Liputan6.com, Jakarta - PT Menthobi Karyatama Raya Tbk, perusahaan bergerak di bidang perkebunan dan pabrik kelapa sawit akan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Mengutip laman e-ipo, ditulis Minggu (16/10/2022), PT Menthobi Karyatama Raya Tbk akan menawarkan 2,5 miliar saham dengan nilai nominal Rp 10 per saham. Jumlah saham yang ditawarkan itu mewakili sebanyak-banyaknya 20,83 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Harga saham perdana yang ditawarkan sekitar Rp 100-Rp 150 per saham. Dengan demikian, dana hasil IPO yang akan diraup perseroan maksimal Rp 375 miliar.
Baca Juga
Perseroan juga menerbitkan waran seri I maksimal 2,5 miliar atau maksimal 26,32 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I yang menyertai penerbitan saham baru adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa atas nama yang bernilai nominal Rp per saham dengan jangka waktu tiga tahun sejak diterbitkan.
Advertisement
Adapun waran seri I dapat dilaksanakan selama masa berlakunya pelaksanaan mulai 12 Mei 2023-31 Oktober 2025.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar penjatahan penawaran umum yang dikeluarkan biro administrasi efek pada tanggal penjatahan. Setiap pemegang satu saham baru berhak memperoleh satu waran.
Perseroan juga akan alokasikan sebesar-besarnya 0,60 persen atau maksimal 15 juta saham dari saham yang ditawarkan pada saat IPO untuk program alokasi saham kepada karyawan (ESA). Adapun harga pelaksanaan ESA yang sama dengan harga penawaran.
Perseroan juga menyetujui program opsi kepemilikan saham kepada manajemen dan karyawan (management and employee stock option plan atau MESOP) dengan jumlah maksimal 10 persen atau setara 950 juta saham biasa.
Pemakaian Dana IPO
Rencananya pemakaian dana IPO tersebut sekitar 95,01 persen untuk penyertaan saham kepada PT Menthobi Hijau Lestari (MHL), PT Menthobi Agro Raya (MAR), PT Menthobi Transtitian Raya (MTR), dan PT Menthobi Makmur Lestari (MMAL), serta sekitar 4,99 persen untuk modal kerja.
“Dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan untuk modal kerja dan kebutuhan operasional perseroan,” tulis perseroan.
Hingga 2021, perseroan membukukan penjualan Rp 512,35 miliar. Penjualan tersebut naik 125,01 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 227,69 miliar. Laba tahun berjalan setelah efek penyesuaian laba merging entities sebesar Rp 47,87 miliar hingga 2021. Laba tersebut tumbuh 134,9 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,3 miliar.
Perseroan mencatat ekuitas Rp 185,58 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 248,22 miliar. Sementara itu, total liabilitas tercatat Rp 463,45 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 503,92 miliar. Aset perseroan tercatat Rp 649,03 miliar hingga 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 752,14 miliar.
Advertisement
Jadwal IPO
Sementara itu, untuk kebijakan dividen, perseroan akan membayar dividen tunai setiap tahun mulai 2023, maksimal 20 persen yang juga dikaitkan dengan keuntungan atau saldo laba positif dan kondisi keuangan perseroan. Selain itu, tingkat pertumbuhan perseroan juga menjadi pertimbangan dalam pembagian dividen.
Untuk melaksanakan IPO ini, perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT Danatama Makmur. Untuk jadwal IPO antara lain masa penawaran awal pada 17 Oktober 2022-24 Oktober 2022, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 Oktober 2022, dan masa penawaran umum perdana saham pada 28 Oktober 2022-2 November 2022.
Kemudian tanggal penjatahan pada 2 November 2022, tanggal distribusi saham secara elektronik pada 3 November 2022, tanggal pencatatan saham dan waran seri I di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 November 2022, periode perdagangan waran seri I pada 4 November 2022-29 Oktober 2025, dan pelaksanaan wran seri I pada 12 Mei 2023-31 Oktober 2025.
44 Emiten Baru Raup Dana Rp 21,8 Triliun Melalui IPO
Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat hingga 20 September 2022, ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI. Total dana yang dihimpun dari penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.
“Hingga 20 September 2022 telah ada 44 perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana yang berhasil dihimpun mencapai Rp 21,8 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (21/9/2022).
Saat ini BEI juga proses 29 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham di BEI hingga 19 September 2022. Nyoman menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat dalam pipeline pencatatan saham, beberapa di antaranya menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Untuk sektor sahamnya ada dari sektor energi, teknologi dan keuangan. Namun, Nyoman belum menyampaikan detil mengenai perusahaan tersebut hingga perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari OJK.
Seiring jumlah calon perusahaan tercatat dalam pipeline itu, ia berharap pencatatan saham pada 2022 dapat melebihi pencapaian 2021.
“Dengan mempertimbangkan jumlah perusahaan pada pipeline pencatatan saham, kami berharap jumlah pencatatan saham pada tahun ini dapat melampaui pencapaian pada tahun lalu,” kata dia.
Berdasarkan catatan BEI, berikut klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:
-4 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)
-7 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)
-18 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)
Rincian sektornya antara lain:
-1 perusahaan dari sektor basic materials
-4 perusahaan dari sektor consumer siklikal
-3 perusahaan dari sektor consumer non siklikal
-2 perusahaan dari sektor energi
-2 perusahaan dari sektor keuangan
-4 perusahaan dari sektor perawatan kesehatan
-2 perusahaan dari sektor industri
-1 perusahaan dari sektor infrastruktur
-1 perusahaan dari sektor properti dan real estate
-5 perusahaan dari sektor teknologi
-4 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik.
Advertisement