Sukses

MCAS Hadirkan Proto Hologram ke Indonesia, Apa Itu?

Proto menciptakan pengalaman video volumetrik yang realistis dalam resolusi 4K, yang digunakan dalam bisnis, pendidikan, hiburan, kesehatan, ritel, dan telekomunikasi.

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) V2 Indonesia, menghadirkan Proto, perangkat hologram asli yang dipatenkan, ke Indonesia untuk pertama kalinya. 

Proto menciptakan pengalaman video volumetrik yang realistis dalam resolusi 4K, yang digunakan dalam bisnis, pendidikan, hiburan, kesehatan, ritel, dan telekomunikasi. Proto adalah perangkat hologram portabel pertama, plug & play, berukuran manusia.

"Teknologi hologram dari film-film Fiksi Ilmiah membayangkan gambar-gambar yang glitchy, seperti hantu, tetapi Proto telah menyinari orang-orang di seluruh dunia dalam warna penuh, resolusi penuh, dan kehadiran yang nyata,” kata Pendiri, dan CEO V2 Indonesia, Rudi Hidayat dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Senin (10/10/2022).

Rudi menyebutkan, pihaknya bangga memperkenalkan teknologi hologram Proto ke Indonesia untuk pertama kalinya dan memberikan manfaat bagi bisnis dan konsumen. 

"Beberapa perangkat Proto dan terhubung ke jaringan bersama sehingga seorang entertainer dapat menjangkau 100 kota di seluruh dunia secara bersamaan dengan kemampuan untuk mendengar, melihat, dan berinteraksi dengan audiens global mereka," kata Rudi.

Selain itu, Proto juga terus bergerak menuju masa depan dengan kemampuan AI dan AR. Pengguna platform Proto yang dipatenkan dapat memancarkan ke perangkat Proto dari mana saja dengan koneksi WiFi, baik menggunakan peralatan kamera pro atau ponsel pintar sederhana.

“Anda merasakan kehadiran orang tersebut, melihat bahasa tubuh mereka, melihat semua isyarat non-verbal mereka dan merasa seperti sedang berbicara dengan orang itu meskipun mereka tidak ada di sana,” kata Hidayat. 

 

 

2 dari 4 halaman

Hasilkan Konten Audio Visual

Ke depan, Hidayat berharap para pelaku industri kreatif di tanah air dapat memanfaatkan teknologi hologram dari Proto untuk dapat menghasilkan berbagai konten audio visual yang semakin canggih, berkualitas, dan berdaya saing.

Managing Director PT M Cash Integrasi Tbk, Jahja Suryandy, menuturkan, MCAS Group sebagai perusahaan infrastruktur digital terus mendorong inovasi dalam berbagai segmen, tak terkecuali dalam segmen audio-visual yang didukung dengan teknologi termutakhir. 

"Kami yakin dengan hadirnya inovasi baru teknologi hologram V2 Indonesia akan semakin menguatkan posisi strategis V2 Indonesia sebagai pioneer dalam industri audiovisual," kata Jahja.

 

3 dari 4 halaman

M Cash Dirikan Anak Usaha Baru

Sebelumnya, perusahaan distribusi produk digital dan e-commerce, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) mendirikan anak usaha baru, yaitu PT Meta Pravia Digital (MPD).

Hal tersebut disampaikan Direktur & Corporate Secretary PT M Cash Integrasi Tbk Rachel Stephanie melalui keterbukaan informasinya ke regulator pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, 31 Januari 2022.

M Cash Integrasi tidak sendirian dalam pendirian anak usaha baru ini. Namun dalam keterbukaan informasinya, M Cash tidak menyampaikan siapa nama rekannya dalam kepemilikan anak usaha baru ini.

"M Cash memiliki kepemilikan saham sebanyak 20.000 lembar saham atau sebesar 50 persen atas total kepemilikan pada MPD ini, yaitu senilai Rp 20 miliar," kata dia.

 

 

4 dari 4 halaman

Tidak Ada Dampak Material

Rachel menambahkan tidak ada dampak material terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha Perseroan. Adapun tujuan transaksi ini adalah untuk menunjang kegiatan usaha utama Perseroan dan akan menjadi kegiatan usaha yang dijalankan dalam rangka menghasilkan pendapatan usaha dan dijalankan secara rutin, berulang dan/atau berkelanjutan.

M Cash dimiliki oleh PT 1 Inti Dot Com sebesar 16,76 persen, PT Hero Intiputra sebesar 7,06 persen, Martin Suharlie sebesar 9,65 persen, PT Kresna Graha Investama Tbk sebesar 8,68 persen, Bank Of Singapore Limited sebesar 7,24 persen, PT Karya Karunia Persada sebesar 6,33 persen.

Selain itu, Martin Suharlie sebesar 9,65 persen, Suryandy Jahja sebesar 0,64 persen, dan Rachel Stephanie Marsaulina Siagian 0,002 persen. Sisa saham lainnya dimiliki oleh publik sebesar 44,28 persen.