Liputan6.com, Jakarta - PT Indika Energy Tbk (INDY) telah membeli sebagian surat utang 5,875 persen yang jatuh tempo 2024 dengan jumlah pokok USD 29,01 juta atau sekitar Rp 447,02 miliar (asumsi kurs Rp 15.404 per dolar AS).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 14 Oktober 2022, ditulis Senin (16/10/2022), pembelian kembali surat utang Indika Energytersebut merepresentasikan 5,05 persen dari nilai pokok awal surat utang 2024.
Baca Juga
Setelah pelaksanaan pembelian kembali, jumlah terutang dari surat utang 2024 adalah USD 333,37 juta atau sekitar Rp 5,13 triliun yang mewakili sekitar 57,98 persen dari jumlah pokok awal surat utang 2024.
Advertisement
"Tidak terdapat dampak khusus atas penyampaian keterbukaan informasi ini, mengingat penyampaian keterbukaan informasi ini merupakan pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi berdasarkan POJK 31,” tulis perseroan.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 14 Oktober 2022, saham INDY melemah 0,94 persen ke posisi Rp 3.150 per saham.
Saham INDY dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 3.200 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.210 dan terendah Rp 3.140 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.645 kali dengan volume perdagangan 117.964 saham. Nilai transaksi Rp 37,4 miliar.
Mengintip Rencana Indika Energy Usai Akuisisi Tambang Bauksit
Sebelumnya, PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham di PT Perkasa Investama Mineral (PIM) pada Senin, 26 September 2022.
Transaksi merupakan salah satu langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor non-batu bara khususnya mineral bauksit. Dalam waktu dekat, Head of Investor Relations Indika Energy, Ricardo Silaen mengatakan unit usaha ini difokuskan untuk kegiatan produksi.
Ke depan, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk membangun smelter untuk garap potensi bauksit dari hulu hingga hilir.
“Karena ini masih baru, fokus prioritas utama untuk produksi. Arah jangka panjang kita akan bangun smelter. Nanti akan kembangkan riset.Arahnya mungkin lebih ke alumina ke depannya,” kata Ricardo dalam webinar Indonesia Investment Education, Sabtu, 1 Oktober 2022.
Advertisement
Biaya Akuisisi
PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya merogoh USD 5 juta atau setara Rp 74,89 miliar untuk akuisisi 100 persen saham PIM. PT Perkasa Investama Mineral ini memiliki kegiatan usaha untuk melakukan aktivitas konsultasi manajemen dan perdagangan besar logam dan bijih logam.
PIM memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi atau smelter. Adapun dalam penambangan bauksit, PIM telah bermitra dengan Petrosea dan tidak ada perubahan usai akuisisi.
"Kalau bauksit yang kita sudah akuisisi itu sudah kerjasama dengan Petrosea untuk melakukan mining contracting,” ujar Ricardo.
Pada Desember tahun lalu, PT Petrosea Tbk (PTRO) mengumumkan perolehan kontrak senilai USD 100 juta untuk proyek bauksit dengan jangka waktu 5 tahun. Diketahui, pihak-pihak yang melakukan kontrak dengan Petrosea adalah PT Mekko Metal Mining sebagai klien dan PT Perkasa Investama Mineral sebagai penanggung dari pihak klien.
Indika Energy Akuisisi Perusahaan Tambang Bauksit dan Smelter
PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Indika Mineral Investindo (IMI) telah menyelesaikan pengambilalihan 100 persen saham di PT Perkasa Investama Minteral (PIM) pada Senin, 26 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, ditulis Kamis (29/9/2022), PT Indika Energy Tbk melalui anak usahanya merogoh USD 5 juta atau setara Rp 74,89 miliar untuk akuisisi 100 persen saham PIM. PT Perkasa Investama Minteral ini memiliki kegiatan usaha untuk melakukan aktivitas konsultasi manajemen dan perdagangan besar logam dan bijih logam.
PIM memiliki dua anak perusahaan yaitu PT Mekko Metal Mining yang bergerak di bidang usaha pertambangan bijih bauksit dan PT Perkasa Alumina Indonesia yang bergerak di bidang usaha industri pembuatan logam dasar bukan besi atau smelter.
“Transaksi merupakan salah satu langkah perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke sektor non-batu bara khususnya mineral bauksit,” ujar dia.
Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Kamis, 29 September 2022, saham INDY menguat 1,68 persen ke posisi Rp 3.030 per saham. Saham INDY naik 40 poin ke posisi Rp 3.020 per saham. Saham INDY berada di level tertinggi Rp 3.050 dan terendah Rp 2.980 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.781 kali dengan volume perdagangan 120.508 saham. Nilai transaksi Rp 36,4 miliar.
Advertisement