10/2022), pendapatan dari sewa kamar tercatat andil sebesar Rp 39,97 miliar, makanan dan minuman Rp 19,76 miliar dan lain-lain senilai Rp 1,57 miliar. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 16,3 miliar dari Rp 9,9 miliar pada September 2021.
Advertisement
Meski begitu, laba kotor perseroan masih tumbuh 115,49 persen menjadi Rp 44,1 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 20,45 miliar. Pada periode ini, perseroan mencatatkan beban usaha dan beban penyusutan masing-masing Rp 17,9 miliar dan Rp 1,72 miliar. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 24,4 miliar, naik dibanding September 2022 sebesar Rp 5,9 miliar.
Sementara beban keuangan tercatat sebesar Rp 315,4 juta, penghasilan bunga Tp 104,61 juta, pendapatan keuangan Rp 3,1 juta, dan pendapatan lain-lain bersih Rp 213,6 miliar.
Dari rincian ini, setelah dikurangi pajak, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 19,9 miliar, naik 312,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan September 2022 tercatat sebesar Rp 267,77 miliar, naik dibandingkan posisi Desember 2021 sebesar Rp 259,69 miliar. Terdiri dari aset lancar Rp 12,55 miliar dan aset tidak lancar Rp 255,22 miliar.
Liabilitas hingga September 2022 tercatat sebesar Rp 20,99 miliar, naik signifikan dibanding posisi Desember 2021 sebesar Rp 14,14 miliar. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 14,26 miliar dan liabilitas jangka panjang Rp 6,73 miliar.
Sementara ekuitas Eastparc Hotel sampai dengan September 2022 naik menjadi 246,78 miliar dibanding posisi akhir September 2021 sebesar Rp 259,69 miliar.
Kinerja IHSG 3-7 Oktober 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah terbatas pada perdagangan 3-7 Oktober 2022. Analis menilai, sentimen global seperti kebijakan the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) masih menekan laju IHSG.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (7/10/2022), IHSG melemah 0,2 persen ke posisi 7.026,78 dari pekan lalu di kisaran 7.040,79. Kapitalisasi pasar bursa susut 0,04 persen menjadi Rp 9.234,68 triliun.Kapitalisasi pasar itu turun sekitar Rp 3,4 triliun dari pekan lalu di posisi Rp 9.238,08 triliun.
Rata-rata frekuensi harian bursa tersungkur 1,08 persen menjadi 1.224.595 kali transaksi dari 1.238.025 kali transaksi pada pekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian bursa anjlok 7,14 persen menjadi Rp 12,92 triliun dari Rp 13,91 triliun. Namun, rata-rata volume transaksi harian bursa naik 0,55 persen menjadi 23,41 miliar saham dari 23,28 miliar saham.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 1,3 triliun pada Jumat, 7 Oktober 2022. Sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli Rp 72,94 triliun.
Advertisement
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG sepekan dipengaruhi sentimen global, salah satunya kekhawatiran pelaku pasar akan kenaikan fed fund rate (FFR) uang cenderung agresif dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. Ini ditunjukkan dengan masih meningkatnya imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun.
"Sementara itu ada pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, rilis data inflasi Indonesia yang cenderung meningkat secara YoY dan turunnya cadangan devisa Indonesia,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.
Pada pekan depan, Herditya mengatakan, IHSG masih rawan koreksi untuk uji area 7.000. Selama tidak terkoreksi ke bawah 6.900 sebagai level support, IHSG berpeluang menguat kembali ke 7.135. Adapun sentimen pengaruhi IHSG antara lain rilis data indeks kepercayaan konsumen (IKK) dan penjualan ritel.
Pembukaan IHSG pada 10 Oktober 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal sesi perdagangan saham, Senin (10/10/2022). Laju IHSG ikuti bursa saham Asia yang lesu dan mayoritas sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, pada pembukaan perdagangan, IHSG stagnan di posisi 7.026. Pada pukul 09.24 WIB, IHSG melemah 0,55 persen ke posisi 6.989. Indeks LQ45 turun 0,57 persen ke posisi 994,25. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.026 dan terendah 6.963,80. Sebanyak 146 saham menguat dan 318 saham melemah. 164 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 237.501 kali dengan volume perdagangan 6,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 2,4 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.261.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXhealth naik 1,24 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXenergy melemah 1,12 persen, indeks sektor saham IDXindustry turun 1,25 persen, indeks sektor saham IDXtechno melemah 1,04 persen, indeks sektor saham IDXbasic terpangkas 0,90 persen.
Selain itu, indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 0,39 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi melemah 0,73 persen, indeks sektor saham IDXnonsiklikal susut 0,14 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,52 persen. Kemudian indeks sektor saham IDXfinance melemah 0,32 persen dan indeks sektor saham IDXproperty turun 0,23 persen.
Pada awal pekan ini, sejumlah bursa saham di Asia libur. Namun, bursa saham di Asia yang buka melemah. Indeks Hang Seng turun 2,43 persen, indeks Shanghai susut 0,52 persen dan indeks Singapura tergelincir 1,1 persen.
Advertisement