Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI (BBNI) sebagai agent of development terus melanjutkan transformasi untuk memberikan dorongan kinerja maksimal pada masa pemulihan ekonomi.
Melalui perjalanan transformasi perusahaan, BNI terus memperbaiki setiap lini operasional bisnis guna meningkatkan fundamental keuangan dan kapabilitas perusahaan dalam menjalankan fungsi intermediasi, investasi, dan penyediaan solusi transaksi keuangan yang unggul melalui digitalisasi.
Baca Juga
BNI memastikan lebih adaptif terhadap perkembangan preferensi nasabah dan memiliki daya tahan terhadap turbulensi ekonomi ke depan seperti yang terjadi akibat pandemi COVID-19.
Advertisement
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo menyampaikan transformasi BNI hingga saat ini telah berbuah manis dalam bentuk peningkatan kinerja pada dua tahun terakhir setelah terdampak pandemi.
Dia mengakui kondisi ekonomi ke depan masih cukup menantang dengan beberapa isu seperti perang Rusia dan Ukraina yang berdampak pada perekonomian dunia dan Indonesia.
Terlebih, banyak negara kini dihadapkan pada risiko inflasi lebih tinggi sehingga berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Namun, sebagai bank milik pemerintah yang proaktif melakukan transformasi BNI tentunya tidak hanya sekadar riding the wave tetapi proaktif mencari ceruk pertumbuhan baru melalui Journey transformasi perusahaan.
Transformasi ke depan meliputi perbaikan end-to-end credit proses, crosss selling dan up selling nasabah Segmen Korporasi, peluncuran SMExporter HUB, pengelolaan Loan at Risk (LaR), solusi bisnis untuk klaster kelembagaan terpilih, dan lainnya.
"Journey transformasi perusahaan BNI ini telah dimulai sejak 2021, dan masih berlanjut hingga tahun ini. Kami harap upaya ini dapat semakin memperkuat kinerja pemulihan ekonomi,” ujar dia seperti dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (16/10/2022).
Kolaborasi
Okki memaparkan dengan transformasi yang telah berjalan sejauh ini, perseroan mampu mendorong peningkatan kinerja melalui salah satu program andalan BNI Xpora.
Melalui kolaborasi dengan asosiasi UMKM dan e-commmerce, BNI terus menciptakan lebih banyak program pembinaan dan pelatihan BNI yang mendorong pelaku UMKM lebih berdaya saing global.
Untuk mendorong penguatan ekspor pelaku UMKM, BNI juga menggandeng pihak sudah kompeten dengan ekspor-impor seperti Indonesia International Chamber of Commerce (ICC), Sarinah, hingga House of Indonesia di sejumlah negara.
“Perluasan pasar ini juga semakin lengkap dengan semakin banyaknya komunitas diaspora di banyak negara. Kami telah menciptakan sebuah ekosistem ekspor agar UMKM bisa Go Global. Ini juga sejalan dengan mandat yang diberikan Kementerian BUMN kepada BNI untuk menjadi bank global,” katanya.
Advertisement
Hadirkan Bank Digital
Di samping itu, BNI juga semakin mampu menunjukkan kinerja di segmen korporasi dengan menjadi salah satu preferensi highly reputable company di Indonesia. Hal ini membuat portofolio kredit segmen korporasi mampu tumbuh lebih kuat serta berkualitas.
“Tentunya BNI juga tak hanya mendorong kinerja pembiayaan, tetapi segmen korporasi ini membuka banyak peluang cross selling ke produk payroll, payroll loan, hingga kredit griya,” sebutnya.
Selain transformasi secara organik, BNI juga melakukan transformasi secara anorganik untuk melakukan transformasi pada aspek digital, hal ini dilakukan dengan mengakuisisi Bank Mayora yang efektif terlaksana pada Mei 2022.
Bank Mayora akan ditransformasi menjadi Bank Digital dengan fokus utama pada segmen UKM, segmen yang berbeda dengan bank digital yang telah ada saat ini.
"Kolaborasi antara group usaha Mayora sebagai salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good terbesar di Indonesia dengan BNI sebagai salah satu preferred bank di Indonesia akan menjadi salah satu keunggulan dari Bank Digital ini nantinya" pungkas Okki.
BNI Melalui Bank Digital Bakal Tawarkan Bunga Rendah
Diberitakan sebelumnya, Bank Negara Indonesia (BNI) akan mengubah Bank Mayora menjadi bank digital yang menyasar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Melalui bank digital ini, BNI akan menawarkan suku bunga kredit rendah.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menuturkan, bank digital itu akan memiliki biaya lebih murah sehingga diharapkan dapat memberikan bunga lebih rendah dan debitur lebih banyak.
"Sekarang sudah beroperasi, kami pilih orang, sistem, bukan orang yang ada juga, (agar-red) mindset berubah, platform lebih digital, operating cost jadi lebih murah, handling cost lebih murah, akan tentunya impacnya dengan kita punya jaringan ada, cost of fund ada, resources, bank digital akan lebih bagus mudah-mudahan, terobosan untuk bunga lebih rendah,” kata Royke saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XI, Selasa, 27 September 2022.
Ia menuturkan, ekspansi bank digital tersebut juga menjawab tantangan untuk mesin pertumbuhan masa depan BNI. Bank digital yang akan dibangun BNI menjadi bank digital pertama untuk UMKM.
“First bank digital UMKM pertama, sekarang bank digital consumer, kalau kita akan lebih ke UMKM, ini akan menjadi sumber pendapatan baru akan membuat bank lebih suistain ke depan, ke depan arah dalam jangka pendek korbankan margin untuk pertahankan kualitas kredit,” kata dia.
Investor Apresiasi Saham BBNI
Selain itu, Royke menyebutkan kinerja saham BBNI yang mendapatkan apresiasi investor. Hal ini seiring harga saham BBNI yang tumbuh di atas indeks LQ45.
"(Harga BBNI-red) sempat sentuh Rp 9.0000 pada 23 September 2022 di tengah volatilie pasar saham, BNI emiten tumbuh dengan harga tertinggi persentasenya bahkan jauh di indeks LQ45 yang tumbuh 10 persen, kapitalisasi pasar saham BNI lebih dari 33 persen yoy, market cap Rp 167 triliun,” kata dia.
Advertisement