Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada Kamis (13/10/2022), seiring investor menunggu data inflasi dari Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis nanti di Amerika Serikat.
Di Australia, S&P/ASX 200 naik 0,3 persen. Indeks Nikkei 225 di Jepang sedikit lebih rendah dengan susut 0,48 persen dan Topix turun 0,62 persen. Yen Jepang menguat di pagi hari Asia usai menyentuh 146,98 per dolar AS. Saham Toshiba melonjak lebih dari 9 persen.
Baca Juga
Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,84 persen dan Kosdaq kehilangan 2,39 persen. Indeks Hang Seng melemah 0,52 persen, sementara itu bursa saham China merosot. Indeks Shanghai turun 0,57 persen dan indeks Shenzhen terpangkas 0,16 persen.
Advertisement
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang berada tepat di atas garis datar. Sedangkan, bursa Thailand tutup pada Kamis karena libur.
Ekonom memperkirakan harga konsumen AS telah meningkat 0,3 persen pada September dari Agustus, dan 8,1 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pada Agustus, CPI naik 0,1 persen dari Juli dan 8,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Saham AS jatuh semalam, dengan S&P 500 mencapai penutupan terendah sejak November 2020. Saham Toshiba melonjak setinggi 9,4 persen setelah sebuah laporan mengatakan sebuah konsorsium dapat mengakuisisi perusahaan tersebut dengan nilai sekitar USD 19 miliar atau Rp 291,47 triliun (asumsi kurs Rp 15.341 per dolar AS)
Kyodo News melaporkan dana yang berbasis di Tokyo yang memimpin grup, Japan Industrial Partners, meminta beberapa perusahaan, termasuk Chubu Electric Power dan Orix, untuk mengambil bagian dalam langkah tersebut, menurut yang mengetahui hal tersebut. Toshiba dapat dihapus dari daftar jika pembelian selesai.
Risalah Pertemuan The Fed
Sektor ini bisa menjadi teknologi besar berikutnya untuk menggerakkan kendaraan listrik, dengan Citi menyebutnya sebagai salah satu dari sepuluh pasar teknologi industri dengan pertumbuhan tercepat karena menyoroti peluang di bidang ini.
Morgan Stanley juga menandai satu saham yang dikatakan sebagai "permainan baterai EV tersembunyi." Ketiga rata-rata utama ditutup lebih rendah pada Rabu setelah whipsaw antara keuntungan dan kerugian sepanjang hari.
Indeks S&P 500 turun 0,33 persen, jatuh ke 3.577,03, penutupan terendah sejak November 2020 dan kerugian harian keenam berturut-turut.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 28,34 poin, atau 0,10 persen, menjadi ditutup pada 29.210,85. Nasdaq Composite turun 0,09 persen menjadi ditutup pada 10.417,10.
Risalah pertemuan bank sentral AS atau the Fed pada September, yang dirilis Rabu, menunjukkan bank sentral mengharapkan untuk terus meningkatkan suku bunga dan menahannya lebih tinggi sampai inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda.
Risalah tersebut mencerminkan diskusi pembuat kebijakan menjelang kenaikan 0,75 poin persentase terakhir, kenaikan ketiga berturut-turut sebesar itu yang disampaikan tahun ini.
Bank sentral terkejut dengan laju inflasi yang terus-menerus, tetapi tetap optimis bahwa kenaikan suku bunga akan membantu mengendalikan kenaikan harga.
Advertisement
Penutupan Bursa Saham Asia pada 12 Oktober 2022
Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Rabu, 12 Oktober 2022 dengan indeks berjuang mencari arah seiring fokus terhadap kondisi ekonomi global. Investor menanti data inflasi Amerika Serikat pekan ini.
Indeks Shanghai di bursa saham China naik 1,53 persen menjadi 3.025,51. Indeks Shenzhen bertambah 2,4 persen ke posisi 10.838,48.
Indeks Hang Seng melemah 0,56 persen dan indeks Hang Seng teknologi naik 0,11 persen. Di Jepang, indeks Nikkei merosot ke posisi 26.396,83 dan indeks Topix turun 0,12 persen ke posisi 1.869. Yen berada di posisi 146 terhadap dolar AS. Indeks ASX 200 bertambah 0,04 persen ke posisi 6.647,50.
Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen. Indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,47 persen ke posisi 2.202,47. Indeks Kosdaq menguat 0,32 persen ke posisi 671,67.
Bank sentral Korea Selatan naikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 3 persen. Won Korea Selatan menguat dan berada di posisi 1,424.71.
Penutupan Wall Street pada 12 Oktober 2022
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak melemah pada perdagangan saham Rabu, 12 Oktober 2022.
Indeks S&P 500 mencatat koreksi harian enam kali berturut-turut dan mencapai penutupan terendah sejak November 2020 karena investor menantikan laporan konsumen utama yang akan informasikan laju kenaikan suku bunga bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) ke depan.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 28,34 poin atau 0,10 persen ke posisi 29.210,85. Indeks S&P 500 melemah 0,33 persen ke posisi 3.577,03. Indeks Nasdaq tergelincir 0,09 persen ke posisi 10.417,10.
Sebelumnya, saham menguat dan imbal hasil obligasi melemah setelah risalah dari pertemuan bank sentral AS atau the Federal Reserve pada September 2022 yang dirilis Rabu sore waktu setempat. Risalah menunjukkan bank sentral mengharapkan untuk terus menaikkan suku bunga dan mempertahankannya tetap tinggi hingga inflasi menunjukkan tanda-tanda mereda.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun turun di bawah 3,9 persen yang membantu mendorong harga saham.
“Saya akan mengatakan pelaku pasar tidak mau membeli sebelum risiko kejutan hawkish,” ujar Analis BMO, Ben Jeffrey, dikutip dari CNBC, Kamis (13/10/2022).
Satu komentar dalam risalah memunculkan optimisme the Fed akan memperlambat pengetatan kebijakan moneternya dan atau bahkan menghentikannya jika ada lebih banyak turbulensi pasar keuangan.
“Beberapa peserta mencatat bahwa, terutama dalam lingkungan ekonomi dan keuangan global yang sangat tidak pasti saat ini, penting untuk mengkalibrasi laju pengetatan kebijakan lebih lanjut dengan tujuan mengurangi risiko dampak negatif yang signifikan terhadap prospek ekonomi,” bunyi risalah tersebut.
Advertisement