Sukses

Bursa Saham Asia Semringah Tersengat Wall Street

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, 14 Oktober 2022 mengikuti wall street yang menanjak.

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melonjak pada Jumat (14/10/2022) mengikuti wall street yang semalam menguat karena investor mengabaikan laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang kuat.

Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 2,37 persen di awal perdagangan, sedangkan indeks Topix naik 1,74 persen. Yen Jepang jatuh ke level terendah terhadap dolar Amerika Serikat sejak 1990 semalam sebelum memangkas kerugian, dan masih diperdagangkan di level 147.

Indeks Hang Seng Hong Kong bertambah 1,95 persen. Di bursa saham China, indeks Shanghai naik 0,79 persen dan indeks Shenzhen menanjak hampir 1 persen.

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 melonjak 1,7 persen. Indeks Kospi Korea Selatan naik 1,74 persen dan Kosdaq naik 2,53 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 1,59 persen.

China akan melaporkan data inflasi dan perdagangan Jumat nanti. Produk Domestik Bruto (PDB) Singapura tumbuh 4,4 persen pada kuartal III dan diperkirakan semakin memperketat kebijakan moneternya.

Sementara itu, di Amerika Serikat (AS), data inflasi menunjukkan harga konsumen meningkat lebih dari yang diharapkan pada September, dengan CPI naik 0,4 persen dari Agustus, dan 8,2 persen dari September tahun lalu. Inflasi inti meningkat lebih cepat pada September.

Saham memiliki sesi yang bergejolak tetapi akhirnya rebound untuk ditutup lebih tinggi, dengan masing-masing indeks utama naik lebih dari 2 persen. Dow Jones Industrial Average melonjak 1.500 poin dari posisi terendah ke level tertinggi pada hari Kamis di AS.

"Investor ekuitas tampaknya memutuskan bahwa [laporan] inflasi AS yang lebih kuat hari ini masih tidak meniadakan ekspektasi penurunan tajam harga di masa depan," Rodrigo Catril, ahli strategi mata uang di National Australia Bank, menulis dalam sebuah catatan Jumat, (14/10/2022) dikutip dari CNBC.

Dia menambahkan reli bisa saja merupakan hasil dari short-covering.

Produk domestik bruto (PDB) Singapura tumbuh 4,4 persen pada kuartal ketiga dari periode yang sama tahun lalu, menurut data pemerintah, jauh lebih tinggi dari 3,4 persen yang diprediksi oleh analis dalam jajak pendapat Reuters, dan sejalan dengan pertumbuhan pada kuartal kedua.

PDB pada kuartal III juga meningkat 1,5 persen dari kuartal sebelumnya berdasarkan penyesuaian musiman, yang berarti Singapura menghindari resesi teknis. PDB kuartal kedua mengalami kontraksi 0,2 persen dari kuartal I.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

PDB Singapura

Kementerian Perdagangan dan Industri pada Agustus mempersempit perkiraan PDB Singapura 2022 menjadi 3 persen hingga 4 persen, dibandingkan dengan sebelumnya 3 persen hingga 5 persen.

Indeks S&P 500 alami kerugian 25 persen dari nilainya sepanjang tahun ini, tetapi masih bisa turun 20 persen mudah lagi, menurut perkiraan CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon pada Senin.

Penurunan tajamnya adalah cerita yang akrab di seluruh dunia, karena investor melarikan diri dari saham. Tapi satu indeks mengejutkan melawan tren dan mengalahkan S&P 500 tahun ini. Saham ditutup lebih tinggi pada Kamis setelah melakukan pembalikan besar dalam perdagangan intraday.

Indeks  Jones Industrial Average naik 827 poin, atau 2,83 persen, menjadi ditutup pada 30.038,06 setelah turun lebih dari 500 poin pada hari sebelumnya.

Indeks S&P 500 naik 2,60 persen menjadi 3.669,87, memecahkan penurunan beruntun selama enam hari. Nasdaq Composite naik 2,23 persen dan mengakhiri hari di 10.649,15.

3 dari 5 halaman

Penutupan Bursa Saham Asia Melemah pada 13 Oktober 2022

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Kamis, 13 Oktober 2022 seiring investor menanti data inflasi dari Amerika Serikat (AS).

Indeks Jepang Nikkei melemah 0,6 persen ke posisi 26.237,42. Indeks Topix susut 0,77 persen ke posisi 1.854,61. Saham Toshiba menguat 7,38 persen. Di sisi lain, Yen Jepang menguat setelah sentuh 146,98 per dolar AS.

Indeks Korea Selatan Kospi melemah 1,8 persen ke posisi 2.162,87. Indeks Kosdq tergelincir 2,99 persen ke posisi 651,59. Indeks Hang Seng susut 1,58 persen dan indeks Hang Seng teknologi melemah 3 persen.

Bursa saham China merosot. Indeks Shanghai turun 0,3 persen ke posisi 3.016,36. Indeks Shenzhen tergelincir 0,19 persen ke posisi 10.817,67.

Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,07 persen ke posisi 6.642,60. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang merosot 1,03 persen. Sementara itu, bursa saham Thailand libur pada Kamis pekan ini.

 

4 dari 5 halaman

Penutupan Wall Street pada 13 Oktober 2022

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street berbalik arah menguat pada perdagangan Kamis, 13 Oktober 2022. Indeks Dow Jones melambung 1.500 poin dari posisi terendah ke level tertinggi seiring pelaku pasar mengabaikan laporan inflasi yang tinggi.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones meroket 827,87 poin atau 2,83 persen ke posisi 30.038,72. Indeks S&P 500 bertambah 2,6 persen ke posisi 3.669,91, dan memecahkan penurunan beruntun dalam enam hari. Indeks Nasdaq naik 2,23 persen ke posisi 10.649,15.

Pada sesi perdagangan yang bergejolak, saham tersungkur ke level terendah sejak 2020 menyusul data inflasi yang panas dari perkiraan. Kemudian indeks saham acuan di wall street memantul dengan menakjubkan. Indeks Dow Jones naik 1.300 poin seiring pelaku pasar mencerna laporan indeks harga konsumen pada September 2022.

Indeks S&P 500 membukukan rentang perdagangan terluas sejak Maret 2022. Pada perdagangan Kamis pekan ini menandai pembalikan intraday terbesar kelima dari posisi terendah dalam sejarah indeks S&P 500. Bahkan kenaikan itu terbesar keempat untuk Nasdaq, menurut SentimenTrader.

 

5 dari 5 halaman

Sektor Saham

Sektor saham energi dan bank memimpin penguatan. Saham Chevron naik 4,85 persen seiring lonjakan harga minyak. Saham Goldman Sachs dan JPMorgan masing-masing naik 3,98 persen dan 5,56 persen. Saham-saham teknologi berbalik arah menguat. Demikian juga saham semikonduktor dengan Nvidia dan Qualcom turut berkontribusi.

Investor mungkin bertaruh laporan inflasi yang lebih kuat dari perkiraan. Hal ini berarti kenaikan harga akan segera mencapai puncaknya.

“Mungkin kita mendapatkan inflasi terakhir yang lebih tinggi dan dari sini kita mulai melambat,” ujar Chief Investment Strategist Charles Schwab, Liz Ann Sonders, dikutip dari CNBC, Jumat (14/10/2022).

Ia menambahkan, bagaimanapun, perubahan dalam saham mungkin akan berlanjut seiring investor mencerna lebih banyak data inflasi dan musim laporan laba.

“Saya pikir masih ada banyak hal yang dapat mendorong volatilitas,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.