Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam resmi melakukan spin off sebagian unit usaha nikel senilai Rp 9,85 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi, ditulis Kamis (13/10/2022), perseroan telah menandatangani akta pemisahan sebagian aktiva dan pasiva segmen usaha pertambangan Aneka Tambang ke dalam PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).
Baca Juga
"Perseroan telah melakukan pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan di wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara ke dalam perusahaan terkendali perseroan, yaitu NKA dan SDA, di mana pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan efektif pada 30 September 2022,” tulis manajemen perseroan, dikutip Kamis, 13 Oktober 2022.
Advertisement
Selain itu, pemisahan sebagian segmen usaha nikel ditindaklanjuti dengan peningkatan modal pada NKA dan SDA.
"Nilai penyertaan modal dari perseroan kepada NKA dan SDA secara keseluruhan adalah sebesar Rp 9.859.823.900.000,” tulis manajemen perseroan.
Sementara itu, obyek pemisahan sebagian segmen usaha nikel adalah aktiva dan pasiva milik perseroan yang berada di wilayah izin usaha pertambangan Buli Serani, termasuk di dalamnya aset cadangan dan non-cadangan (tanah, prasarana, bangunan, mesin dan alat produksi, kendaraan dinas serta inventaris), yang mencakup area Tanjung Buli, Sangaji Utara, Moronopo, Sangaji Tenggara dan Sangaji Selatan.
Manajemen menjelaskan, hubungan afiliasi antara perseroan terhadap NKA dan SDA adalah NKA dan SDA merupakan perusahaan terkendali perseroan yang sahamnya dimiliki oleh perseroan secara langsung sebesar 99,99 persen.
"Pemisahan sebagian segmen usaha nikel ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan karena NKA dan SDA selaku perusahaan penerima pemisahan adalah anak perusahaan terkendali yang 99 persen atau lebih sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Oleh karena itu, laporan keuangan NKA dan SDA akan tetap dikonsolidasikan ke dalam perseroan,” tulisnya.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, Aneka Tambang Tbk (ANTM) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang semester I 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan penjualan dan laba selama enam bulan pertama 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Aneka Tambang Tbk meraih laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,52 triliun pada semester I 2022. Laba perseroan tumbuh 31,49 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 1,16 triliun.
Pertumbuhan laba tersebut didukung kenaikan penjualan sebesar 8,67 persen pada semester I 2022. PT Aneka Tambang Tbk mengantongi penjualan Rp 18,77 triliun jika dibandingkan semester I 2021 sebesar Rp 17,27 triliun.
Beban pokok penjualan tercatat Rp 14,74 triliun pada semester I 2022. Beban pokok penjualan naik 4,51 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 14,10 triliun. Laba kotor bertambah 27,16 persen menjadi Rp 4,02 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,16 triliun.
Perseroan mencatat beban usaha naik 56,26 persen dari Rp 1,64 triliun pada semester I 2021 menjadi Rp 2,56 triliun pada semester I 2022.
Advertisement
Aset Perseroan
Dengan demikian laba usaha perseroan turun 4,09 persen menjadi Rp 1,46 triliun pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,52 triliun.
Perseroan membukukan kenaikan keuntungan entitas asosiasi sebesar Rp 555,31 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 241,78 miliar. Perseroan mencatat laba selisih kurs naik menjadi Rp 261,74 miliar pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 135,25 miliar.
Dengan melihat kondisi itu, PT Aneka Tambang Tbk membukukan laba bersih per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 63,50 pada semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 48,29.
Total ekuitas tercatat Rp 21,47 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 20,83 triliun. Total liabilitas turun menjadi Rp 10,78 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 12,07 triliun.
Aneka Tambang membukukan aset Rp 32,25 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 32,91 triliun. Kas dan setara kas perseroan tercatat Rp 3,23 triliun pada semester I 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 5,08 triliun.
Strategi Antam Jaga Kinerja Kuartal III 2022
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menerapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja kuartal III 2022 di tengah gejolak harga emas.
Seperti diketahui, harga emas turun sejak April 2022 dan kembali melambung pada awal Juli, tetapi menurun kembali. "Seperti kita ketahui bersama, semenjak April 2022 ini harga emas cenderung mengalami penurunan dan sempat rebound di awal Juli,” kata Direktur Operasi dan Produksi, I Dewa Bagus Sugata Wirantaya dalam konferensi pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Antam, Selasa (23/8/2022).
Akibat kondisi tersebut, Antam pun melakukan keunggulan operasi atau operation excellence dengan melakukan efisiensi
"Dari beberapa kondisi ini, kami dari sisi Antam melakukan operation excellence dengan melakukan efisiensi dengan mengutamakan proses produksi dan di samping itu kami tetap agresif melakukan proses-proses marketing dan sebagainya,” kata I Dewa.
Advertisement
Investasi Perseroan
Bahkan, Antam pun investasi melalui proses modernisasi logam mulia, seperti penambahan mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi.
"Saat ini kami sedang melakukan investasi bagaimana melakukan proses modernisasi logam mulia berupa penambahan mesin-mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi kami dari 2,5 juta keping menjadi 2,7 juta keping,” ujar dia.
Selain itu, Aneka Tambang juga membuat program inisiatif, yaitu program brankas yang diikuti dengan digitalisasi. Program ini diharapkan bisa selesai pada awal 2023.
"Kami membuat program inisiatif yang kami kembangkan lebih penetrasi dimana seiring kesadaran masyarakat untuk melakukan investasi emas, kami sedang agresif untuk mengembangkan program brankas dan diikuti dengan digitalisasi, dan saat ini tim logam mulia sedang melakukan proses digitalisasi dan diharapkan di awal tahun 2023 nanti proses digitalisasi logam mulia sudah diselesaikan," ujar dia.